part 3

9 0 0
                                    

Sejak mengenalnya aku mulai menghargai orang~orang yang berada disekitarku
-Revan Erlangga-

                            ******
"Pantai nya bagus ya. Pantai nya beda"ucap Nata kagum.

"Beda dari mana sama aja kali,namanya pantai pasti kayak gini" Ucap Revan cuek.

"susah ya ngomong sama orang yang gak peduli sekitar"ucap Nata yang pergi dari hadapan Revan.

Setelah mendenga ucapan Nata,Revan berfikir dua kali apa benar dia orang yang gak peduli sekitar. Ucapan Nata tadi terus mengiang di kepala Revan seperti kaset rusak.

"Tau ah"ucap Revan berusaha tak peduli dengan ucapan Nata tadi.

Di dalam mobil Revan dan Nata saling diam. Begitu pun Nata yang biasa nya selalu berceloteh sesuka hati nya sekarang berubah pendiam dan memilih untuk bermain dengan gadget nya.

"Ehem,sibuk banget keliatannya"ucap Revan yang memulai pembicaraan.

"Ya yang seperti lo liat"ucap Nata yang tetap fokus dengan gadget nya.

"Sorry ya"ucap Revan.

"Udah biasa gue digituin"ucap Nata yang mulai mengalihkan tatapan nya dari gadget nya.

Sekarang Revan dan Nata saling beradu mata tanpa saling bicara.

~villa~

"Ikut gue sebentar yuk" ajak Revan.

Revan mengajak Nata ke suatu tempat yang belum pernah Nata temui sebelum nya.

"Gimana tempat nya??"ucap Revan sambil tersenyum tulus kepada Nata.

"Keren"ucap Nata dengan senyum manis nya.

"Udah gak marah kan lo??"tanya Revan yang menatap Nata denga intens.

"Hah?? Ngapain marah??"ucap Nata yang grogi karena tatapan Revan.

"Gue takut kalo lo marah"ucap Revan yang membuat Nata bingung.

"Ngapain takut lo kira gue monster apa yang bikin orang takut"ucap Nata yang membuat situasi tegang itu berubah menjadi lelucon.

Revan dan Nata saling bercerita tak ada yang situtupi.

Nata sangat blak"an bercerita, Revan sangat suka dengan sifat blak blakan Nata.

Tanpa mereka sadari hari semakin larut tapi mereka tak kunjung ingin pulang.

"Nat balik yuk udah malem banget nih"ucap Revan yang khawatir karena sudah malam.

kalau Revan sendiri yang pergi sampai larut malam menurut nya sudah biasa tapi dia membawa Nata bisa-bisa keluarga pada khawatir.

"Bentar lah, van. Masih pengen disini"ucap Nata memohon.
"Kaga. Ayo pulang"ucap Revan tegas.

"Kapan kapan gue ajak lagi deh ke sungai ini" ucap Revan.

"Janji"ucap Nata dan mengeluarkan kelingking nya. "Janji" Revan membalas nya dengan menyatukan kelingking nya di kelingking Nata(yang artinya dia berjanji).

"ayo pulang" ajak Revan dan menggandeng Nata.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hai semua makasih yang udah mau baca ^^ jangan lupa like sama komen ya.....
Aku butuh saran kalian yang udah baca,sama like nya juga...
maaf kalo masih amatiran~
*pelukciumauthor^^

I Wish You Were My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang