Raffi dan Ibunya memohon pamit untuk pulang dan menitipkan permohonan maaf untukku.
Setelah mereka pulang, aku keluar dari kamar dan menghadap Ibu dan Bapak. Aku meminta izin kepada Ibu dan Bapak agar mengijinkanku untuk pergi sementara ke rumah paman di Surabaya sampai keadaan menjadi tenang. Orang tuaku mengijinkanku untuk pergi. Aku berfikir, selain di Surabaya nanti fikiran ku bisa tenang, semoga di sana aku bisa mendapatkan pekerjaan. Aku berpamitan kepada Raffi, sepertinya Raffi merasa kehilangan. Namun aku berkata kepadanya, suatu hari nanti aku pasti kembali. Dan semoga di saat aku nanti kembali, aku bisa bersatu dengan Raffi.Raffi merasa senang dengan ucapanku. Dia bersyukur karena aku memberi harapan besar untuknya. Akhirnya aku pergi ke kota Surabaya dan menetap di sana selama dua tahun.
Setiap malam Raffi menyertakanku di dalam doanya. Di dalam doanya dia bermunajat kepada Tuhan dengan ketulusan hati. Dalam sedu-sedu doa pengharapan. Perawan itu adalah penyandung rasa yang membuatku gundah gulana. Ucapanya di dalam doa. Setelah itu dia menuju ke dapur untuk meneguk secangkir teh. Dia berkata di dalam degukan secangkir teh dan genangan air dalam cangkir menayangkan raut wajah seorang gadis yang ia cintai, gadis itu adalah aku.
Namun setelah sekian lama ini aku belum bisa memutuskan untuk kembali ke kampung halamanku. Aku pernah berkata bahwa aku akan membeli omongan orang-orang yang menghancurkan nama baik ku. Harapan ku hanyalah, aku ingin mengembalikan nama baik aku dan keluarga ku.
Mantaappsss guys, thanks yaa buat yg udab baca. Jangan lupa vote dan commentnya juga yaakk🙌
