Sejeong tidak bisa tidur semalaman. Ia hanya memikirkan semua perkataan kakaknya, Kim Sekwang. Ia tidak bisa mempercayai perkataan kakaknya yang terkesan seperti candaan buatnya. Bahkan kakaknya tidak menjelaskan dengan baik tentang Park Jinyoung yang katanya psychopath.
Dengan bermalas-malasan, Sejeong memakan sepotong roti untuk sarapan paginya yang di temani oleh kakaknya yang baru saja selesai bersiap-siap untuk berangkat kerja.
"Tumben bangunmu cepat." ucap Sekwang.
"Aku tidak bisa tidur." Sekwang yang mendengarnya pun seakan tahu mengapa Sejeong tidak bisa tidur. Ia hanya meminum kopinya dan memperhatikan Sejeong yang memasang ekspresi datarnya.
"Aku tahu kau bercanda kan? Kau membuat April fools kan, oppa?"
"Terserah apa katamu, Sejeong-ah. Tapi oppa mau kau percaya. Atau lebih baik, kau saja yang buktikan sendiri perkataan oppa. Dan satu lagi, ini September, Sejeong, bukan April." ucap kakak Sejeong yang sepertinya ingin menyerah untuk meyakinkan adiknya.
"Buktinya, setelah aku cerna omonganmu baik-baik. Oppa tidak memberiku informasi yang cukup jelas."
"Ya, itu karena kau tidak mau percaya pada oppa. Selain itu, ini benar-benar rahasia, Sejeong-ah." kalimat itu membuat Sejeong tidak bisa berkata lagi. Yang di ucapkan kakaknya memang benar. Tapi apapun itu, Sejeong masih tidak percaya.
ㅡ
Jam pelajaran pertama berjalan dengan lancar. Selama guru menjelaskan tadi, Sejeong terus memikirkan percakapannya dengan Sekwang tentang Park Jinyoung. Memang Sejeong setiap harinya akan memikirkan Jinyoung, tapi kali ini Sejeong merasakan hal yang berbeda. Sejeong juga amat sangat penasaran dan ia terus menerus memikirkan cara agar ia bisa membuktikan perkataan kakaknya itu karena bulan depan ia akan libur panjang dan akan banyak tugas-tugas yang di berikan oleh guru-guru seenaknya.
Seperti biasa, selama istirahat, Sejeong akan menghabiskan waktu bersama teman-temannya di kantin. Namun kali ini, ia tidak langsung ke kantin, guru biologinya, menyuruh Sejeong untuk membagikan hasil ujian kepada teman kelasnya karena gurunya akan masuk terlambat. Sejeong mengambil setumpuk kertas hasil ujian di tangannya dan menuju ke kelasnya.
Saat ia masuk ke kelasnya, bahkan sebelum ia masuk pun, ia sudah tahu siapa yang berada di dalam kelas saat istirahat. Seorang pria yang amat betah duduk berlama-lama di bangkunya yang berada paling ujung, terkadang membaca buku, atau menatap jendela di sampingnya.
"Park Jinyoung," pria yang melamun memandangi isi luar jendela itu melihat Sejeong yang berada di depan bangkunya. Dengan senyum manisnya, ia menyerahkan hasil ujian itu pada Jinyoung.
"A+, chukkae." Jinyoung mengambil kertas ujiannya lalu menatap mata Sejeong dengan dingin. Tidak membalas senyuman Sejeong yang bisa membuat lelaki lain jatuh hati karena melihatnya.
Segera setelah itu, Sejeong berhenti tersenyum dan menaruh kertas ujian lainnya di atas bangkunya. Ia berpikir untuk memberikan temannya yang lain saat mereka semua berkumpul di kelas nanti, lalu Sejeong keluar dari kelas dan terburu-buru ke kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
believe me ; junior got7
Fanfictionshe only knew about mysterious jinyoung, but it was getting more mysterious.