Oke setelah dapat sudut pandang Mikha, sekarang giliran si dia akhirnya datang.
Siapa lagi kalau bukan Luna.
Oke ?
Sabar ya, jika dibagian sudut pandang Luna rada gimana gitu.
Erhmm... maksudnya kurang ada ‘emosi’nya aja.
Selamat membaca ;)
Salam,
Penulis
*Luna*
Bunyi dering handphone yang terdengar tidak asing ditelingaku sangat mengganggu sekali.
“Uh... Sial, gelap banget.” Aku mencoba menyesuaikan penglihatan didalam kegelapan.
Aku baru sadar kalau setelah tiba dirumah, ternyata aku langsung tertidur. “Uh, bodohnya.”
Lagi – lagi dering handphone ku kembali berdering dengan kencangnya.
Bisa tidak sedikit bersabar! Runtukku dalam hati mengutuk orang yang memanggilku tengah malam begini.
“Halo ?” Aku benar – benar kesal dengan orang yang sudah mengganggu istirahatku.
“Luna...” suaranya terdengar tidak asing ditelingaku.
Siapa ya ?
Kesadaranku baru terkumpul sebagian, jadi jangan salahkan aku jika aku tidak mengenalnya.
“Luna, tolong tante.” Bukannya menjawab pertanyaanku, sekarang terdengar minta tolong.
Bodohnya, jelaslah orang itu tidak tahu kalau aku menanyakannya.
Mungkin salah sambung, aku hendak mematikan teleponnya disaat sadar kalau orang itu tahu nomorku dan namaku juga.
“Maaf tan–”
“Aiko kabur lagi.”
Ya ampun!
Sekarang aku tahu siapa sekarang yang dengan enaknya mengganggu jam tidurku. Siapa lagi kalau bukan karena tingkah Aiko yang selalu penuh kejutan. Contohnya seperti ini. Masih banyak daftar yang akan dibuat Aiko untuk membuat mamanya bisa khawatir.
Apa tidak bisa berubah ya ?
“Maaf tante maksud tante Aiko kabur lagi apa ya ?” Sejenak aku bingung mendengar penjelasan mamanya Aiko.
Tidak heran jika Aiko dibilang kabur terus, tetapi bukankah selama ini orang suruhan papanya selalu berhasil mencarinya kemanapun ?
KAMU SEDANG MEMBACA
[Himmel's series] : _Touch me, huh ?_
General FictionDia bukan lupa ingatan tapi dia lupa akan segala hal tentang dirinya yang berkaitan dengan masa lalu. Apa yang terjadi pada dirinya hanya keluarganya yang tahu. Jadi jika tiba - tiba ada wanita yang menatapnya dengan kebencian, jangan salahkan dirin...