Hope Diamond

33 7 1
                                    



Author: Tywi_Downey

-

-

-

-

-

################Hope Diamond################

Ayah telah memberi perintah, dan sebagai anak yang baik haruslah menuruti setiap perkataan orang tua. Selesai sarapan Samantha dan Deanna langsung berangkat, namun sebelumnya mereka menuju pom bensin.

"Jadi cara membuka segel peta kedua dengan menghapus peta pertama?" Tanya Deanna sambil menatap peta jiplakan Samantha.

"Begitulah," Samantha melempar sebuah penghapus yang langsung ditangkap Deanna.

"Hmm... aku jadi penasaran," Dengan hati-hati Deanna menggores kertas dengan penghapus. Ajaibnya— Seperti kupon yang digosok dengan koin.Garis lain terlihat melintang disetiap Deanna menghapus jejak pensil di kertas.

"Wooaahh!! Sepertinya berhasil Sam," Teriak Deanna dengan gembira.

"Kau tidak perlu berlebihan Dee, bukannya kita sudah tau itu akan terjadi," Komen Samantha yang melihat reaksi kakaknya yang aneh.

"Oh, maafkan aku Sammy. Ini bukannya reaksi berlebihan, kaunya saja yang tak bisa mengeluarkan expresi,"

"Heeh— kau kira aku robot?"

"Hehe... kadang-kadang," Deanna kembali menghapus jejak pensil di kertas. Dan setelah semuanya terhapus. Peta baru-pun terlihat.

"Apa kau tau ini di mana?" Tanya Deanna yang membolak-balikkan kertas.

"Coba aku lihat," Samantha mengambil peta tersebut. Dengan cepat matanya memproses garis pada peta seperti jalan raya yang besar.

"Aku rasa... Petanya menuju ke Museum Madame Tussauds,"

"A-apa kau serius? Madame Tussauds? Museum patung lilin?" Deanna menghela nafas tidak percaya.

"Ya... begitulah, memang ada apa Dee? Masih takut dengan manekin?" Tanya Samantha dengan niat menggoda kakaknya.

"A-apa? Aku? Tidak. Tentu tidak takut lagi... ya... setidaknya,"

"Tidak usah malu-malu Dee... jujur juga tidak apa-apa kok,"

"Huuh— sudahlah... Jadi kita akan mencuri benda museum lagi?" Tanya Deanna yang mengalihkan pembicaraan.

"Sepertinya kebanyakan artefak terkutuk yang kita cari sudah dilindungi Negara... Entahlah," Samantha mengangkat kedua bahunya dengan expresi bertanya.

"Hmm— baiklah, ayo kita pergi sekarang..." Deanna mulai menyetir, menjalankan mobil van-nya yang telah termakan usia.

Kali ini keberadaan artefak yang mereka cari agak jauh. Mungkin memakan waktu cukup lama, sekitar satu hari semalam atau dua hari. Mereka tidak tau. Tapi intinya semua yang mereka lakukan telah menjadi tanggung jawab mereka. Perintah yang harus dilakukan. Bukan karena paksaan orangtua. Mereka melakukannya karena mereka suka tantangan. Dan tentunya suka dengan sejarah. Walau kadang Deanna sedikit mengeluh karena harus berpergian jauh. Ia tidak begitu sering keluar karena malas. Sedangkan Samantha hanya menikmati semua yang ia lakukan. Duduk di kursi sebelah dengan leptop yang menyala di pangkuannya. Membaca puluhan ribu artikel? Samantha memang suka membaca. Dan kadang Deanna suka sekali memanggilnya kutu buku.

The ArtefactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang