The Ring

57 8 6
                                    

Author: Sam_Quarteryu

Di malam yang sunyi itu, terlihat kedua saudari itu sedang duduk dengan santainya di depan sebuah TV. Deanna yang sibuk mengganti channel TV sembari mengunyah coklat. Sedangkan, Samantha. Sang adik. Hanya duduk diam saja menatap layar Televisi yang tak henti-hentinya berganti Channel itu.

Akhirnya Samantha pun menghela nafas. "Deanna, mau sampai kapan kau akan mengganti Channel Tv?"

Deanna menatap adiknya yang duduk di sampingnya itu.

"Sampai aku menemukan acara Tv yang enak."

"Kau sudah beberapa kali memutari Channelnya!"ucap Samantha.

Akhirnya Samantha mengambil Remot TV dari tangan kakaknya itu. Deanna hanya mendengus kesal dan memukul lengan Samantha. Samantha tak menggubrisnya dan mengganti Channelnya.

Deanna menggeram dengan kesal. "Samantha, seriusan kita nonton dunia binatang kaya gini?"

"Terus apa? Kamu kan enggak dapet Channel yang enak, ya udah ini Channel yang menurut aku enak kok."

Deanna pun melipat tangannya di depan dadanya. Ia sesekali melirik ke arah adiknya itu dengan kesal. Akhirnya Deanna merebut Remote Tvnya.

"Kemarikan, aku kakakmu disini aku yang menguasai TV!"ucap Deanna sambil merebut Remote tv itu dari tangan Samantha.

Samantha hanya terdiam dan merebut kembali.

"Ya... tapi kau masih kayak anak kecil jadi enggak cocok jadi kakak."

"Kemarikan Remote nya!"

Dan akhirnya mereka pun saling berusaha merebut remote televisi. Dan akhirnya Samantha berhasil merebut remote televisinya. Ia mematikan Tvnya dan mengeluarkan semua batrai pada Remote Tv, melemparnya ke belakang. Deanna hanya mendengus dengan kesal atas kelakuan adiknya itu.

"Dasar!, Tiang listrik!" umpat Deanna.

"Pendek!"

Mereka pun terdiam satu sama lain. Akhirnya Samantha pun mengeluarkan Mp3 nya dan mendengarkan musik lewat Earphonenya itu, ia tak ingin mendengar kakaknya mengoceh.

"Hey Samantha?"panggil Deanna.

"Hn?"

"Apa kau siap untuk besok?"tanya Deanna.

Samantha menatap kakaknya itu dan menghela nafas. Ia memainkan Mp3 di tangannya itu.

"Yah... siap tidak siap. Jika aku tidak siap pun aku harus siap bukan?"jawab Samantha.

Deanna hanya mengangguk saja. dia pun meyakinkan dirinya agar ia siap esok hari nanti untuk mengambil tugas kedua orang tuanya.

***

Sinar matahari menelusup masuk lewat celah di tiral jendela kamar Deanna. Di atas tempat tidurnya, ia masih tertidur dengan pulas. Sesekali tubuhnya menggeliat. Jam weker di sampingnya akhirnya berbunyi. Tanpa membuka matanya, tangan Deanna meraba-raba mencoba mencari jam wekernya. Setelah menemukannya, dengan kasar Deanna menjatuhkan Jam wekernya. Akhirnya kamarnya kembali sunyi.

Di samping kamarnya adalah Kamar milik Samantha. Kamarnya mungkin tak terlalu sapih karna banyak buku yang saling bertumpukan dan berdebu. Meski ia sudah mencoba merapihkan kamarnya itu, entah mengapa kamarnya akan kembali seperti semula lagi.

Berbeda dengan kakaknya, Samantha sudah bangun sejak pagi. Bahkan ketika seluruh anggota keluarganya belum bangun. Jika kalian bertanya-tanya apa yang ia lakukan jika bangun pagi-pagi? Ia hanya akan menumpuk buku di kasurnya dan membacanya satu persatu, dan ia akan kembali merapihkannya.

The ArtefactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang