Indonesia 06.30 WIB
Aku masih bergumul dengan selimutku malas, sampai abangku tak kuhiraukan memanggil-manggil namaku. Aku adalah Rara dwi anisa gadis berumur 17 tahun yang agak tomboy dan mempunyai abang yang bernama Juando alkelviano.
"rara mau sampai kau tidur? Apa kau tak sekolah?"teriak bang juan dari luar kamarku
"ehmm.. nanti bang, aku masih ngantuk.."jawabku seenaknya
"sekarang sudah jam setengah 7 kau tak mau terlambat lagi kan?" ucap bang juan kekeh
"baiklah. Aku mandi sekarang."
Setelah mandi dan berpakaian aku langsung bergegas menuju meja makan untuk sarapan, aku sarapan dengan kalap karna tidak mau terlambat lagi. Aku takut dihukum seperti kemarin yang harus lari 5 lari lapangan untung aku kuat lari sebanyak itu, yah aku sudah dilatih bang juan untuk menjadi kuat dan berani melawan penjahat karna aku hanya tinggal bersama bang juan, Orangtuaku? Aku tak tahu dimana mereka berada bang juan tak pernah memberitahuku tentang mereka yang aku tahu mereka meninggal saat usiaku 5 tahun dan bang juan berumur 10 tahun, itulah hidupku keras walaupun demikian bang juan tetap sayang dan perhatian terhadapku. Setelah selesai sarapan akupun langsung berangkat sekolah dengan diantar bang juan dengan mobil sport yang aku tak tahu dia mendapatkan itu semua yang aku tau hanya dia bekerja dan selalu bekerja keluar kota ataupun keluar negeri dan kalau itu terjadi aku sendirian dirumah tanpa melakukan apa-apa, pernah aku bertanya dia hanya jawab
"kau tak perlu tahu, yang penting ini semua halal dan kau pun akan kuperkerjakan setelah berumur 17 tahun"
Hanya itu jawaban yang aku dapatkan dan aku pun selalu diawasi olehnya dia bilang banyak orang jahat diluar sana jadi berhati-hatilah, aku sudah bosan mendengar omongan itu.
"sudah sampai, cepat turun dan belajarlah yang rajin.!" Perintahnya
"baiklah, aku pulang agak sore karna ada pelajaran tambahan untuk menjelang UN, jadi abang tak perlu menjemputku"
"baiklah. Kalau ada apa-apa langsung gunakan ini untuk jaga-jaga" ucapnya memberikan alat yang aku tak tahu
"apa ini bang? Apa ini alat komunikasi jarak jauh?" ucapku heran dengan alat kecil seperti ini
"iya, itu adalah alat komunikasi jarak jauh pasangkan itu di telingamu, mengerti?" aku hanya menganggukan kepala tanda mengerti.
Akupun masuk kekelas untung saja bel berbunyi setelah aku mendaratkan pantatku ketempat duduk, aku duduk sendirian di paling belakang karna jumlah di kelasku ganjil, ya disinilah aku sendrian dibelakang aku meletakan tasku di kursi sebelah. Tiba-tiba wali kelas masuk dengan seorang laki-laki tinggi dan...
"anak-anak ibu punya pengumuman di kelas kita kedatangan murid baru dari bandung, untuk mengenalnya silakan kamu perkenalkan dirimu" ucap wali kelasku terhadapnya, dia hanya mengangguk kecil
"perkenalkan saya kevin sinatrya mohon bantuannya" ucapnya tersenyum
"waw.. manis nya.. keren banget" kelas menjadi ricuh, wajar saja mereka perempuan berisik yang kerjaannya Cuma dandan dan belanja
"sudah tenang, kevin kamu bisa duduk di belakang bersama rara."perintah wali kelasku,aku tak mendengarkan ucapan ibu guruku karna aku sedang meneliti dan memasang alat yang bang juan berikan kepadaku tadi.
"cih..ada murid baru saja sampai heboh begitu." Umpatku dalam hati, baiklah aku siapkan buku dulu, tunggu dulu kenapa tasku ada di atas meja bukankah aku meletakkan tasku di kursi setelah aku melihat kesebelahku. Sreet
KAMU SEDANG MEMBACA
MISI RAHASIA
Short StoryPROLOG _o0o_ Korea Selatan, 19.00 KST Di luar gedung besar yang memiliki pagar listrik, berdiri seorang gadis berpakaian serba hitam dengan sebuah alat penghambat listrik ia sudah dapat menghambat listrik dipagar tersebut hanya sepanjang 60 cm, dan...