Aku pernah merasa kamu adalah benar duniaku
Akupun pernah merasa kamu adalah benar sosok yang nanti bersanding denganku dibangku Itu, yang didatangi banyak orang dan memberi doa untuk hidup kita yang layak nanti.
Aku pun telah berfikiran bagaimana kita nanti akan memberi nama untuk anak kita, bagaimana nanti kita akan merawat anak kita tumbuh dewasa.
Bagaimana nanti? Nanti? Nanti? Sebab terlalu banyak berfikir nanti.
Akhirnya harapku pun menjadi penantian,
menunggumu kembali pulang dan menetap dihatiku yang kau sebut rumah...