Chapter #3

143 11 1
                                    

Author POV

Pagi telah tiba. Prilly malas sekali sekolah hari ini. Tapi, disinilah dia. Dikelas dengan kebisingan yang membuat otak Prilly hampir meledak. Prilly semalaman tak bisa tidur. Dia masih memikirkan prihal kemarin diatap sekolah.

Prilly berjalan menuju tempat duduknya, setelah tiba ditempat duduk ia menenggelamkan wajah diantara tangan yang terlipat silang diatas meja, tanpa memperdulikan tatapan cemas dari sahabat sebangkunya, Ghina yang sedaritadi memperhatikan Prilly yang terlihat lesu.

Mereka sekelas, Prilly sekelas dengan Ghina 11-IPA(a) sedangkan Mila dan Gritte berada dikelas 11-IPA(b).

"Prill.. lo kenapa?" Tanya Ghina seraya menyentuh pundak Prilly.

"Hmm.." hanya suara itu yang Prilly keluarkan. Ghina mengernyitkan dahi.

"Lo kenapa sih Prill?" Tanya Ghina kedua kalinya.

Prilly mengangkat wajahnya. Lalu ia menoleh kearah Ghina.

"Hmm.. Ghin, boleh gak gue tanya sesuatu ke-lo?" Pinta Prilly yang langsung mendapatkan anggukan dari Ghina.

"Menurut lo nih. Kalau misalkan lo suka sama seseorang dan lo ceritain orang yang lo suka itu sama sahabat dekat lo dan.. ternyata sahabat lo itu adalah mantan dari orang yang lo sukain, tanpa cerita apapun ke-lo tentang hubungan yang pernah dia lakuin ke orang yang lo suka. Menurut lo gimana?" Ucap Prilly panjang lebar.

Ghina menatap mata Prilly, dia sedaritadi memerhatikan setiap kalimat yang terlontarkan dari bibir Prilly.

"Huft... kalau menurut gue sih yah, secara pribadi. Hmm... orang kaya gitu gak cocok disebut sahabat, sama aja gak sih kaya istilah makan temen gitu, kan kalau misalkan dia sahabat yang baik. Pasti dia akan cerita kesahabatnya ini kalau dia punya mantan dari orang yang sahabatnya ini suka. Ngertikan lo maksud gue?" Balas Ghina tak kalah panjang lebar dari Prilly.

Prilly mengangguk paham.

"Nah... itu baru sahabat yang baik. Abisan siapa sih yang lo maksud?" Sambung Ghina membuat Prilly kebla-blakan.

"Eng... enggak, bukan siapa-siapa." Balas Prilly dan langsung menenggelamkan wajahnya kembali.

'Lo tau gak sih kalau yang gue maksud itu elo? Berarti lo itu sahabat yang gak baik dong.' Lirih Prilly dalam hati.

***

"Prill. Gue mau nanya deh ke-lo." Sekarang lagi pelajaran Matematika, karena membosankan akhirnya aku menerima tawaran Ghina yang mau bertanya kepadaku.

Aku menoleh kearah Ghina. "Hmm... boleh, mau tanya apaan?"

Ghina berfikir sejenak. "Gue mau tanyain masalah yang tadi lo tanyain ke-gue pagi ini."

Aku menelan ludah kasar seraya mengangguk pelan.

"And... bukan maksud gue fitnah atau apa yah.." Ucap Ghina.

'Bukan maksud fitnah?' Batin Prilly seraya mengernyitkan dahi.

"Apa lo lagi ngomongin Mila tadi pagi.." Sambung Ghina yang lansung membuat ku tersentak.

'Lohh.. kok Mila?'

"Lo tau Mila dari mana?" Tanya ku sembari mengangkat sebelah alis.

"Tuh kan bener.. jadi tuh, gue dapat kabar kalau dia pernah pacaran sama Ucup.. Nah, bukannya lo dulu suka sama Ucup. Terus Mila juga gak ngomong kekita-kita kan?" Penuturan Ghina sontak membuatku melongo.

'Dia kenapa sih?'

Emang sih aku pernah suka sama orang yang namanya Ucup. Tapi, yah gitu deh. Aku tembak dia, malah ditolak. Emang dasar ntuh orang. Udah tampang pas-pas'an aja belagu.

Aku menggeleng. "Eng.. enggak. Itu gak bener gue gak pernah suka sama Ucup." Belaku.

"Lo pernah bilang sendiri ke gue blo'on." Ucap Ghina.

'Sebenarnya yang blo'on itu, gue atau lo?" Batin Prilly frustasi.

***

Gimana menurut kalian??? Aneh yah?? Happy reading..

Thanks,

Salam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Because, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang