Chapter 2

3.6K 392 3
                                    


JungKook

Baiklah, Seokjin hyung dan Namjoon hyung sudah sangat keterlaluan. Mereka berburu saja sampai 4 jam. Aku sudah tidak bernafsu lagi. Hyung-hyungku yang lain mungkin lagi pada menata kamar baru mereka. Aku tidak mungkin bisa santai sementara Seokjin hyung dan Namjoon hyung belum pulang. Shoot, aku mulai khawatir sekarang. Haruskah aku menyusul mereka? 

Ah, tidak perlu rupanya. Aku mendengar mereka sudah dalam perjalanan pulang.

"Kook-ah, apa yang kau lakukan?" Itu Yoongi hyung. Rambutnya basah, pasti baru saja selesai mandi.

"Menunggu Seokjin hyung dan Namjoon hyung, hyung." jawabku sambil menggeser badanku kesamping agar Yoongi hyung bisa duduk disebelahku. Yoongi hyung adalah Qiourra terkuat setelah Jimin hyung. Walau badannya yang paling mungil tapi kekuatannya besar sekali. Kulitnya juga yang paling pucat diantara kita. Kalau kau perhatikan baik-baik, dia sungguh seperti mayat. Kulihat Yoongi hyung mendadak menegakkan badannya dan menatapku.

"Sepertinya hyungmu membawa manusia." Aku melebarkan daerah penciumanku. Maklum indera milikku tak sepeka milik Yoongi hyung. Benar juga, seorang gadis kecil dan 3 laki-laki. Kudengar hyungku yang lain mendadak berkumpul semua di ruang tamu. Indera mereka pasti menangkap aroma manusia itu.

"Kenapa mereka membawa manusia?" Hoseok hyung bersuara. Tidak ada yang menjawab. Kami semua menatap pintu depan, saat Seokjin hyung masuk menyeret 3 mayat lelaki dan dibelakangnya menyusul Namjoon hyung menggendong gadis kecil dipunggungnya.

Jimin

"Kami menyelamatkannya dari 3 bajingan ini." Seokjin hyung bersuara sambil melangkah kearah kami dengan tetap menyeret kasar 3 laki-laki malang itu, sepertinya 3 laki-laki itu menjadi santapan kami malam ini. Pandangan kami semua terarah ke Namjoon hyung yang menidurkan gadis itu di sofa setelah mengusir Jungkook dan Yoongi hyung dari sana.

"Kenapa kalian..."

"Aromanya. Tidakkah kalian sadar?" Namjoon hyung memotong ucapan Yoongi hyung. Kami semua diam menatap gadis ini. Benar, aura disekitar gadis ini sangat dingin. Tidak normal untuk ukuran manusia. Gadis ini aneh.

"Sampai kita tahu siapa gadis ini sebenarnya, dia harus tetap dalam pengawasan kita." Ucap Seokjin hyung sambil berpangku tangan.

"Really? Kau mengharapkan kita menjadi babysitter manusia ini?" Yoongi hyung kelihatan tidak suka dengan ide ini. "Dan sejak kapan kita peduli pada manusia, huh?" Yoongi mulai emosi.

Seokjin hyung dan Yoongi hyung saling menatap tajam. Oh tidak lagi, mereka akan mengadu tekanan. Ini tidak bagus. Namjoon hyung dengan gesit menggendong gadis itu dan melesat masuk kedalam salah satu kamar. Tekanan di sekitar kami mulai bergetar. Barang-barang mulai melayang menjauh dari tempatnya, ini telekinesis Seokjin hyung. Kurasakan telingaku juga mulai berdengung, ini kekuatan indera Yoongi hyung. Seokjin dan Yoongi masih saling menatap tajam. Kulihat Jungkook mulai jatuh berlutut. Diantara kami tekanan Jungkook yang paling lemah karena memang umurnya yang paling kecil. 

Kekuatan tekanan seorang Qiourra diukur dari umurnya. Melihat Jungkook mulai memeluk dirinya sendiri menahan sakit, Taehyung bergerak menyentuh lengan Yoongi hyung. Sedangkan Hoseok hyung menenangkan Seokjin hyung. Aku membantu Jungkook berdiri dan membawanya ke kamar tempat Namjoon hyung dan gadis itu berada. Beberapa detik kemudian, suasana telah hening kembali. Sepertinya situasi sudah reda. Tenang saja, mereka tidak akan saling membenci. Kita telah melewati ratusan tahun bersama-sama dan hal seperti ini sudah ratusan kali terjadi.

"Hyung, keluarlah. Kau diperlukan disana." Kupikir disaat seperti ini, otak Namjoon hyung memang dibutuhkan. Namjoon hyung adalah Qiourra terpintar diantara kami. Rencana dan strateginya berkali-kali telah menyelamatkan hidup kami. Namjoon hyung mengangguk lalu berjalan keluar kamar. Jungkook juga sudah keliatan baikan. Ku ambil selimut tebal di atas lemari dan kuselimuti gadis ini.

"Aku harus melatih tekananku lagi, hyung." Kudengar Jungkook berbicara. Well, sudah kuduga dia akan berkata begitu. Dia benci menjadi lemah. Dia benci menyusahkan orang lain. Dan hal yang paling dia benci adalah tidak bisa melindungi orang tersayangnya.

"Kita punya banyak waktu melatihnya, Kook-ah." aku menjawab sambil mengacak rambutnya. Kuajak dia keluar kamar. Sepertinya akan ada rapat Qiourra malam ini.

QiourraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang