Two

17 0 0
                                    

''Astaghfirullah hal adzim..."Ucapan itu terdengar dari mulut Bapak setelah melihat isterinya menangis memohon kepadanya agar tidak memukul putrinya.''

''Keisya tidak melakukan hal hina itu Pak! Keisya di fitnah karena kemarin Raffi mengantarku sampai di rumah pada saat hujan lebat.Pengakuan ku kepada Bapak.Demi Allah ,,,Keisya tidak berbohong." Bapak akhirnya percaya dengan pengakuanku.Selama ini aku tidak pernah sekalipun berbohong kepada beliau.

Siapakah seseorang yang tega memfitnah ku. Aku hanya bisa berdoa dan menangis merasakan malu atas perbuatan yang tidak pernah ku lakukan. Dalam do'a aku bermunajat kepada Tuhan, dengan ketulusan hati bagaikan pujangga mengungkapkan perasaanya. Hamba di landa gunda gulana. Di atas sajadah suci aku bersujud kepada Tuhan dan melampiaskan tetesan air mata karena cobaan ini begitu berat.

Suara sepeda motor berhenti di depan rumahku. Raffi datang bersama ibunya berniat bersilaturahmi dengan keluarga ku. Mereka berjalan menuju ke depan pintu rumahku.

''Assalamu'allaikum,,,"suara Raffi dan Ibunya mengucap salam.

''Wa'allaikum salam,,," suara Ibu dan Bapak menjawab secara bersamaan. Kedua orang tuaku merasa kaget dengan kedatangan mereka. Namun dengan sikap hormat, Bapak mempersilahkan mereka masuk kerumah.

''Kedatangan kami kemari ingin bersilaturahmi sekaligus meminta maaf kepada keluarga Bapak." Ucapan Raffi kepada Bapaku. Bapak merasa kagum dengan ucapan Raffi barusan. Terlihat ketegasan dari anak muda itu. Bapakku menjawab dengan senyuman sembari berucap terimakasih atas silaturahminya. Bapak merasa senang dan di hargai sebagai kepala keluarga.

''Keisya dimana Pak?'' Raffi menanyakan keberadaanku.

"Keisya mengurung diri di kamar dan tidak mau keluar dari tadi.Mungkin dia masih merasa malu." Jawab Bapak menjelaskan keadaanku kepada Raffi.

''Biarkan dia menenangkan diri Pak. Mungkin dengan cara itu dia bisa tenang. Saya berjanji akan meluruskan permasalahan ini secepatnya. Saya merasa kasihan dengan Ajeng yang tidak bersalah. Jujur saya mencintai anak gadis bapak, namun bukan dengan cara mesum. Namun suatu saat nanti jika saya telah memiliki pekerjaan menetap, insya'Allah saya akan melamar anak gadis bapak." Ucapan dari Raffi semakin membuat Bapakku merasa bangga. Sosok lelaki dua puluh tahun namun pola berfikirnya sangat bertanggung jawab.

"Insya'Allah semua keinginanmu semoga terlaksana dan terjawab oleh Allah swt." Ucapan Bapak membuat Raffi bertambah semangat.

Okee guys. Gimana ceritanya? Lanjut lagi yaa😊😊

Expectations Village GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang