Chapt. 5

71 12 3
                                    

~Zidane POV~

Gua berjalan meninggalkan Rara sendirian bersama Gina. Ada sesuatu yang mengganjal dibenak gua, seperti ada yang Rara ingin sampaikan kepada gua. Gua baru saja sampai dikelas, tapi hari ini kelas X-3 freeclass. Bel telah berlalu sekitar 20 menit yang lalu. Gua masih memikirkan apa yang ingin Rara sampaikan kepada gua, sampai pada akhirnya gua gak tahan dengan rasa kepo gua yang merajalela ini. Gua mengambil kertas dan menulis suatu kalimat disitu, selanjutnya gua berjalan menemui Bagas ~Sang ketua kelas~.

Gua menepuk pundak Bagas dan menyodorkan kertas tersebut. Bagas mengambil dan membaca bacaan yang tertera di kertas tersebut 'Gua izin keluar dulu ya'.

"Ooh.. iya iya. Tapi jangan lama-lama ya." sahutnya

Gua mengangguk dan langsung melesat keluar. Sesampainya gua di kantin, tidak ada siapapun disana hanya ada ibu-ibu kantin yang sedang ngerumpi. Gua menghampiri meja yang tadi kami duduki, ada suatu kotak yang dibungkus rapi seperti kado ulang tahun. Gua semakin mendekat ke arah kotak tersebut dan mendapati salah satu sisi kertas kado yang membungkus rapi kotak itu basah, gua membolak-balikan kotak tersebut dan sontak mata gua langsung terbelalak melihat nama yang dicantumkan untuk si penerima 'To : Zidane'. Pikiran gua langsung kembali kepada kotak yang dibawa Rara saat menemui gua tadi, tapi gua lupa apa warna kotak yang dibawa Rara. Akhirnya gua mencoba membawa kotak tersebut.

                     *****
Bel istirahat berbunyi. Tadinya gua ingin mencoba pergi ke kelas Rara untuk menanyakan apa yang tadi ingin dia sampaikan, tapi gua mengurungkan niat gua karena gua takut kalo sampe fans-fans Rara ngeliat gua nemuin dia. #bisa abis gua dikeroyok mereka
Akhirnya gua memutuskan untuk mencoba menemuinya di kantin.

"Heh,, jangan ngelamun ntar kesambet." ujar Gina memecahkan lamunan gua

"Mau ke kantin gak?" lanjutnya

Gua langsung menarik tangan Gina sekuat kuatnya menuju kantin.

"Eh,, eh,, ngapain lu tarik-tarik gua?! Lepasin wooy!!!" teriaknya

Gua gak menghiraukan dia, bagi gua sekarang kami harus sampe kantin secepatnya. Kami berhenti di pintu masuk kantin.

"Ngapain kita berhenti disini?" tanya Gina

Gua gak nanggepin dia, gua malah asik celingak celinguk nyari Rara.

"Woooy,,, udah 5 menit kita disini. Lu mau ngapain?! Kita tu ngehalangin orang yang mau masuk dan keluar tau!!!" ucap Gina tepat di telinga gua dengan suara yang ngelebihin toak masjid

Gua menggosok-gosokan telinga gua dan dan meliriknya sebentar, selanjutnya padangan gua kembali seperti sebelumya, mencari Rara.

Gina pergi meninggalkan gua , mungkin karena dia udah mulai kesel sama gua. Tapi gua tetep berada di posisi gua sebelumnya.

Kantin udah mulai sepi, tapi batang hidung Rara belum terlihat juga. Setelah 10 menit kemudian, gua baru ngeliat Rara bersama Nisa berjalan. Gua menghampirinya.

"A" (Ra)

Dia menengok ke gua seraya menghetikan langkahnya.

"Apaan?" tanyanya

"Ea,, ua ua au aa, ai u au oo aa e ua?" (Enggak,, gua cuman mau nanya, tadi lu mau ngomong apa ke gua?)

Dia menengok ke arah meja yang kita tempati tadi pagi. Gua melihat sangat jelas kalo matanya sembab dan agak sedikit bengkak, kayak abis nangis.

"Enggak.. gak jadi." jawabnya singkat

Gua mengangguk tidak puas dan segera balik ke kelas.

                        *****
~Rara POV~

Your FlawsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang