Achievement - Zayn Malik

73 7 3
                                    

Based on a song called Beautiful Lies by Birdy. Enjoy reading! x


*

"Apa?! Besok kita harus ke Jakarta?!"

Suara Anindya menggema dalam rumahnya. Dirinya terkejut saat sang Ibu mengumumkan bahwa ia dan keluarganya harus ke Jakarta karena ada urusan keluarga.

Anindya merasa jengkel. Bagaimana tidak? Jika ia ke Jakarta, ia harus bolos bekerja. Dirinya juga kesal mengetahui fakta bahwa ia semestinya menonton konser One Direction, idolanya. Jika ia tahu bahwa ia akan ke Jakarta, Anindya pasti akan membeli tiket dari hari-hari sebelumnya.

Tapi nasi sudah menjadi bubur. Ia harus menerima gajinya dipotong dan tiket konser yang sudah sold out.

"Maafkan Ibu, Nin. Ibu benar-benar lupa untuk memberitahumu. Jadi sekarang kau siap-siap untuk besok, ya?"

Anindya menghela napas pasrah, "Yah, mau bagaimana lagi? Aku harus berkemas dengan cepat kalau begini caranya."

Memang belum rejeki, batin Anindya.

Tapi ia juga tidak terlalu kecewa mengingat Zayn--personil favoritnya--tidak akan tampil tanggal dua puluh lima nanti. Dengan alasan bahwa ia lebih mencintai kekasihnya.

Anindya hanya berharap kunjungannya ke Jakarta membawa hikmah.

*

Perjalanan delapan jam dari Jogjakarta menuju Jakarta dengan kereta membuat badan Anindya pegal. Belum lagi ia harus menggunakan taksi untuk menuju hotel. Ia ingin cepat-cepat istirahat. Badannya sudah sulit diajak kompromi.

"Sabar ya, Nin. Ayah sedang memanggil taksi dan sebentar lagi kau bisa istirahat," ucap Ibunya yang hanya dibalas dengan anggukan dari Anindya.

Dirinya mendesah lega saat melihat taksi yang menghampirinya. Ayahnya sudah terlebih dahulu masuk kedalam taksi.

Perjalanan menuju hotel tak terlalu lama mengingat hari yang sudah malam membuat jalanan Jakarta tidak terlalu ramai.

Ia dan keluarganya akan menginap di hotel Fairmont. Ia sempat melewati Gelora Bung Karno, tempat konser One Direction diadakan. Anindya benar-benar berharap dirinya dapat menghadiri konser tersebut. Setelah lima tahun menunggu tetapi ketika mereka datang, Anindya belum memiliki kesempatan untuk memenuhi impiannya. Ia merasa kecewa.

"Anindya? Mengapa diam saja? Cepat kemarikan kopermu!" Ujar sang Ayah membuyarkan lamunan Anindya.

Anindya hanya mengangguk lalu memberikan kopernya untuk dibawa ke kamar inapnya. Tentu saja ia akan tidur sendiri sementara Ibu dan Ayahnya dikamar sebelah.

Anindya menghempaskan tubuhnya keatas ranjang. Dari kamarnya, ia bisa melihat stadion Gelora Bung Karno. Anindya sudah berencana untuk mengunjungi stadion tersebut saat konser diadakan. Ia hanya ingin melihat antusias para penggemar yang ingin menonton One Direction.

Tapi kini yang bisa Anindya pikirkan hanya tidur.

*

"Nin, bangun! Ini udah pagi, memangnya kau tak mau sarapan?" Panggil Ibunya dari luar kamar seraya mengetuk pintu.

Anindya mengerjapkan matanya. Ia menghela napas saat mendengar panggilan Ibunya. Dirinya masih mengantuk, tapi akhirnya ia beranjak dari tempat tidur.

Ia membuka pintu, "Tunggu ya, Bu. Aku mau siap-siap dulu."

Setelah berkutat di kamar mandi selama lima menit, ia kembali menghampiri Ibunya di depan kamar. Mereka berdua turun menuju restoran yang ada di hotel.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 11, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DelusionalWhere stories live. Discover now