Pesantren is My Destiny

Ngumpet

Jangan dikira anak pondok itu alim-alim, bro. Sama kayak sekolah mana aja, ada anak baik, anak sedengan, dan anak nakal. Kalo aku? Yah... bisa dibilang separuh nurut dan separuh ndableg alias nggak nurutan(biasanya kalo peraturannya yang nggak aku setujui kayak nggak boleh bawa laptop). Tapi, kata siapa nggak tau:nggak nakal itu nggak punya pengalaman atau hidupnya yang menantang. Nggak mungkin 'kan hidup kita dijalani lurus-lurus aja tanpa adanya konflik. Istilahnya kayak ada bumbunya gitu. Sekali-sekali nakal boleh, asalkan nggak berlebihan, karena Tuhan nggak suka hal-hal yang berlebihan. Orang pun juga begitu, nggak suka yang terlalu alay.

Ini ada satu kisah yang telah kujalani dan saat itu aku berpikir "Aku nakal banget, ya?". Hari Jum'at 'kan ada shalat Jum'at, yang cewek juga harus jamaah shalat Jum'at. Yang males jum'atan nggak cuma aku, ternyata banyak karena kami para cewek mikirnya shalat Jum'at itu wajibnya buat cowok. Ya sudah, kami menetap saja di kamar. Hanya beberapa anak yang berangkat. Eh... nggak taunya ternyata di-cekin! Langsung, deh, pada gerudukkan keluar dari kamar sebelum ketahuaan sama tuhh guru. Apalagi yang nge-cek itu guru killer. Kami semua langsung pergi ke tempat tersembunyi. Pertamanya, sih, pada ngumpul di kamar mandi, tapi karena dirasa nggak aman, kami pindah-pindah ke beberapa tempat. Bolak-balik nggak jelas. Seakan udah terorganisir sendiri, kami kompak dan akhirnya ngumpet di gedung laboratorium SMP sampe jum'atannya rampung. Lama kemudian jum'atannya selesai dan kami pun berhamburan keluar dan balik ke kamar masing-masing.

Sumpah konyol banget tapi ya seru aja karena banyak temen yang senasib. Jadinya kami nggak takut melakukan hal seperti itu karena temennya banyak. Itulah kekompakannya anak pondok. Hehe... jangan ditiru, ya? Lebih baik shalat jamaah walaupun males, sih, jalan ke masjidnya. Apalagi kalo cuaca panas banget. Setidaknya pahalanya lebih gede dibanding shalat sendiri.