Chapter 2

7 2 0
                                    


"Jadi lo mau main lagu apa hari ini?" Ujar Vira sambil berjalan kearah tempat duduk yang berada di pinggir ruangan. Ruang musik ini berada di paling pojok dari sekian banyak ruaangan dan karenanya ruangan ini sangat sepi karena tidak ada orang yang beralalu lalang.

Rey mendekati Vira perlahan, yang membuat Vira agak takut, "L- lo mau ngapain?!"

Rey memegang pundak Vira dengan sedikit keras dan membuat Vira mengerang sakit akibat tertabrak keras dengan tembok. Kemudian Rey berjalan menuju kearah pintu dan prgi entah kemana meninggalkan Vira sendiri di ruangan itu.

Jadilah Vira sendirian diruangan yang senyap ini. Keadaan ini membuat Vira agak merinding. Ia mengusap-ngusap lengan melepas dinginnya hawa di ruangan itu. Tiba-tiba suara tapak kaki terdengar menuju kearah ruang musik.

DREEKK

suara pintu terbuka membuat Vira merasa tegang. Vira menundukkan wajahnya merasa takut melihat kedepan.

"R- Rey?"

"Loh? Lo murid yang gue hukum tadikan?" tanya suara itu.

Dia...

"Kak..."

Gila gue lupa! Siapa ya... aduh inget Vir inget!

"Lo bisa manggil gue Juna aja gak usah pake embel-embel kak kalo lagi gak di acara formal. Lagian sebenernya gue seumuran sama lo tapi gue kecepetan 1 tahun jadi yaa gitu," potong Juna panjang lebar.

Dengan sedikit lega, Vira membalas dengan mengangguk-angguk mengerti.

"Btw kan gue udah ngenalin diri, gantian dong, nama lo siapa?" Tanya Juna sambil menatap Vira intens.

"Oh iya sampe lupa. Namaku Zavira, bisa dipanggil Vira," jawab Vira.

"Oohh... Jadi lo ngapain disini?" Tanya Juna lagi sambil duduk di kursi kosong depan Vira.

"Nungguin temen, dia suka main musik" jawab Vira.

"Ooh..."

Drrrtt drrrtt

Tiba-tiba suara getaran handphone terdengar.

"Gue balik dulu ya Vir, pulangnya janga n terlalu sore, bye..." ucap Juna sambil berlalu keluar sesudah memberikan senyum manisnya ke arah Vira.

"Iya... bye" balas Vira sambil melambaikan tangannya.

Gak lama sesudah Juna keluar, Rey pun kembali dan membawa obat salep.

"Rey?"

"Buka baju lo"

"Ha- Hah?! Lo gila?!" Teriak Vira sambil menutupi badannya.

"Ganteng gini kok dibilang gila. Gue cuman mau ngobatin memar dibahu lo. Gue tau bahu lo sakit. Tadi gue suruh buka baju lo ya gak semuanya dibuka juga. Bagian yang memar aja, pinterr. Otaknya gak pernah di bersihin sih jadi pikirannya mesum mulu,"

"Enak aja gini2 gue gak pernah nonton gituan ya!" Bantah Vira.

"Banyak ngomong lu! Udah buka bajunya biar gw bantu obatin. Lagian dulu kita juga suka mandi bareng"

" gak gak gak. Itukan dulu. Sini gue aja yang ngobatin sendiri. Lo liat kensana" vira pun mengambil obat salep yang dipegang Rey.

Rey hanya mengerucutkan bibirnya dan memutar badannya kearah yang berlawanan.

"Emang apa bedanya sih dulu sama sekarang..."ucap Rey agak berbisik.

Vira yang mendengarnya hanya bisa tertawa melihat kelakukan sahabatnya itu.

Believe In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang