Shifa Nurialandani adalah siswi baru disekolahnya. Dia adalah gadis cantik, cerdas, dan sangat memukau hati. Namun, itu terasa sia-sia, mengapa? Karna, dia selalu bersikap jutek serta cuek, itulah yang menyebabkan ia tidak memiliki teman di sekolah khusus bagi putri itu (SMP Bunda Kudus). Itu terjadi setelah ia kehilangan ibunya akibat bunuh diri, dan sekarang ia tinggal bersama ayahnya.
Walaupun dalam hal materi ia tidak kekurangan tetapi, hanya satu yang tidak pernah ia rasakan kasih sayang keluarga.Hari harinya berjalan dengan tenang dan sepi seolah-olah tidak ada yang mengseganinya. Padahal, hmmm....... ada saja yang mengolok-olok shifa disetiap langkah kemana pun ia pergi, hingga suatu hari "Ehh, anak songong emang bener yaa loe broken home?" Sahut Priska (ketua geng girang 'garang dan periang') Shifa hanya menatapnya dengan wajah heran.
"Ehh, Shifa loe bisa ngomong kan? berani-beraninya loe gak jawab pertanyaan bos guee! Nantangin loe?" Bentak galuh, sang anak buah. "WOYY, anak terlantar ayo jawab guee.." teriak Priska. Dengan nada marah ia langsung berdiri dan... "Ehh, nenek lampir jaga tuhh yaa kaleng rombeng luu (mulut), mendingan loe urusin tuh mulut loe yang gapernah loe rawat!" Itu adalah pertama kalinya dia berbicara sekencang dan semarah itu. Tanpa rasa puas priska langsung menyambar omongan shifa "Lohhh, kok jadi ngalihin pembicaraan gitu sih? Emang bener kan loe anak terlantar? Upsss (shifa sempat ingin berkata tetapi priska...) shutttt, udahhh akuin aja deh, lagian loe juga harus ngaca yaa, yang gak dirawat mulutnya tuh siapa? (Sambil menunjuk mulut shifa) atau mungkin loe ngak punya kaca yaa, nihh ambil kaca guee (priska memberinya pada shifa) shifa hanya menunduk mengingat keluarganya yang sepi dan kacau semenjak ibunya telah tiada....
Yaaahh, begitulah kisah remaja putri sehari-harinya.Berbicara remaja wanita beda halnya dengan remaja putra. Disamping SMP Bunda Kudus terdapat pula SMP St. Petrus. Seperti hal nya SMP Bunda Kudus yang hanya mengajar remaja putri, begitu pun dengan SMP St. Petrus yang hanya mengajar remaja putra.
Jarak tentu tidak menghalangi pergaulan antar sekolah itu.
Pada SMP St. Petrus terdapat satu geng yaitu, satria's sesuai namanya geng ini dipimpin oleh Fransiskus Satria Dwiadja. Ia adalah siswa tampan dan populer oleh karena itu tidak ada remaja putri yang menolak dirinya. Karena, letak sekolah yang berdekatan pantas saja jika murid antar kedua sekolah itu sudah saling mengenalnya mereka juga sering mengadakan acara bersama sebagai bentuk persahabatan antar kedua sekolah yang berbeda ini.
(Tepat jam 12 siang) Kringggggg.....kringgggg.........kringggg...(bunyi kedua bel sekolah)
Ehh, ayo gc (gerak cepat) "keburu Satria pulang", teriak Priska. "Lahhh, kan hari ini satria mau tanding futsal di lapangan samping sekolah ituu lohhh" jawab Ana (anak buah) "Oiya, gue lupa di kan ada pertandingan futsal hari ini. Ehh gc yukk ke lapangan!" Dengan hari gembira Priska menuju ke lapangan, bersama gengnya. Sesampainya dilapangan, "Hy Satria kamu nanti mau tanding sama anak mana?" Dengan manja Priska bertanya pada Satria.
"Hy juga, Pris lu tahu cewek itu gak? Hmmm..Dia, anak baru yaa?", jawab Satria sambil melihat Shifa. "Ohh, Shifa anak terlantar itu?" Jawab Priska. "Ehh, parah banget sih lu, Kok gue jarang liat dia sih, dia juga sendirian gitu kayak ngak punya temen" sambung Satria. "Emangnya kenapa bener kok dia emang ngak punya ibu, semenjak ibunya bunuh diri katanya sih jadi jarang ngomong gituuh, udahlah ngapain sih ngomongin dia kamu harusnya fokus sama pertandingan ini", jawab Priska.
Dengan rasa penasaran Satria selalu memikirkan Shifa, ia telah jatuh cinta padanya. Walaupun ia tidak memperdulikan semua omongan buruk tentang Shifa.
Keesokan hari......
Tinnnn...tinn...(suara klakson motor satria) "Priskaa, tunggu... " teriak satria. "Ehh, pagiii Satria.." sapa Priska dari dalam mobilnya. "Pagi juga. Pris, ehmm gue boleh minta tolong gak?" Tanya Satria. "Minta tolong apa? buat kamu iya deh" jawab Priska. "Ehhmm, lu sekelas sama Shifa kan? Tolong bilangin ke dia yaa, nanti pulang sekolah gua tunggu dia di depan sekolah"
"Ihh, ngapain sih kamu kok jadi deketin dia gitu yang ada setiap kamu ngomong sama dia serasa ngomong sama batu tau gak. Udah ngak usah lahh!!!" Priska merasa takut, jika shifa merebut hati Satria. "Ahhh, lu gak asik nihh.... please lah Priss, please..." satria memohon. "Iyaahh, kalo aku masih inget yaa, bye!!" (Nada kesal). Dengan rasa kesal, Priska langsung mamacu Motornya untuk masuk kedalam sekolah. Begitu pun, dengan Satria dengan harapan yang besar ia selalu memikirkan bahwa ptiska akan membritahukan hal tersebut pada gadis pujaannya.
Dengan cepatnya waktu yang berlalu, bel pulang sekolah yang ditunggu akhirnya berbunyi. Dengan bergegas Satria langsung mengambil motornya dan menunggu di depan Sma Bunda Kudus.
"Nahh itu dia, priska.. (teriak Satria)" "Hiks... kenapa? Shifa hari ini gak masuk!!" Jawab Priska. "Hah? Emang dia kemana? Dia sakit? Apa jangan jangan lu boong sama gue!" Tanya Satria. "Emang bener kok, dia gaada tanya aja sama yang lain!" Dengan rasa kesal Priska langsung pergi bersama gengnya".
Dua hari telah berlalu, hari-hari Satria terasa sangat sepi dan membosankan sudah lebih dari dua hari, ia tidak bisa melihat gadis pujaannya. Yaa, benar dia adalah Shifa. Satria tidak dapat menghilangkan gadis itu dari pikirannya. Walaupun teman disekitarnya menentang hal tersebut ia tidak peduli dan tetap kukuh pada pilihannya.
Seperti biasanya, disetiap akhir pekan Satria selalu menyempatkan waktu untuk pergi ke taman dekat sekolah, untuk berolahraga. Ia pergi bersama teman se-gengnya dan ketika mereka sedang asyik jogging Mereka melihat....
"Wehh, Satria itukan anak yang loe cari!" Ucap Dhika(sahabat yang paling dekat dengan Satria, ia selalu mendukung keputusan Satria). "Hah... Shifa, yaudah ke cabut dulu yaa". Jawabnya Satria dengan terkejut. "Tuh kan teman.. emang suka lupa diri, huhh... Sat... Sat.." kata Dhika.
Dengan penuh percaya diri, ia langsung mendatangi dan mengajak ngobrol Shifa yang tengah melamun. Ia terlihat sangat sedih..... "Hmm, Shifaa.." sapa Satria... "Hah.." dengan terkejut, ia berusaha larii.. Teriak Satria, "Heyy, tunggu..." sambil menarik tangan Shifa dengan halus. "Kok kamu ketakutan gitu sih? Aku cuman mau ngobrol sama kamu doang kok" ujar Satria. "Lu pasti mau nanyain juga kan tentang Ibu gue, Dia emang udah gaada tapi lu dan temen-temen genk lu itu gaperlu mencaci-maki gue" jawab Shifa sambil menangis. "Kamu jangan nangis dong, aku ngak ada maksud jelek kok. Aku gak kayak genknya Priska" sambil menenangkan Shifa. "Tru..truss, lu ngapain nyamperin gue disini?" Tanya Shifa. "Aku cuman mau nanya kok kamu jadi jarang kesekolah?" Jawab Satria, sambil bertanya. "Aku males aja ketemu genk Priska mereka tuh, selalu jelek-jelekin gue. Gue gak suka kalo mereka bawa-bawa Ibu gue. Gue sedih kalo harus flash back(mengingat masa lalu)" jawab Shifa dengan rasa kesal. "Ohh, yaudah jangan sedih lagi, mendingan kita jogging, mumpung masih segar nih udaranya" ujar Satria sambil menghibur Shifa
Dengan senyum manisnya Shifa menjawab "Bolehh, bolehh, yukkk"
Sejak itu Mereka menjadi dekat, Satria tidak memperdulikan masa lalu Shifa yang menyedihkan, dan sangat membuat Shifa amat sangat terpukul. Tetapi karena cintalah yang membuat Satria semakin berusaha keras membuatnya bahagia, dan mau terbuka bagi orang lain. Shifa yang sangat peka terhadap hal itu bahagia, dan sangat bersyukur karena ada orang yang telah menghidupkan lagi lampu pada dirinya setelah kegelapan menjelma.
Hubungan mereka tidak hanya pada status pertemanan, mereka memutuskan untuk lebih serius lagi setelah memahami sifat dan karakter satu sama lain. Kini Shifa hidup bahagia, ia saat ini juga telah memiliki banyak teman yang sangat menyayanginya. Ia menyadari bila Satria sudah membuatnya lebih hidup dan merasakan segala hal yang sekian lamanya tidak ia rasakan.
Namun ada saja orang-orang yang masih sirik dan berusaha merusak hubungan mereka. Siapa lagi, tentu saja Priska and the genk. Hati Priska menjadi panas ketika melihat mereka bersama disaat pulang sekolah ataupun ditempat lain. Akhirnya dengan segala cara Priska selalu ada rencana untuk memisahkan Satria dan Shifa.
"Iiihh, bete!!" Teriak Priska sambil menendang botol yang terkapar ditanah. "Loe kenapa sih pris? bete mulu" tanya mita salah seorang anggota genk girang. "Gue, bete banget. Tuhh, Satria Gue makin mesra aja sama sii anaakk anehhh" ujar Priska. "Iyaa, tuhh bener harusnya loe jangan biarin tuh si anak aneh biar gak makin deket sama Satria. Loe harus bikin dia kapok Priss" ujar Ana.
"OOiya, boleh juga tuhh mendingan kita keroyok aja pas dia lagi di toilet. Gimana, mau kan guyss?" Ajakan Priska. "Oke, gua setuju" begitulah kata genk girang dengan serentak
Rencana jahat genk itu semakin sukses saja karna, kondisi toilet pada saat itu sangat sepi. Kebetulan Shifa sedang pergi ke toilet sendiri, ketika ia masuk....
"Prok..prok..prok....(suara tepukan tangan genk girang)". "Ehem....ehem... kayaknya ada yang ngerebut cowo orang nihhh" sindir Priska. "Maling mana ada yang ngaku.. hahahaa" sahut Mita
Dengan perkataan dari genk girang tersebut, Shifa tetap cuek dan merasa sindiran itu bukan untuknya.
"Ehh, anak aneh loe tuh peka ngak sih? Hah? Loe udah ngerebut perhatian cowo guee! Cowo gue!!!" Bentak Priska pada Shifa. Dengan nada lembut Shifa menjawab "Apaan sih? Siapa yang rebut cowo lu? Siapa? Siapa cowo lu?"
Amarah Priska yang amat besar membuatnya mendorong Shifa ke tembok hingga kepalanya terbentur dan Priska berkata..
