just want you 2

4 0 1
                                    



Anouther P.O.V

Chanyeol begitu kaget saat melihat ekspresi hyun jin yang sangat pucat serta tak hentinya berurai air mata, dan tanpa sadar dia menarik Ri jin kedalam pelukannya, melupakan tentang kebiasaanya yang tak suka menyentuh seseorang apalagi seorang wanita.

"tenanglah" dengan cepat chanyeol menghubungi supir pribadi keluarganya, setidaknya untuk mengantar Ri jin ke rumahnya. Seuasana begitu riuh suara isak tangis terdengar di dari dalam rumah. Seorang pria parubaya terbujur kaku di atas peti begitu damai.

"Noona" jungkook yang berada tepat di pinggir peti ayahnya, menatap kedatangan Ri jin dengan wajah sembabnya dan berada dalam rangkulan chanyeol.

"Appa..Appa... suara Ri jin pecah isak tangisnya kembali menyeruak, dia benar-benar sedih harus ditinggal oleh ayahnya sekarang dia benar menjadi anak yatim piatu, setelah ibunya meninggal dalam kecalakaan sekarang ayahnya harus menyusul sang ibu di surga.

***********

Setelah pemakam Ayahnya Ri jin terlihat lebih banyak diam dengan tatapannya yang selalu terlihat kosong dia lebih sering berada di kamarnya dan sudah 2 hari ini ia cuti kuliah. Hidupnya terlihat kacau sangat berantakan wajahnya yang dulu ceria dan berseri kini berubah menjadi sangat kusam.

Ting tong.. ting tong..... bunyi bel apartemen hyu jin.

"oh hyung..!!'' kata kookie saat membuka pintu.

"Dimana Hyunjin''

"dia ada dikamar, sudah 2 hari ini dia disana dan noona tidak perna menyentuh makanannya hanya air putih'' jelas jungkook merasa khawatir akan sikap hyun jin yang tak ingin makan, bahkan sedikit.

"Dimana makanannya biar aku yang berikan.'' Perintah pria tampan itu, yang notabandnya adalah sepupu Ri jin dan jungkook.

"Ini'' menyerahkan nampan berisi makanan dan minuman untuk Ri jin, dan dengan segera pria itu membawanya ke dalam kamar Ri jin.

"Ri jin_ah, kau tidur'' dia mendekati Ri jin yang sedang berbaring membelakanginya. Entah dia tidur atau apa. " Kau baik-baik saja Ha?'' sambungnya lagi. Dan tak ada jawaban dari Ri jin. Pria itu duduk ditepi ranjang setelah meletakkan nampan dia atas meja.

"berhentilah menyakiti dirimu Ri jin_ah, aku tau perasaanmu, semua manusia diciptakan dan pada akhirnya harus meninggalkan dunia ini, aku juga pernah berada di posisimu kehilangan orang yang paling ku sayangi dalam waktu yang bersamaan. Awalanya memang sangat berat menerima semua ini, bahkan aku pernah berpikir untuk ikut bersama mereka, namun itu adalah salah. Aku pikir masih ada yang membutuhkanku di dunia ini. Jadi Ri jin_ah maukah kau tetap sehat demi orang yang membutuhkanmu.'' Ucapnya sembari memegang bahu hyun jin.

"Apa kau percaya tadir'' suara lemah Ri jin setelah 2 hari ini bersembunyi akhirnya kembali muncul.

"Tentu" balasnya.

"Haruskah kusalahkan si pembuat takdir itu'' Kata Ri jin lagi. Dan dibalas gelengan pelan oleh pria disampingnya itu.

" lalu siapa yang harus kusalahkan atas semua ini Ha! Suara Ri jin terdengar meninggi seakan emosinya yang terpendam kini keluar bagaikan gunung yang meletus.

"Tidak ada yang harus disalahkan Ri jin_ah, inilah takdir, sebuah takdir yang melekat dalam diri seorang manusia sejak mereka terlahir di dunia.'' Jelasnya.

'' Hitss... hitsss... Oppa Oppa apa yang harus kulakukan, ha!!.. aku merasa sangat terluka sampai ingin gila rasanya''. Air mata kembali membanjiri wajah Ri jin, yang kini berada dalam pelukan pria tampan itu begitupun dengan kemeja pria itu, yang kini basah akibat tangisan Ri jin dipelukannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Just Want YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang