Hidupku sangatlah sederhana, dan aku menikmatinya. Tapi, sepertinya Tuhan punya rencana khusus yang membuatku terjebak dirumah yang menyebalkan ini!
UPDATE TIAP RABU
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Reader - 19 tahun]
Mentari bersinar cerah, seperti biasa kamu mengawali hari mu dengan senyuman dan semangat. Menikmati setiap angin yang menghembuskan rambutmu saat menuju tempat kerjamu.
"[Y/n] bisa kau antarkan pizza ini?"
"Tentu saja" jawabmu ceria
Dengan cekatan kamu kembali mengendarai vespa merah milikmu, menyusuri setiap jalan yang kamu lalui
Knock knock
"Papa's pizza"
Tak lama pintu yang kamu ketuk terbuka
Inilah momen yang kamu suka, melihat ekspresi pelanggan saat kamu membawakan pizza pesanan mereka
"Terimakasih, ini uangnya" Ucap pasangan suami-istri dihadapanmu ceria
"Sama-sama" balasmu tersenyum, lalu kembali mengedari vespa mu menyusuri ramainya lalu lintas hari ini
Hidupmu sangatlah sederhana, sebagai gadis pengantar pizza direstoran pizza biasa, kamu cukup menikmatinya
BRUK!
Astagaaaa!! Bagaimana ini?? Pura-pura mati aja ya? Kurasa tidak mungkin, yang pasti kabur saja dulu!
Saking bahagianya menikmati hidupmu, kamu baru saja sadar bahwa sudah menabrak sebuah Limosin hitam yang ada didepanmu
Perlahan-lahan pintu Limosin itu terbuka, seseorang bersurai merah, berpakaian rapi dengan tuxedo yang dipakainya baru saja keluar dari sana
"Wah..wah..ini akan memakan cukup banyak biaya" laki-laki itu memerhatikan kerusakan pada Limosin nya, "...dan kurasa ada yang harus bertangung jawab atas kerusakan ini"
Walaupun kamu sedang asik menyeret vespa mu menjauh dari TKP, tapi kamu yakin laki-laki bersurai merah itu sedang menatapmu, dengan tatapan yang sanggup membuat bulu kudukmu berdiri
"Kurasa ini akan memakan biaya sekitar 1Juta yen" Ucap seorang lagi yang baru saja keluar dari Limosin itu
Kalimat yang keluar dari mulut laki-laki itu sukses membuatmu bergidik ngeri. Tak ada gunanya lagi dirimu kabur, lagipula kau sudah tertangkap basah, bukan?
"T-tapi..a-aku tak punya u-uang s-sebanyak itu.." kamu mulai mengusap tengkukmu yang terasa sangat dingin, "lagi pula..gaji ku selama setahun tak sampai segitu" sambungmu
Laki-laki bersurai merah itu menyeringai, "kurasa ada cara lain"
***
Diam, itulah yang kamu lakukan sedari tadi. Memandangi gerbang megah yang ada dihadapanmu, bahkan jarak dari sini sampai kepintu utama lumayan jauh. Membuatmu terpaksa kembali menarik kopermu.
Syukurlah...kukira mereka akan memenjarakan ku, ternyata malah menyuruhku kesini
Kamu memencet tombol bel, sebuah rumah yang lumayan besar itu. Tak lama seorang laki-laki bersurai kuning membukakan pintu untumu
"Selamat datang di "Full House", semoga kau betah disini ssu~"
Aku tarik kembali ucapanku, aku lebih suka dipenjara dari pada harus terjebak dirumah ini!
Bagaimana kamu tidak berpikir seperti itu, jika mengetahui dirimu harus menjadi pembantu dirumah yang berantakan seperti habis terkena gempa bumi
Dan terlebih lagi, kau harus tinggal disini bersama enam orang laki-laki berambut pelangi