"Loe tuh, harusnya nyadar loe gak pantas buat Satria. Dan, gue mau loe jauhin Satria mulai sekarang!! Atau loe akan tahu akibatnya"
Hanya menangis yang bisa Priska lakukan saat itu, tidak bisa mengatakan ini kepada siapa pun, termasuk Satria. Namun mat sembamnya telah menunjukan sesuatu pada Satria.
"Aduhhh" dengan tidak sengaja ia menabrak Satria yang berpapasan dengan Shifa didepan sekolah. "Ehh kamu, maaf yaa. Ayo pulang bareng aku. Oiya, kok kamu ngak balas bbm aku sih? Hp kamu lowbat?" ujar Satria
Dengan raut muka sedih ia hanya terdiam dan bingung harus mengatakan sebenarnya pada Satria atau tidak.
"Shifa, kamu kenapa sih ngelamun? Itu mata kamu kenapa kok sembam, kamu habis nangis? Siapa yang berani nangisin kamu?" Satria mulai heran. "Akk.. aakku.." jawabnya dengan gagap dan ragu.. "Kenapa?" Tanya Satria. "Aku, ngak bisa sama kamu lagi (Sambil menangis)" jawabnya. "Lohh, kamu kenapa sih? Emangnya aku salah apa sama kamu? Aku ngak pernah kan bikin kamu nangis kayak gini?.. apa jangan-jangan ada yang jahatin kamu?" Satria mulai panik.
Dengan takut Shifa menjawab
"akk.. akuu, sebenarnya ngak berani ngasih tau semuanya, aku benar-benar takut. Tadi aku diancam Priska buat jauhin kamu". "Tapi kamu ngak kenapa-napa kan? Kamu diapain sama dia? Udah-udah nanti biar aku yang urus dia, kamu jangan khawatir" sambil menenangkan Shifa. "Aku ngak kenapa-kenapa kok, aku cuman takut bakal dikeroyok sama genk dia lagi" ujar Shifa dengan penuh rasa khawatir
Dengan penuh rasa sayang Satria berjanji pada Shifa "Udah-udah, sekarang aku anter kamu pulang yaa, baru aku temuin sama Priska plus genknya aku janji aku bakal bikin dia kapok"
"Tapi kalo mereka cuman baik didepan kamu doang gimana? Dia bisa aja punya rencana lain biar kita ngak bareng-bareng lagi. Aku ngak mau... (begitulah perkataan Shifa yang aangat panik dan takut, namun perkataan itu terhenti setelah Satria...,) "shutt, udah kamu tenang aja aku janji, aku janji akan ngelindungin kamu dari mereka aku ngak mau pisah sama kamu" begitulah usaha yang dilakukan satria untuk menenangkan Shifa meyakinkan pada Shifa betapa besar dan tulus kasih sayangnya.
Satria benar-benar marah, dan begitu kesal karna ada saja orang yang menyakiti kekasihnya itu. Begitu bertemu dengan Priska dan genknya ia langsung meluapkan segala emosinya. Satria dan Priska sempat adu mulut, tetapi demi kekasih yang ia sayangi Satria rela melakukan apa saja. Akhirnya masalah dengan genk itu terselesaikan, Satria dengan sabar menjelaskan pada Priska bahwa ia benar-benar mencintai Shifa. Bahkan ia sempat memohon pada Priska untuk tidak menyakiti kekasihnya lagi. Dengan perlahan Priska pun mulai mengerti betapa besar rasa sayang Satria itu pada gadis yang telah ia lukai perasaannya. Dengan berjalannya waktu ia mulai belajar untuk melupakan dan melepas Satria dari hatinya.
Hingga hari kelulusan tiba mereka semua dapat menjadi teman yang sangat akrab, tidak ada lagi kebencian diantara siswa siswi yang datang dari 2 sekolah yang berbeda itu. Termasuk Satria dan Shifa mereka menjadi pasangan yang sangat peduli antara satu sama lain, mereka melepas masa-masa SMA mereka dengan kebahagiaan yang tiada terkira bersama teman-teman disekitarnya.....