FINISH

1.3K 82 9
                                    

Sudah sejak pagi hari gadis itu disibukkan dengan beberapa kertas berwarna dan batang kayu kecil. Tepat sekarang tanggal 1 April. Hari yang sudah dinantikan gadis ini sejak lama. Bukan hari kelulusan, bukan juga tanggal untuk kencan buta. Hari dimana, ia akan menerbangkan lenteranya yang ke-14. Bingo! Hari ini adalah ulang tahunnya yang ke-15.

Baek Yona. Gadis yang menginjak usia remaja, yang masih percaya dengan dongeng Keluarga Lentera. Sebuah dongeng yang selalu diceritakan neneknya saat masa kecilnya dulu. Dongeng yang mungkin hanya dia yang percaya.

-FLASHBACK-

Yona kecil sedang melamun sendirian di atap rumah. Meratapi kesendiriannya saat ulang tahunnya, karena orang tuanya sedang di luar kota untuk urusan pekerjaan.

"Yona? Oh kau disitu rupanya" ucap seorang wanita tua.

Wanita tua itu menghampiri Yona yang duduk sendirian itu. Sebuah senyuman muncul di wajah wanita tua itu, sambil membelai kepala Yona.

"Apakah kau mau dengar dongeng Keluarga Lentera?" tanya wanita tua itu.

Yona hanya menoleh ke arahnya dengan wajah muramnya itu.

"Dahulu kala, ada sebuah keluarga besar bernama Keluarga Lentera. Mereka mempunyai 'kekuatan' spesial, yaitu mewujudkan semua harapan manusia. Tapi karena beberapa orang jahat menganggap mereka adalah Keluarga Penyihir, Keluarga Lentera terusir dari bumi dan pergi ke dunia lain bernama Wonderland." jelas wanita tua itu.
Wajah Yona mulai berubah. Senyuman mulai terbentuk di wajah Yona yang awalnya muram itu.

"Lalu Nek? Apa yang terjadi pada mereka?"
"Mereka mulai hidup bahagia disana. Dan kau tahu? Setiap tanggal satu April, mereka akan mengabulkan setiap permintaan manusia. Kita hanya perlu membuat sebuah lentera, lalu menerbangkannya bersamaan dengan harapan yang kita buat. Jika kau dapat bersikap baik selama 1 April itu, lenteramu akan cepat sampai ke tangan mereka."
"1 April? Berarti . . hari ini?" tanya Yona yang disambut anggukan oleh wanita tua itu.
"Haruskah aku menerbangkan sebuah lentera? Aku ingin mereka mengabulkan semua permintaanku" ucap Yona dengan senyum lebar terlukis di wajahnya.

-END OF FLASHBACK-

"Baek Yona. Ay-" seorang laki-laki yang sebaya dengan Yona masuk dan menghampiri Yona.

Yona terlihat tak menghiraukannya dan lebih mementingkan sibuk dengan lentera buatannya. Laki-laki itu menghampiri Yona yang sedang duduk di lantai.

"Lagi? Baek Yona. Seharusnya kau-"
"Diamlah Kim Mingyu. Celotehanmu tak ku terima sebagai kado" balas Yona tanpa menatapnya.

Laki-laki bernama Mingyu itu memutuskan duduk di sebelah Yona. Dengan wajah herannya ia terus memperhatikan lentera yang Yona buat.

"Seorang gadis berusia 15 tahun yang masih sibuk dengan lenteranya. Bodoh"
"Kenapa kau tidak membuat lentera juga?"
"Aku?"
"Ulang tahunmu hanya 5 hari lagi. Kita terbangkan hari ini bersama." jelas Yona yang sekali lagi tak memperhatikan Mingyu.
"Tjih. Untuk apa aku membuatnya. Kau pikir aku bodoh" balas Mingyu, tapi ia masih mengambil beberapa bahan untuk membuat lentera.

Keheningan menyelimuti mereka berdua. Sibuk dengan lenteranya masing-masing. Mencoba untuk membuat lentera mereka terlihat menarik. Bahkan wajah Mingyu 'terhiasi' oleh cat air yang digunakan untuk menghias lentera. Seorang bocah yang menganggap hal ini bodoh, mulai mencoba untuk mencintai hal bodoh itu.
---
"Akh!" teriak Mingyu sesaat setelah Yona memukul kepalanya.
"Apa?" tanya Mingyu dengan wajah polosnya.
"Jangan langsung diterbangkan bodoh! Kau harus membuat harapan terlebih dahulu, baru kau boleh menerbangkannya" jelas Yona

Yona dan Mingyu sudah berada diatap untuk menerbangkan lentera bersama-sama. Yona memejamkan matanya dan sepertinya semua harapan sedang diucapkannya dalam hatinya. Awalnya Mingyu hanya melihat aneh ke arah Yona, tapi setelah itu ia mulai mengikuti apa yang Yona lakukan.

THE LANTERNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang