"ayo berangkat?". ucapnya.
Aku hanya mengangguk dan tersenyum kemudian dia menggenggam jemariku menuntunku menyusuri jalan yang masih lengang. Selama di perjalanan banyak hal yang kita bicarakan. bahkan pembicaraan yang tidak penting pun menjadi menarik jika bersamanya. Namun, kali ini dia yang banyak bercerita aku hanya mendengarkan yang hanya ku timpali senyuman dan ejekan kecil kemudian, dia tertawa. Itulah yang ku nanti, tawanya terasa renyah ketika terdengar di gendang telingaku.
"akhirnya sampai juga, tetap genggam tanganku dan hati-hati ya?" ucapnya lembut yang ku jawab dengan anggukan. Kemudian, dia menuntunku lagi, membantuku naik ke atas bukit kecil.
"ayo duduk sini" ucapnya setelah kita sampai di puncak
"nah, sebentar lagi waktunya. ayo kita hitung mundur bersama. Kita mulai dari lima ya?" lanjutnya "...5, 4, 3, 2, 1" ucap kita bersamaan
"subhanallah, sungguh indah ciptaanmu tuhan". ucapnya takjub kala fajar pagi tiba.
"Senja, apakah karna namaku Fajar jadi aku suka dengan Fajar pagi?, apalagi saat melihatnya bersamu semua jadi semakin indah". celotehnya yang berhasil membuat semburat merah di wajahku.
"hei, apa kau sedang menggodaku?" jawabku. setelahnya tawa kita pecah. Sejujurnya, aku bingung harus menjawab seperti apa pertanyaannya. Karena, seumur hidupku aku tak pernah melihat setitik cahaya pun. Duniaku di liputi kegelapan. Aku terkena penyakit glaukoma yang menyebabkanku Buta. Tapi, aku bersyukur setelah mengenalnya aku seperti menemukan cahaya. Dia juga seperti cat yang berwarna - warni yang kulukis di kanvas putih hidupku.
"ayo pulang" ajaknya "sebentar lagi ya?" jawabku. Setelahnya hanya suara daun yang menemani, dan angin yang menerpa lembut wajahku. Beginilah, yang sering kulakukan bersamanya ketika tak ada lagi yang di bicarakan diam menikmati fajar hingga senja tiba. Namun, aku tak pernah bosan. Aku selalu menikmati setiap detik bersamanya.
Dialah Fajar yangg akan menemaniku hingga senjaku tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAJAR DAN SENJA [ONESHOOT]
Teen FictionAku bukan fajar yang akan menghilang kala senja datang Tapi, aku fajar yang akan selalu menemani senja hingga senja kita tiba Aku mata keduamu saat kamu tak bisa melihat Aku kaki keduamu saat kamu tak bisa berjalan Aku akan selalu bersamamu Disisimu...