shadow part 3

148 6 4
                                    

Selamat membaca 😊

****

Aku mengikuti langkah kaki suster yang ada didepanku.entah kenapa jatungku terus berdetak dengan kencang.

aku menghentikan langkah kakiku ketika melihat suster didepanku sudah berdiri didepan ruangan kaca.dia menatapku dengan raut wajah sedih dan sekaligus cemas.

Aku menatapnya dengan bingung.

"Disini" ujar suster itu singkat membuatku makin bingung.

Aku langsung memasuki ruangan itu yang ternyata ruangan kaca yang berada disamping ruanganku.

Aku menghampiri tempat tidur diruangan itu, aku melihat pria itu masih tertidur dengan nyenyaknya ditempat tidur rumah sakit.

Langkah demi langkah akhirnya aku sampai disisi tempat tidurnya.aku melihat wajahnya, wajah yang sangat aku kenal.

Rain.

Aku terjatuh dengan lemahnya, suster yang mengantarku langsung menghampiriku dan membantuku untuk berdiri kembali.

"Apa dia belum sadar2 juga?" Tanyaku dengan suara yang nyaris berbisik.

"Dia belum sadar2 dari pertama kali datang kerumah sakit" kata suster itu.

"Bagaimana dengan kondisinya?" Tanyaku lagi yang sudah mulai terisak2.

"Dia sangat bergantung dengan alat2 jadi tanpa alat dia mungkin sudah pergi" katanya.

"Apa dia bakal sadar secepatnya?" Tanyaku lagi.

"Harapan itu cuma ada 30% tapi kita harus berdoa agar dia cepat sadar" kata suster.

Aku memegang tangannya yang dingin, aku menangis terisak2 dihadapannya.

"Bisa tinggalkan saya sendiri?" Kataku yang masih terisak.

Suster itu mengangguk lalu pergi meninggalkan ruangan ini.

Aku menduduki kursi yang ada disisi tempat tidur rain.

Aku memandangi wajahnya sambil mengelus2 rambut hitamnya.

"Bodoh! Kenapa kamu terus2an tidur disini? Cepat bangun biar kita bisa pergi kepantai bersama" kataku.

"Kamu bilang akan selalu ada disampingku, kamu benar kamu selalu ada disampingku tapi aku gak mau kamu disampingku dengan keadaan seperti ini"

"Aku merasa kembali sakit melihat kamu seperti ini"

"Cepatlah kembali, bodoh!"

Aku memeluk tubuh rain sambil menangis.cukup lama aku menangis dihadapannya.

****

Aku termenung sendirian, jadi selama ini yang aku liat itu cuma bayangan rain.aku terus memikirkannya.hingga tiba2 bayangan rain kembali muncul dihadapanku.dia tersenyum.

"Selamat malam" katanya.aku terdiam masih ada rasa tidak percaya jiwa dia ada dihadapanku sedangkan tubuhnya ada disamping ruanganku.

"Bagaimana dengan keadaanmu?" Tanyanya.

Mataku mulai berkaca2 kembali.

Bodoh, seharusnya aku yang menanyakan pertanyaan itu ke kamu.

"Rasanya sangat sakit dan ingin mati" kataku dengan air mata yang nyaris tumpah.

"Maafkan aku" katanya tiba2 membuat air mataku tumpah.

"Bodoh, dari pada minta maaf sekarang mending kamu cepat2 kembali ketubuhmu dan barulah minta maaf kepadaku" kataku yang mulai histeris.

"Maafkan aku" katanya kembali

"Pergi!" Teriakku hingga para suster mamasuki kamarku.

Dan dia tlah hilang.

****

Hari ini aku dibolehkan pulang kerumah, semenjak kejadian itu bayangan rain tidak pernah kembali datang.aku merasa menyesal.

Sebelum pulang aku berencana akan datang keruangan rain.

Setibanya diruangan rain.aku duduk disampingnya, menggenggam tangannya yang masih terasa dingin.

"Hari ini aku sudah dibolehin pulang, kapan kamu pulang juga?" Kataku berusaha untuk tidak menangis.

"Aku sangat merindukkanmu" ujarku.

Tiba2 tangannya mulai bergerak dan matanya mulai membuka.

Aku berteriak dan ingin pergi mencari dokter tapi rain mencegah.

"Maafkan aku" katanya.aku menangis pada saat itu juga.

"Buat apa kamu minta maaf?" Tanyaku sambil mencoba untuk tersenyum.

"Aku sangat mencintaimu dan aku akan selalu ada disamping kamu" katanya.aku tersenyum dengan air mata yang terus menetes.

Suara mesin jatung itu membuatku terkejut.aku melihat rain yang kini matanya kembali tertutup.aku berteriak histeris dan ingin beranjak memanggil dokter tapi tanganku masih digenggam kuat oleh tangan rain.

Aku berteriak memanggil dokter sambil menggenggam tangan rain yang makin dingin membeku.

"Aku mencintaimu, tolong kembali" kataku.dokter dan suster berlari menghampiri kami.

Salah satu suster menyuruhku keluar.

"Rain, aku mohon kembalilah" teriakku.

Aku keluar dari ruangan rain, dan dari kejauhan aku bisa melihat papa rain datang sambil tergesa2.

"Bagaimana dengan rain?" Tanya papa rain.

"Om, suruh rain bertahan" kataku dengan histerisnya.

Papa rain membawaku untuk duduk dikursi yang ada didepan ruangan rain.

Setelah 15 menit, dokter pun keluar.

Papa rain dan aku pun menghampirinya dengan penuh harapan.

"Bagaimana dokter?" Tanya papa rain.

"maaf kami tidak bisa menolongnya" kata dokter itu.seketika aku pun terjatuh.

Dia pergi.

****

Hari ini adalah hari pemakaman rain.

Selamat tinggal, malaikatku.
Jaga aku ya dari atas sana.
Aku akan selalu mengingat kamu.
Rain.

Aku tersenyum, walau tubuhnya sudah terkubur tapi jiwanya masih ada disini.disampingku.

Dia tersenyum kepadaku.

"Ayo kita pergi" kataku.dia tersenyum.

Dia berlari kesisi jalanan didepanku, aku tersenyum aku ikut berlari mengejarnya.dan ketika itu juga aku merasakan tubuhku melayang dan aku melihat dia tersenyum.lalu aku terjatuh ditanah.dia menghampiriku dan mengulurkan tangannya.aku meraihnya, kami berjalan bersama sambil bergandengan tangan.aku menoleh kebelakang dan melihat tubuhku masih ada ditanah dengan lumuran darah.rain langsung menyentuh wajahku, ia tersenyum.

"Jangan diliat" katanya.aku tersenyum.

-End-

****

Maaf kalau agak gak jelas gitu wkwkwk

Jangan lupa di kasih bintangnya ya (vote) 😊


ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang