Prologue

48 3 3
                                    

ALEXANDER POV

"Oi Em! Lo jangan bengong begitu dong! Ntar lu kesambet gimana?". Seru ku kepada gadis manis yang baru saja kepergok melamun sembari menatap lapangan. 

"Alex! You giving me a heart attack."

Sahut cewek manis berambut coklat tua. Yep, kalian tidak salah mendengar kok, harus ku akui dia memang manis sekali. Dengan wajah yg kecil, matanya yg bulat, hidung kecil nan mancung, serta bibirnya yg selalu tersenyum hingga muncul lesung pipi di pipi kiri nya. "Hehehe.. Beib, kantin yok. Cacing-cacing di perut gue udah protes kudu minta makan" ujar cowok tinggi itu sambil menyengir tengil. "Maigat! Alexander Angelo! Lo baru aja makan nasi bakar gue kampret! Dan lu masih laper?!" Semprot Emma dengan ganas. "Maklum lah anak gue yak minta" Sahut Alex santai.

Lalu dia menarik tangan Emma dengan lembut berjalan ke kantin. "So, sekarang lu mau makan apa Gelo?" Tanya Emma dengan cuek, sambil melahap siomay Bang Najis di seberang gerbang sekolah nya. "Gue kepengen makan yang pedes-pedes gitu nih" Ucap Angelo dengan santai.

"Tuh ada yg pedes-pedes"

Sahut Emma sambil menunjuk segerombol cabe-cabean yang sedang berjalan ke arah mereka sambil tersenyum manis yang menurut Angelo dan Emma sangat menjijikan. Apa lagi ketua geng cabe itu! Si Desca. Dengan dandanan over , bibir di beri lipstick berwarna merah darah ( dia seperti penyihir yang habis makan bayi orok ) dan blus on yang ketebelan lalu bulu mata palsu nya yang sangat panjang belum lagi seragam nya yg di permak sana-sini yang membuat lekuk tubuh nya tercetak jelas.

Lalu Desca menatap Angelo sambil mengedip-ngedipkan bulu mata yg panjang itu dan tersenyum manis. Bukan rahasia umum lagi kalau Desca tuh suka sama Angelo.

Sontak membuat Angelo langsung membuang muka lalu menghadap ke Emma sambil membelak kan mata nya lalu bergidik ngeri. "Anjir Emma! Gila aja lo gua makan gituan, ngeliat nya aja uda bikin bulu kuduk gua rontok. Udah hayo cabut kita pergi ke Warung Tempur "

Angelo langsung menarik ku menjauhi kantin lalu bergegas keluar sekolah. Lalu sempat Emma lihat Desca dan kacung-kacung nya mendecak kesal karna tidak bisa berdekatan dengan Angelo.

Letak Warung Tempur sangat dekat dan strategis untuk anak-anak bandel yang kepengen bolos tanpa ketauan di karna kan tempat ini mempunyai akses rahasia . Well, sehingga tempat ini kami jadikan markas kami.

"Woi Gelo Emma! Lama tak berjumpa!"

Teriak cowok berambut coklat muda. Rambut nya tentu tidak asli coklat muda tapi hitam, rambut nya berubah karna terpanggang sinar matahari terus-terusan yang menandakan bocah ini lebih sering di luar. Belum lagi kulit putih nya yg sudah menggelap namun di bagian dada nya masih putih. Dia kalo pake baju tuh 2 kancing atas di buka, jadi wajar lah kelihatan.

"Oi Lucas! Gile, makin lama makin hitam aja lo" balas Emma sambil mengibas-ngibas tangan nya tanda untuk cowok itu bergeser supaya ia bisa duduk. "Bang! Nasi goreng Siap Tempur nya 2!! Yang 1 ga pake cabe ya!" Teriak Angelo sambil duduk bersebrangan dengan Lucas. "Buat gue broh? Pengertian juga ya lu, tau aja temen lu mau nambah lagi hehehe" Jawab Lucas sambil cengengesan.

"Kata siapa buat lo Luc? Ini buat Emma. Tadi gue sempet makan nasi bakar dia, jadi dia kagak makan." Sahut Angelo. "Nih Em buat lo, masa bebeb gue kagak makan. Entar cacing-cacing di perut lo meronta-ronta minta di kasih makan." Kata Angelo sambil menyodorkan nasi goreng tersebut. Tanpa basa-basi apa pun, Emma langsung menerima nasi goreng Siap Tempur lalu melahap nya dengan ganas, seakan-akan kalau dia berenti makan , makanan nya bakalan lenyap.

" Banghttt! Eish teh maaammniismm nyamm atu!" Teriak Emma yang ngomong dengan mulut yah masih penuh dengan nasi goreng.

"Eh anjir! EMMA!!! Lo kalo lagi makan jangan ngomong, itu nasi muncrat masuk ke es teh guee!!!" Teriak Lucas histeris. "Yaelah, gapapa kali. Biar es teh lo ada kabohidrat nya." Sahut Emma setelah meminum es teh manis pesanan nya dengan santai.

Emma hanya melihat Lucas mendecak kesal. Lalu Emma terkekeh melihat aksi teman nya itu. "Woi Em, entar lo temenin gue ke sekolah ya. Tas gue tadi ketinggalan di lapangan." Pinta Angelo. "Ga ah, ogah. Ada-ada aja sih lo, tas pake acara di tinggal!" Gerutu Emma. "Wei mak! Handphone lo kan di tas gue. Lo kagak mau hape lo? Gua jual juga tuh hape." Balas Angelo. "Eh iya, habis tuh duit nya kita bagi dua buat makan-makan bro." Timpal Lucas.

"Eisshh.. Iya-iya gue temenin lo!" Sahut Emma sambil mendengus kesal. "Nah gitu dong, ini baru nama nya teman sehidup semati." Ucap Angelo dengan santai sambil merangkul pundak Emma.

"Eh gue kudu ikutan coy, jangan tinggalan aku di sini sendirian Mas! " Teriak Lucas sambil menirukan suara cewek-cewek di sinetron. Lalu sambil berlari-lari gemulai layak nya cewek. Melihat aksi teman nya begitu membuat Emma dan Angelo saling menautkan alis dan tertawa terpingkal-pingkal. "Haduh gile, najis bener suara lo Luc. Mirip suara kucing lagi beranak!" Lalu Angelo tertawa tanpa henti. Emma juga tidak bisa menanggapi perkataan Angelo lagi karna dia sedang sibuk menarik nafas nya yang habis karena tertawa.

"Uda yuk cabut wei." Sahut Emma yang sudah selesai mengumpulkan nafas nya . "BTW, jem berapa sekarang? kelas kita siapa yang ngajar jem segini?" Tanya Emma. "Jem 2.30 ,Pak Kumbang." Sahut Lucas dan Angelo bersamaan. "Ohhh." Sambil mengangguk-angguk kecil, lalu berjalan menuju lapangan. Sesampai di lapangan.

"AAAAAAAHHHHHHHH!!!!"

Sontak teriakan itu membuat mereka bertiga kaget. "Ruang padus" ucap Lucas yang menyadari dari mana asal suara tersebut.

Mereka bertiga langsung berlari ke lantai 3. Tempat ruang padus. Saat berada di lantai 2 mereka bertemu dengan ke 2 sekutu mereka yang tidak ikutan bolos.

2 sekutu mereka, Yoshua dan Ray. Melihat Lucas , Angelo, dan Emma begitu panik sambil berlari-lari kayak di kejar setan .Yoshua langsung menarik alis nya ke atas yang menyiratkan lo-ngapain-lari-lari. Sinyal itu langsung di tangkap oleh Emma lalu menggerakan jari telunjuk nya yang menyiratkan ikutin-kita-aja-sini-cepet. Lalu Yoshua dan Ray pun ikut berlari mengikuti Emma, Lucas, dan Angelo.

Saat sampai di ruang padus, Lucas mencoba memutar kenop pintu tapi hasil nya nihil. "Shit! Di kunci wei" umpat Lucas. "Uda sini kita dobrak! Satu.. Dua.. Tiga!!"

Brukkkk!!!

Saat kami pintu terbuka. Mereka semua langsung tercengang. Ruang padus sudah dalam keadaan kacau, seperti habis ada perkelahian di sini. Lemari kaca pecah, seluruh isi nya berhamburan, piala-piala patah, dan banyak bercak noda merah dimana-mana.

"Darah.."

Ucap Yoshua dengan lirih. Lalu mereka semua menegang saat melihat apa yg terbujur kaku bersimbah darah di lantai ruangan padus.

"Oh God, Desca"

Guman Emma sambil membulatkan mata nya.

"DESCA!!"

Lost in LabyrinthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang