Bab 2. Foto misterius

85 8 5
                                    


Fathan duduk di kelas sambil menatap lembaran foto Alina Saputri yang entah mengapa bisa nampak dalam fotonya. Padahal sudah jelas bahwa pada saat pengambilan gambar itu tak nampak sosok Alina dalam lensa kamera milik Fathan. Sesuatu yang membuat benak Fathan bertanya tanya apa Alina nyata ataukah hanya ilusi?

Kedua manik mata Fathan mengamati siluet foto Alina yang tengah menatap langit mendung dengan tatapan menerawang yang menyiratkan kekosongan. Foto itu seakan hidup dan bernyawa.

Fathan bahkan sengaja mencetak foto itu lebih banyak bukan hanya untuk keperluan panitia pameran namun juga untuk dirinya sendiri. Kadang Fathan sering memandangi foto foto itu di kala dirinya sedang memiliki waktu senggang. Bahkan akhir akhir ini Fathan sering memandangi foto itu sebelum dirinya terlelap.

Tepat sebulan setelah kejadian misterius itu. Fathan masih belum bisa fokus pada kehidupannya. Bisa di bilang hidup Fathan berubah sejak hari dimana dirinya bertemu Alina Saputri.

Fathan ingat betul terakhir kali dia ke Bogor untuk memastikan keberadaan Alina Saputri yang misterius. Namun rupanya kenyataan mencengangkan justru menghantam ulu hati Fathan.Rumah Alina hanya tinggal puing bekas terbakar. Bahkan konon rumah itu sudah musnah terbakar sejak beberapa tahun lalu. Rumah itu terbakar habis dan menewaskan seorang gadis.

Alina Saputri..

Fathan tentu saja mencari informasi lebih detail tentang kebakaran yang kabarnya menewaskan Alina. Dan banyak rumor yang simpang siur. Beberapa orang bahkan tanpa ragu mengatakan bahwa hantu Alina yang gentayangan kerap kali muncul dari balik puing-puing rumah itu. Kadang malah terdengar suara dentingan piano yang membuat suasana malam menjadi semakin mencekam.

Kabarnya jika hari telah petang, tak ada siapapun yang berani melintas depan puing bangunan bekas rumah tua itu.

"Alina Saputri, Aku ingin melihatmu lagi." harap Fathan seraya membenamkan wajahnya mengecup foto Alina yang sejak tadi ia genggam.

Pertanyaan ambigu seakan mengelitik relung hati Fathan. Benarkah dia telah jatuh cinta? Jatuh cinta pada sosok yang bahkan tidak nyata? Jatuh cinta pada kekosongan? Hantu yang misterius? Itu mustahil.

Batin Fathan mulai dikuasai rasa gundah. Apa dia sudah gila? Tapi entah mengapa Fathan tak bisa memungkiri bahwa dirinya ingin melihat sosok gadis itu lagi. Gadis bergaun putih selutut dengan rambut panjang tergerai. Wajah pucat dan tanpa ekspresi.

Dingin namun indah..

Fathan ingin melihat Alina lagi setidaknya sebelum ia berangkat ke Jepang. Tiga hari lagi dia akan terbang ke Negeri bunga sakura itu Berkat foto yang ia pamerkan di lomba fotografi bulan lalu membuat Fathan memenangkan beasiswa belajar fotografi. Foto hasil jepretan Fathan dianggap sesuai dengan tema yang di tentukan oleh panitia yaitu 'Keheningan' dan gambar gadis dalam foto itu bahkan sempat membuat banyak orang takjub.

"Fathan!" Seseorang menepuk pundak Fathan membuat pemuda tersentak dan segera menoleh kearah temannya yang paling karib.

Yandi terkekeh kecil dan duduk tepat di samping Fathan. "Sebentar lagi akan berangkat. Mengapa murung? Masih memikirkan gadis misterius itu?"

Fathan memang sudah menceritakan semua yang ia alami pada sahabatnya itu. Tak ada yang terlewatkan dan tentu saja cerita Fathan tak lebih dari cerita horor bagi Yandi. Bahkan Yandi dengan candaan khas nya mengatakan bahwa Fathan harus segera di bawa ke Paranormal agar arwah Alina tak menghantui pikiran Fathan.

Fathan mengangguk dengan lemah. "Aku ingin melihatnya lagi. Apa menurutmu aku sudah gila karena merindukan hantu?" Fathan terlihat seperti orang yang frustasi.

SILENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang