Sewindu

189 11 14
                                    

Aku disini,
Selalu disampingmu
Dimanapun kamu berada
Disitulah ada aku,
Sudah sewindu ku didekatmu..

***
"Reno aku capek" ucap Arin kepada sahabatnya,Reno.

Arin dan Reno, bahkan satu sekolah mengetahui bahwa mereka adalah sepasang sahabat.

Mereka bersahabat sejak kelas 5 SD, tapi mereka sudah kenal satu sama lain sejak kelas 1 SD.

Mereka kini sudah menginjak kelas 8.

Sudah sewindu bukan mereka saling mengenal?

Banyak hal yang telah mereka lalui bersama,

Seperti saat ini, mereka sedang bermain kejar-kejaran di salah satu taman yang sering mereka kunjungi.

"Iya rin aku juga capek" Ujar Reno, kemudian ia melangkah mendekati Arin.

"Haus..." ucap Arin dengan nada manja setelah Reno ada didekatnya.

"Kamu tunggu sebentar ya, aku mau beli minuman" ujar Reno kepada sahabatnya.

Arin dan Reno. Arin yang manja, dan Reno yang sangat dewasa walaupun usianya baru menginjak 14 tahun.

Perpaduan yang pas bukan?

Arin tersenyum melihat sahabatnya mendekati sebuah warung untuk membeli minuman,

Reno selalu perhatian padanya, dari dulu.

Dalam hati dia berdoa agar Reno selalu ada didekatnya.

Setelah beberapa menit, Reno datang menghampiri Arin dengan 2 botol minuman dingin ditangannya.

"Nih!" Ucap Reno sambil memberikan salah satu minuman dingin yang di bawanya kepada Arin.

"Makasih Reno"

"Iya, sama-sama" ujar Reno sambil mengacak-acak rambut Arin.

Kebiasaan batin Arin.

"Reno"

"Apa?"

"Aku mau cerita sama kamu"

Reno menolehkan kepalanya menghadap Arin, ia bingung.

Apa yang akan diceritakan Arin kepadanya? sampai-sampai Arin membutuhkan persetujuan Reno terlebih dahulu.

Sepertinya ini penting Batin Reno.

"Cerita aja kali Rin, biasanya juga kamu langsung nyerocos"

"Aku suka sama Dylan"

4 kata itu membuat Reno bungkam seketika.

"Ha?" Hanya kata itu yang bisa Reno ucapkan.

"Aku suka sama Dylan"

"Oh" ucap Reno cuek.

Tiba-tiba handphone yang ada disaku Arin bergetar,

Sebuah telepon masuk

Dari Dylan.

Reno tengah menatap Arin.

Tatapan mata Reno mengisyaratkan 'jangan angkat telponnya please'

Tapi Arin tidak mempedulikannya.
Ia segera berlari menjauh dari Reno untuk mengangkat telpon dari pujaan hatinya.

Dylan,

Nama itu terus-terusan ada di kepala Reno,

Arin sudah remaja, mungkin tugas Reno telah selesai.

Dan akan digantikan oleh pujaan hati Arin,

Tapi kenapa ada sesuatu yang mengganjal hatinya? Seperti tidak rela.

Sewindu (1/2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang