Setelah kemarin dapat sudut pandang dari Mikha dan Luna.
lama ya gak balik - balik. haha... soalnya peminat responnya dikit sih jadi ya gitu... ;(
Kira – kira sekarang sudut pandang siapa ya ?
Hayo ?
Pasti pada bilang Mikha ?
Haha...
Karena gak mungkin sudut pandang Luna lagi, tapi bisa juga sih kalau mau pake Luna lagi.
Siapa ya ?
Tapi tunggu!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Mohon kasih komentar, kritik, dan saran.
Saya butuh banget.
Soalnya kayaknya tidak ada tanda – tanda ketertarikkan dengan cerita ini ya ?
*Mikhael*
Sesampainya kami semua di villa yang kuyakini kalau tempat ini merupakan tempat pribadi yang sudah dimiliki oleh keluarga ini. Aku yang merupakan bagiannya pun terkadang masih sulit berpikir seberapa hebatnya keluarga kami.
Gio yang dengan mata setengah terpejam masih bisa melanjutkan tidurnya. Dia benar – benar tidur.
Aku tidak heran jika sifatnya seperti itu mengingat jadwalnya lebih padat dari jadwalku yang kurasa juga sama padatnya.
“Hai, Mikha.” Aku menatap seorang pemuda yang tidak asing dengan wajahnya. Dia menyapaku dengan senyum menawannya. Kami sama – sama baru keluar dari kamar masing – masing.
“Ya ?” dia tersenyum mendengar pertanyaanku, mungkin dia mengetahui kalau ingatanku dengan beberapa saudara sedikit lamban.
“Haha...” bukannya menjawab kebingunganku, yang terjadi orang itu tertawa. “Bagaimana kabarmu ?”
Dia melangkah mendekatiku dan langsung – dengan akrabnya – merangkul pundakku.
“Gio tidur ya ?” belum sempat aku menjawab pertanyaannya, dia kembali bertanya.
Aku hanya menganggukkan kepala. “Aku ingin sekali menolak ikut acara ini tetapi...”
Ucapannya terpotong oleh teriakkan Ela yang langsung memeluk pemuda disampingku dengan eratnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Himmel's series] : _Touch me, huh ?_
General FictionDia bukan lupa ingatan tapi dia lupa akan segala hal tentang dirinya yang berkaitan dengan masa lalu. Apa yang terjadi pada dirinya hanya keluarganya yang tahu. Jadi jika tiba - tiba ada wanita yang menatapnya dengan kebencian, jangan salahkan dirin...