Chapter 1

63 9 0
                                    

Matahari mulai menampakan sinar nya, membuat gadis cantik blasteran ini menggeliat di atas kasur empuk nya, merasa terganggu ia pun menutup wajah nya dengan bantal. Tiba-tiba ia merasakan kasur nya bergoyang-goyang, ia mengangkat bantal dan melihat adik nya tengah berlompat-lompat ria di atas kasur.

"Elsa, what are you doing?" Ujar nya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Wake up, Nadila. Udah jam setengah tujuh." Balas gadis itu seraya terus berlompat-lompat.

"WHAT?!" Teriak gadis yang baru bangun itu seraya duduk di atas kasur nya.

"What?" Elsa mengulang cara bicara kakak nya tersebut.

"Mampus," ia menepuk jidat nya dan berlari menuju kamar mandi yang terletak di pojok kamar nya.

Nadila Acacia Germain, gadis berparas bule yang satu ini memang sangat susah untuk bangun pagi, ia selalu berkata bahwa ia tidak suka sekolah, karena sekolah mengharuskan nya bangun pagi hari dan dia tidak suka bangun pagi.

Ia juga mempunyai adik bernama Elsa Namira Germain, berbeda dengan adik nya, Elsa adalah gadis baik hati dengan sikap nya yang rajin dan tidak malas seperti Nadila, walaupun mereka sering bertengkar mereka tetap saling menyayangi, dan umur mereka hanya terpaut dua tahun.

Elsa keluar dari kamar Nadila dan menuju ruang makan, ia melihat ibu nya tengah duduk manis disana seraya mengoleskan selai di atas sehelai roti.

"Morning" sapa nya pada ibu nya.

"Pagi, dimana Nadila?" Tanya Poppy-ibu Elsa&Nadila-

"Lagi mandi," ujar nya seraya mencomot roti yang sudah Poppy buatkan untuk nya.

"Pasti dia baru bangun," ujar Poppy menggeleng-gelengkan kepala dan Elsa mengangguk setuju.

"Nadila, cepetan. Nanti kita telat." Teriak Elsa kencang. Tak lama setelah itu, turun lah gadis bule itu seraya menutup tas ransel nya.

"Udah jam berapa?" Tanya Nadila seraya mengambil segelas susu.

"06.45."

"Let's go, Elsa. Lo bareng gue atau engga?"

"Iya-iya. Mom aku berangkat," Elsa mencium tangan Poppy begitu pun Nadila.

Nadila mengeluarkan mobil nya dari garasi dan menunggu Elsa masuk ke dalam mobil nya, saat Elsa masuk Nadila pun membunyikan klakson bermaksud menyuruh satpam nya membuka pagar.

Keluar dari perumahan nya Elsa dan Nadila pun terjebak macet, ini karena Nadila berangkat sudah terlalu siang dan jalanan sudah ramai, Elsa yang berada di samping kursi kemudi hanya diam seraya memainkan ponsel nya, sementara Nadila terus saja mengumpat karena macet.

"Shit," umpat Nadila. Elsa menoleh dan memutar kedua bola mata nya.

"It's your fault, Nadila." Ujar Elsa santai tanpa lepas dari ponsel nya.

"What? It"s my fault?" Ulang Nadila seraya menatap Elsa tajam.

"Yes,"

"How can you say it's my fault?" Tanya Nadila seraya menatap mobil-mobil yang sudah mulai bisa berjalan.

"Lo bangun siang mulu," ujar Elsa. Nadila menoleh dan menghembuskan nafas nya kasar.

"So, what's the problem?"

"You say what? The problem? Lo daritadi marah-marah ngga jelas karna macet, ini gara-gara lo yang bangun nya kesiangan, jadi kita berangkat jam segini. Kalo lo bisa bangun lebih pagi, kita ngga akan mungkin kena macet. Males gue berangkat sama lo,"

UnbelievebleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang