1

16 1 2
                                    


Hari ini bagiku ada hari teristimewa. Karna akhirnya aku bisa lulus dari pendidikan Kedokteran. Aku menjadi lulusan dengan nilai IPK yang menurutku sempurna dan termuda karna umur yang baru memasuki 23 tahun.

Ibu berdiri di sampingku. Senyumnya merekah dari tadi. Tak bisa ku tahan lagi air mataku jatuh karna terharu sekaligus sedih. Seandainya Ayah masih ada disini mungkin aku bisa melihat kebahagiannya. Aku menunggu giliran untuk naik keatas panggung.

"Aurora Kirana." Namaku dipanggil oleh MC. Aku segera pamit kepada ibu untuk naik keatas panggung. Aku melihat Ibu menangis terharu dan bahagia. Aku menuruni panggung setelah proses wisuda diatas panggung. Ibu langsung memelukku.

"Ayahmu pasti bangga melihat anaknya sudah menjadi dokter sekarang." Ibu mencium kening dan pipiku dengan penuh kasih sayang.
Aku tak mampu lagi berkata kata karna terharu dan sedih. Seandainya aku bisa melihat wajah ayah dan mendekapku sekarang mungkin hari ini akan lebih dari hari teristimewa

"Awas make - up kamu luntur. Nanti ga cantik lagi anak Ibu." Ibu membelai kepalaku dengan lembut.

Aku mengangguk seraya tersenyum. Tiba tiba 2 Adikku datang mengampiri kami. Putri dan Devi. Putri yang berbeda 4 tahun denganku dan Devi berbeda 5 tahun.

"Cie yang udah lulus.." Kata Putri adik pertama ku. Hari ini dia terlihat lebih cantik dengan kebaya simple warna pitch dan rambut disanggul dengan rangkaian pita bunga diatasnya.

"Selamat ya! Kaka sudah jadi dokter sekarang. Tapi ngomong-ngomong kaka cantik banget." Devi menyahut dengan wajah bebinar. Devi dengan kebaya warna biru langit dan rambut yang dikepang terlihat menjadi lebih imut dan manis.

"Makasih ya kaliann. Kalian mau pada kemana udah cantik aja. Kan aku yang wisuda kenapa kalian jadi pake baju seperti itu ?" Tanyaku penasaran.

"Memang ibu belum bilang ka ?" Aku menatap Devi dengan bingung.

"Emang ada apa bu ?" Aku menatap ibu dengan perubahan ekspresi yang menurutku seperti mengkhawatirkan sesuatu.

"Hari ini adalah hari pertunanganmu." Jawab ibu terbata bata.

"APA?!" Aku terkejut bukan main. Bagaimana bisa? Aku tak memiliki kekasih dan aku tak pernah tahu kalau hari ini aku mau ditunangkan.
"Ibu jangan bercanda. Apa maksudnya ini? Aku tak mengerti."

"Ka, Putri akan jelaskan semua di dalam mobil karna kita harus pergi sekarang. Kita sudah terlambat."
"Tidak Putri. Aku tak tahu apapun tiba-tiba hari ini adalah hari pertunanganku. Aku akan disini."

"Tidak Aurora ! Kamu harus ikut dengan kami Aurora."
Ibu langsung menarik pergelangan tanganku menuju mobil.
"Aku tidak mau seperti ini !" Aku melepaskan pergelanganku dari ibu.
"Ada apa ini sebenernya? Aku tidak tahu apapun dan kalian tiba-tiba seperti ini !"
"Kita akan menjelaskan semuanya setelah sampai di tempat." Kata ibu dengan marah.

Aku memasuki mobil dengan kesal, marah, bingung semuanya campur aduk dikepalaku. Putri yang menyetir dan Ibu disebelahnya. Devi yang ada disampingku.

Didalam mobil semua hanya diam dan tidak satupun yang mau menjelaskan. Baru saja aku memuji untuk hari ini dan sekarang adalah hari terburuk yang pernah ada.
Tiba-tiba hpku berbunyi tanda menerima pesan.

From : Awan

Congress yaaa! Buat lu Ibu dokter :) . Nanti gratisin ya kalo gua sakit. Wkwkwkwkwk :))) dan gue tunggu TRAKTIRAN DARI LO!!!

Aku tersenyum mendapat pesan dari sahabat kecilku ini. Aku berfikir mungkin Awan bisa membantuku.

To : Awan

Lu dimana ? Bisa jemput gue ga? Kalo lo bisa jemput gue sekarang. Gue PASTIIN LO KENYANG SAMPE PERUT LO MELETUS!!

From : Awan

DIMANA LO SEKARANGGG!!! GUE JEMPUT LO PAKE PINTU KEMANA SAJA!

Aku jadi jijik sendiri karna Awan yang lebay banget. Tapi aku harus mengatur strategi bagaimana caranya aku pergi dari sini.
Aku melihat Pom bensin dekat pertigaan jalan raya.

"Put.. kaka mau pipis kebelet nih! Kita ke Pom bensin dulu ya."

Putri tidak menjawab hanya langsung membelokan arahnya ke Pom bensin.

"Jangan lama-lama kita harus pergi sekarang." Kata ibu sebelum aku keluar dari mobil.
"Iya bu." Jawabku dingin dan langsung aku keluar dari mobil menuju kamar mandi.

Aku langsung menelpon sahabatku Awan.
"Kenapa sih lama banget angkatnya!"
Aku sudah kesal setengah mati karna dari tadi teleponku tidak diangkat juga. Sampai telepon yang ketiga kalinya baru ada jawaban.

"Haloo..."

"Lama banget sihh angkat telepon aja!"

"Aduhh lo kalo lagi PMS jangan telepon gua.. "

"Gue ga lagi PMS nyet ! Lo dimana? Jadi jemput guekan?"

"Oh tentuuu cintaaakuuuu . Aku berada di hatimu sayang... lo lagi dimana ? Gue jemput pake helikopter."

"Ga usah lebay! Gue ada di toilet Pom bensin jalan Suci. Jangan pake lama ! Ada keluarga gue yang lagi nunggu gue didepan. Jangan sampe ketauan !"

"Nanti gue dikira jadi penculik Bankong betina dong."

"Gue ga jadi traktir lo."

"ABANG AKANNN MENJEPUTTMU SAYANGG ABANGGG SEGERA KESANA."

Teleponku langsung dimatikan sepihak. Aku hanya tinggal menunggu Awan yang akan segera datang. Aku tak tahu apa dengan cara kabur begini pertunangan yang tak jelas itu mungkin bisa dibatalkan. Yang penting aku harus mencobanya bukan.


MALAM TANPA KASIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang