01

21.5K 1.2K 57
                                    

In your arms, in this long darkness, I have fallen deeply.

Cause I've been waiting for you and you've been waiting for me.

PART 1.

  "Tepat pukul delapan pagi pesawat pribadi dari Osaka telah mendarat di bandara Incheon. Putra bungsu dari keluarga konglomerat Kim yang selama ini menetap di Tokyo telah memutuskan untuk kembali ke negeri kelahirannya setelah bertahun-tahun tinggal di negeri saku—"

KLIK.

Pria cantik itu menghela nafas pelan setelah ia mematikan aplikasi radio yang terdapat di dalam ponsel canggihnya. Ia melepaskan headset yang menempel di telinga kanannya dan mengalihkan pandangannya ke jendela mobil.

Seoul berubah banyak—untuk 10 tahun silam setelah kepergiannya—.

Sepasang mata bulat itu mengerjap ketika ia tanpa sengaja melihat kedai yang menjual gulali warna-warni. Namun dengan cepat pula ia menguasai dirinya.

Ck, ia sudah dewasa sekarang. Tidak pantas lagi untuk memegang gula-gula kapas itu.

  "Kita sudah sampai, Tuan Muda"

Suara celetukan sang supir membangunkan pria cantik itu—Kim Jaejoong—dari lamunannya. Ia melirik jendela dan memperhatikan para reporter dan wartawan yang sudah berkerumun di belakang pita pembatas yang sudah diamankan oleh beberapa pengawal dari keluarganya.

Kemudian pintu Lamborghini Murchielago itu terbuka dari luar oleh sang supir.

Jaejoong segera beranjak keluar dari dalam mobil mewah tersebut dan segera dihujani oleh kilatan blitz dari kamera-kamera yang ada. Pria cantik itu memakai kacamata hitamnya dan berjalan memasuki lobi gedung raksasa itu diiringi oleh dua pengawalnya. Tidak mengacuhkan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh reporter di sepanjang langkah kakinya.

Suasana mendadak hening ketika Jaejoong berhasil melewati pintu putar yang terbuat dari kaca tebal itu. Ia membuka kacamatanya dan memandang beberapa orang penting di negeri ini tampak sedang berdiskusi di sofa yang terdapat di ujung lobi gedung. Beberapa pria berjas mahal dan wanita dengan pakaian formalnya beriringan memasuki lift dengan tab di tangan mereka.

Lalu Jaejoong melirik lima wanita cantik yang berdiri di balik meja resepsionis.

  "Selamat datang, Tuan Muda Kim, mari ikuti saya" Ujar salah seorang dari wanita-wanita cantik tersebut.

Jaejoong segera melangkahkan kakinya mengikuti wanita dengan rok pendek tersebut.

  "Silahkan masuk, Tuan Muda Kim" Ujar wanita tersebut setelah mereka sampai di depan sebuah pintu yang terbuat dari kaca berwarna hitam dengan kenop platinum yang indah.

CKLEK.

Pintu tersebut terbuka oleh seorang pengawal yang berdiri di samping Jaejoong. Pria cantik itu segera melesat masuk ke dalam ruangan minimalis tersebut. Ia menaikkan alisnya, menatap dua lemari buku yang didesain sedemikian rupa hingga buku-buku tersebut tampak berjejer miring dalam setiap celah.

Hitam dan putih.

Eoh, buku-buku tersebut sepertinya hanya penghias ruangan saja.

  "Perfeksionis sekali" Gumam pria cantik itu pelan.

  "Oh, itu dia putraku"

Pria cantik itu menolehkan wajahnya ketika ia mendengar suara ayahnya. Sepasang mata bulat yang besar itu menatap intens sosok seorang pria tampan yang berdiri di samping Hangeng Kim—ayah dari Jaejoong—.

VERTIGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang