Bab 1

25 5 0
                                    

The Omegle Boy
.
.
.

[Y/n's POV]

Pelajaran Geografi hari ini tidak ada bedanya seperti hari-hari sebelumnya. Ya, masih membosankan. Guruku yang berkepala plontos itu nampak asyik berbicara sendiri. Hanya 4 dari 25 murid yang memperhatikan guruku berkicau.

"Heh!"

Aku yang sedang bermain HP di laci pun menaruh perhatian pada teman sebangku.

"Apa?"

"Cabut yuk."

"Dih. Orang masih pelajaran."

"Gue ajak omegle-an mau?"

Aku yang mulai tertarik dengan bahan pembicaraan pun sedikit memajukan kepala.

"Omegle itu apa?" tanyaku setengah berbisik.
"Ampunnn sayang. Emang ya lo itu kalem banget. Ngomong aja aku-kamu. Kalem boleh, ndeso jangan."
"Udah sii gausah belibet. Omegle apaan?"
"Aplikasi cari cogan."

Aku terbelalak kaget, aku sedikit terhenyak ke belakang. "G-gamau!"

"Idih belagu. Diajak cari cowok ganteng masa nolak. Lo mau emang sama Farhan?"

Farhan. Si cowok cupu, kecewek-cewekan, ga pinter di bidang apapun, suka sama cowok, namun berparas ganteng. Tunggu, apa kata Intan tadi? Cowok ganteng?

"Tan, cogan tadi apa?"
"Cowok ganteng."
"Oh. Hehe yaudah aku mau."
"Gitu kek dari tadi. Cus cabut."

Yah aku kira cogan itu cowok ganjen.

Setelah lolos dari neraka, Intan mengajakku ke kantin. Aku bingung kenapa dia memilih kantin untuk tempat persembunyian.

"Tenang. Pak Marno sekomplotan sama gue. Jadi kalau ada guru, beliau bakal nyuruh kita ngumpet deh," jelas Intan seakan bisa membaca kekhawatiranku.

Setelah mendapat meja yang strategis, yakni meja di belakang etalase makanan, aku dan Intan mulai menjalankan aksi.

Dia menaruh iPhone miliknya yang disandarkan ke wadah sedotan. Posisinya ia buat horizontal.

Aku menunggu Intan selesai dengan semuanya. Setelah itu layar iPhone miliknya mulai terdengar suara gemericik.

"A*JING," seru Intan.

"AAAAAA," seruku.

Ya. Baru saja terlihat seorang cewek berlemak sedang naked.

"SHE IS FUC*ING NUDE."

Detak jantungku berdegub kencang. Lebih kencang daripada saat naik hysteria.

"Duh maaf maaf. Omegle yang video emang lebih bahaya. Lo mau yg bentuk chat apa video?"
"T-terserah kamu."
"Duhh ayolah. Chat atau video?"
"C-chat aja deh."

Akhirnya Intan mematikan omegle nya yang berbentuk video. Lalu mengganti ke bentuk chat.

20 menit Intan berkutik dengan iPhone-nya. Ia bersorak senang karena mendapat lelaki keturunan Paris-Indonesia. Jadi, cara kerja omegle adalah kalian akan terhubung dengan entah siapapun itu di belahan dunia. Kalian bisa men-disconnect obrolan jika tidak cocok dengan si lawan bicara.

Tak jarang gadis itu mengumpat karena mendapat orang orang mesum yang mengajaknya sex.

"Giliran lo."
"A-aku?"
"Iyaaa. Gue ga setega itu liatin lo nunggu gue. Lagian gue dah dapet cowok kok. Tadi dia gue kasih nomer WA gue."

Aku meraih iPhone putih miliknya dan mencoba melakukan persis yang dilakukan Intan.

Stranger   : Hi
Aku            : Hi
Stranger : 20M. Sydney.

"Tan aku harus bales apa?" tanyaku pada Intan yang sibuk memakan mi gorengnya.
"Jawab aja 17F. Indonesia."
"Maksudnya apa sih itu?"
"Ck. Maksudnya angka itu umur lo. M artinya male. F artinya female. Dia cowok. Dan lo cewek. Sydney artinya dia di Sydney. Indonesia artinya..."
"Iya oke aku paham. Makasih."

Aku            : 17F. Indonesia.
Stranger : Do you have Kik?

Aku berniat menanyakan apa itu Kik ke Intan. Namun aku mengurungkan niatku setelah melihatnya makan seperti orang busung lapar. Oke itu terdengar aneh, mari kita skip.

Aku             : What's Kik?

Stranger  : Ugh. Are you kidding me? You don't fuc*ing now what Kik is?

Aku            : Uhm sorry. But i really don't know about it.

Stranger   : Sure. Give me your WhatsApp's number.

Aku            : What? 😮

Stranger : It's ok if you do mind.

Aku         : Ugh nope. Here you are.

Entah kenapa aku memberikannya nomer WA ku. Ini menarik.

~~~~~

Saat malam tiba, aku mendapat notifikasi dari WA. Oh ini orang yang di omegle tadi. Tunggu, Display Pict dia berwarna hitam dan angka di sana kuyakini itu bukan nomer daerah Indonesia.

Aku terlarut dalam obrolan ku dengan si bule yang keturunan Skotlandia-Kiwi itu. Aku sudah memberi fotoku. Dia bilang aku lucu.

Namun entah kenapa aku takut untuk sekedar bertanya nama. Atau mungkin aku malu?

Dia : Hey after all this time, why don't you ask my name?

Pipiku memerah. Tentu! Aku malu! Sangat malu.

Aku : S-sure. What's your name?"

Dia : Calum
        : Calum Thomas Hood ☺





-tBC

Is it too long? No? I think it's short enough xD soo do you like this part?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Omegle BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang