Aku terbangun kulihat sudah tak ada Naufal di sebelahku,aku mengikat rambutku dan berjalan keluar kamar,kulihat Naufal tengah duduk dengan Soraya keponakan nya, aku menghampiri mereka berdua
''ada apa? Kok lo pagi pagi udah kesini?" Ujar ku asal
Soraya memandang kesal wajahku
"Kenapa? Gue salah bicara ya?" Ujar ku bingung
"Nggak sih,tapi ini kan rumah om gue jadi terserah gue dong"ketus Soraya
"Terserah,yang penting gak nyusahin gue lo!" Aku langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Naufal memasak untuk sarapan kami,aku mencuci sayuran atau ikan yang akan dimasak Naufal,aku merasa seperti aku asisten seorang chef,kulihat kearah Soraya yang sedang menonton tv
"Dia kabur dari rumah lagi ya?" Tanyaku membuka pembicaraan "hem.." jawabnya singkat
"Ishh... dasar anak nakal" geramku melihat soraya
"Lama banget sih masaknya, aku lapar tauk!" Protes soraya terhadap Naufal
"Kalau mau cepat kamu suruh mama kamu aja masak,jangan suruh suruh suami orang" ketusku
"Hah,ternyata lo lebih bawel dari pada gue" serunya sambil mengambil gelas untuk minum
"Oh iya aku lebih tua dari kamu,jadi tolong pakai bahasa formal bukan informal!" Seru ku kepada Soraya
"Oke oke"ucap nya dan kembali duduk di Kursi makan
"Okee makanan nya sudah siap" ucap Naufal. Aku membantunya menaruh makanan di meja makan setelah selesai makan Soraya hendak pergi bersama teman nya
"Hari ini aku mau pergi main bersama teman,om beri aku uang ya"dia menampung kan tangan nya kearah Naufal
"Kamu mau uang? Kamu harus beresin kamar kamu,ke luarin baju kamu dari koper dan susun di lemari kamar kamu,kalau kamu gak kerjain itu jangan mimpi bisa keluar siang ini"Perintahku dan sedikit mengancam nya. Dia berjalan pergi menuju kamar dengan wajah marah nya aku hanya tersenyum
"Jangan terlalu kasar dengan nya"nasehat Naufal
"Kalau mau di remehin terus aja ngikutin apa mau dia"kataku dan membersihkan meja makan
***
Jam sudah menunjukkan ke angka 9 malam tetapi batang hidung Soraya belum juga tampak
"Nggak usah ditungguin nanti pasti juga pulang kok"kata Naufal menenangkan ku
"Kamu lain banget sih anak remaja cewek lagi dari siang sampai malam gini belum pulang kerumah di biarin? Kalian tau itu yang membuat dia hancur" marahku kepada Naufal.tiba-tiba pintu terbuka di saat kami berdua berdebat,
Soraya pulang dengan wajah lebam disana sini dan kakinya juga begitu,aku menghampirinya dan ku naikkan sedikit rok pendek Soraya dan bahkan pahanya juga ada lebam. Soraya menangis sekeras kerasnya Naufal memeluk Soraya sangat erat
"Kamu kenapa? Kamu berantem?" Tanyaku menarik Soraya dari pelukan Naufal
"Aku, aku dibawa sama pacar aku kerumah nya dan, dia,dia" ucap Soraya terbata bata.
aku menaikkan rok Soraya tapi dia dengan cepat menurunkan roknya
"Aku gak apa apa kok, aku mukul bahunya dengan vas bunga terus aku lari"Soraya menjelaskan nya kepadaku
" Makanya kamu itu harus tau milih teman,kamu juga salah, kok kamu mau dibawa pacar kamu kerumahnya,jadi cewek jangan bodoh dong!" Bentakku dengan nada yang keras
"Aku sedang kayak gini kamu bukan nya nyemangatin tapi malah buat aku makin down"teriak Soraya.
Naufal menarik Soraya ke kamar nya, aku menarik nafas entah kenapa air mataku jatuh begitu saja aku merasakan sakit yang dirasakan oleh Soraya sekarang ini. Setelah setengah jam di kamar Soraya, Naufal keluar dan menghampiriku yang masih duduk di ruang tamu dia mengusap air mataku dan memelukku
"Sudah tak apa,jangan terlalu sedih"ucapnya dan mengelus-elus punggungku,aku menangis sepuas-puas nya dan menenggelamkan wajahku di bahunya.
Aku memasuki kamar Soraya kulihat dia tengah termenung di tempat tidurnya,aku naik ketempat tidurnya dan berbaring di sampingnya
"Aku tau kamu gadis yang baik,aku tau kamu gak semudah yang dibayangkan pacar mu itu, aku minta maaf karena marah denganmu tadi."ucapku menenangkan Soraya
"Aku harus gimana? Aku mau berhenti sekolah,aku malu" soraya sangat sedih dengan keadaan nya sekarang
"aku akan mengurusnya,mulai sekarang aku orang tuamu,aku ibumu." Ucapku dan memeluknya. Malam yang menyedihkan untuk putri baruku.
***
Ternyata menjadi seorang ibu angkat dari Soraya sangat tidak mudah.Aku harus bangun pagi pagi sekali untuk menyiapkan sarapannya dan juga harus selalu memberikan masukan kepadanya
"Gek mana nih,gue malu mau datang kesekolah"ujar Soraya memandangiku
"Tenang aja Soraya tante mu kan ada"tiba tiba Naufal masuk dalam pembicaraan kami
"Eh tante...tante?emangnya muka gue menggambarkan tante tante, umur gue baru 23 jadi jangan panggil gue tante"kujulurkan lidahku kearah Naufal dan begitu juga dengannya.
"Udah selesai makannya ayo biar gue anterin" Soraya mengangguk dan langsung pergi bersamaku.
"Jangan lupa makan oke?"ucapku kepada Naufal dan langsung pergi mengantarkan Soraya.
Pandangan Soraya tampak kosong memandang sekolahnya, beberapa sorot mata memandangi nya sinis. Kupegang bahunya berusaha untuk menguatkan nya
"Percayalah kau bisa"kulemparkan senyuman samar-samar kepadanya , tiba tiba tiga orang wanita menghampiri kami berdua
"Raya...lo betul ya sama andra?,raya kok bisa sih?,lo nggak papa kan?,lo masih perawan kan? "Pertanyaan yang terakhir langsung membuatku menolak ketiga wanita ini dari Soraya.
"Kalo kalian sahabatnya kalian nggak akan lempar pertanyaan asal seperti itu seharusnya kalian datang dong lihat keadaan nya bukan nya buat dia makin drop"Bentakku yang membuat mereka bertiga menunduk
"Maafin kita kak, tapi keadaan Soraya sudah baik-baik aja kan?"ujar mereka lembut
"Hmmmmm"
"Maafin kita ya Raya"Soraya hanya mengangguk dan memberikan senyum sayu
Kami berdua langsung menuju ke ruang kepala sekolah, aku membantu Soraya berjalan dengan memegangi tangannya.
Soraya langsung menangis dan memelukku ketika melihat seorang lelaki yang merupakan Andra pacarnya
"Andra?"tanya ku dingin
"Heh?iya emang kenapa? Eh Soraya lo ngadu sama siapa nih?tante ? Kok muda banget sih"andra menatapku dan menggigit bibir bawahnya
"Punya sopan santun nggak?hah?"tegasku kepada andra
"Udah deh susah ngomong sama orang yang nggak beres"ujarku dan langsung berbicara kepada kepala sekolah
Kujelaskan semua masalah antara Andra dan Soraya dan akhirnya gurunya mengerti dan memberikan hukuman kepada andra.
Kami berdua keluar kelas kecuali Andra yang masih diproses oleh guru bknya,walaupun masalah nya sudah selesai wajah Soraya sangat tegang sewaktu ingin memasuki kelas,kupegang tangan nya dan menggiring nya ke dalam kelasnya.
"Dasar pelacur"
"Nggak malu banget sih jadi cewek lebih baik lo nggak usah sekolah disini malu-maluin aja"Remeh teman-teman sekelas Soraya.
"Sudah anak-anak Soraya tidak salah tapi andra jadi berhenti! "
Aku langsung masuk kedalam kelas Soraya ketika salah seorang teman nya melempar dengan telur dan tepung
"Apa hak kalian melempar anak saya?kalian yang ngasih makan dia? Kalian ngelahirin dia?nggak kan? "Tegasku kepada teman sekelasnya
"Saya mau kok pindahin dia saya orang kaya tapi saya yakin sama anak saya dia akan menyelesaikan masalahnya walaupun harus mendapatkan semua ini dari kalian"
"Jangan pamer deh!mentang -mentang orang kaya!!!uuhhhh"ucapan salah seorang siswa dan diikuti dengan sorakan yang lain
"Emangnya kalian semua sempurna semua manusia punya salah kok,mgaca dulu sebelum ngejudge orang !"seketika kelas nya terdiam begitu pula dengan gurunya.
Tiba-tiba satu orang murid berdiri di bangkunya dan berkata
"Soraya kami minta maaf karena kami terlalu ngejudge elo seharusnya kita ada disaat elo perlu kita sekali lagi kami minta maaf"seketika teman satu kelasnya maju dan memeluk Soraya.
Kupandang kearah Soraya yang telah mengumbar senyum lebarnya ke teman sekelasnya,karena aku rasa urusan ku sudah selesai akupun pergi untuk pulang, kujalani lorong sekolah Soraya sambil senyum-senyum sendiri rasanya sangat bahagia melihat orang yang kita sayangi bahagia.Tiba tiba seseorang memelukku dari belakang.
"Makasih udah jadi orang yang peduli sama gue "ucap seseorang yang sangat familiar
"Lo ngomong apaan sih kan gue ibu lo"aku berbalik dan membalas pelukannya.Soraya.