Chapt. 6

70 7 0
                                    

~Author POV~

H-1 lomba!

Walaupun ini hari sabtu dan semua siswa/i di liburkan, tapi anak-anak Marching Band enggak. Mereka latihan segiat mungkin tanpa ada pelatihnya, dan di lomba ini Rara lah yang menjadi mayoret sekaligus ketua!! Ya walaupun Rara udah biasa jadi kayak gitu, tapi lomba ini termasuk lomba besar, ya besar. Bagaimana tidak, seluruh sekolah di Jakarta diwajibkan mengikuti lomba ini.

Matahari mulai kembali keperaduannya, Rara memutuskan untuk mengakhiri latihan tersebut, bukan latihan sih lebih tepatnya gladi resik.

"Sampe sini dulu latihannya, pokoknya besok kalian harus siapin fisik+mental. Besok jangan ada yang sakit, pas lagi tampil semuanya harus fokus. Ok?" ujar Rara

"Ok Raa." jawab mereka serempak

"Jam berapa Ra kita ngumpul?" tanya Tina

"Oiya gua lupa.. besok kita ngumpul disini jam 6 pagi. Kita berangkat bareng, naik mobil sekolah." lanjut Rara

Tidak ada jawaban dari mereka, mereka malah langsung pulang. Rara sendirian di lapangan basket, membersihkan peralatan yang tadi digunakan.

Tiba-tiba Rara merasakan ada suatu tangan yang menepuk pundaknya. Dia memejamkan mata, berharap bukan makhluk gaib yang melakukannya.

"Heh." sahut seseorang sambil menarik Rara menghadapnya

Sontak Rara kaget melihat Dimas yang udah berada di belakangnya.

"Mau pulang bareng gak?" lanjut Dimas

"Loh Kakak kok disini? Bukannya basket hari ini gak latihan ya??" tanya Rara bingung

"Tadi gua tau dari Vera katanya anak Marching Band kelas X latihan yaudah gua kesini, mau pulang bareng gak nih?"

"Eh.. enggak Kak makasih. Gua mau naik taksi aja."

"Yaelah lu mah gitu, kalo gua ajak pulang bareng gak pernah mau. Walaupun gua tau kalo lu masih marah gara-gara insiden waktu gua nonjok Zidane, tapi jangan lama-lama dong marahnya." lanjut Dimas

"Enggak kok Kak gua gak marah sama Kakak." kata Rara mengelak

"Yaudah kalo gitu mau ya gua anter pulang?" ujar Dimas disusul dengan tarikannya yang menarik tangan Rara dengan paksa tapi lembut

"Tapi Kak gua mau naroh peralatannya dulu."

"Aah.. udah gak usah, ntar juga diberesin sama Pak Nanang." ~Tukang sapu sekolah~

Rara pasrah tangannya ditarik paksa oleh Dimas. Yap.. mereka akhirnya sampe di parkiran.

"Nih pake." ucap Dimas seraya memberikan helmnya

"Lah Kakak gak pake?"

"Enggak, gua gakpapa gak pake. Kan kalo seumpama kita ada kecelakaan biar kepala gua aja yang bocor, lu jangan." kata Dimas datar

Rara terdiam sejenak, merasakan ketulusan cinta dari Dimas untuknya.

Mereka akhirnya meninggalkan sekolah, membelah jalanan kota jakarta.

*****

"Ra... besok lu mau lomba ya?" tanya Dimas di tengah perjalanan yang super duper macet

"Iya Kak." jawab Rara agak teriak agar dapat mengalahkan suara kendaraan yang sangat bising itu

"Semangat yaa!!! Besok gua bakal dateng kok."

Rara hanya tersenyum lebar.

"Akhirnya sampe rumah juga" batin Rara

Your FlawsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang