Part 1

9 2 0
                                    

Rose Putri Steel, begitulah ia dikenal. Seorang gadis yg mungkin berumur dua puluh tahunan tidak akan menoleh lagi ketika nama itu diserukan. Untuk alasan yang rasional, ia membencinya. Rose dikenal adalah nama yang mengagungkan keindahan pada pemiliknya. Rose, arti lain dari mawar. Semua orang menyukainya. Tapi gadis dua puluh tahunan ini membencinya. Ia membenci orang-orang memanggilnya. Dan ia benci pada dirinya sendiri. Rose menghindar. Dengan cara apapun, ia tidak ingin lagi orang memanggilnya dengan nama itu.

Mawar indah tapi berduri, itulah paradigma-nya. Itu juga spekulasi pada dirinya sendiri. Rose berbahaya. Ia bahkan takut pada tubuhnya. Dan kini, Rose adalah Megan. Yah, Megan Wols. Dia akan dengan senang hati menyahut ketika orang-orang memanggilnya dengan nama itu. Ia ingin selalu dikenal sebagai Megan Wols. Benar, Rose Putri Steel, sekarang panggil dia Megan Wols. Masih gadis yg sama yang berusia dua puluh tahunan. Pemilik rambut hitam kecoklatan dan mata abu-abu. Cantik. Mempesona. Tapi tidak berbicara. Itulah yang membedakannya dari Rose. Jika sosoknya sebagai Rose adalah yang berbicara, maka sosoknya sebagai Megan adalah kebalikannya. Dia bisu. Hanya beberapa yang mengerti dirinya. Dan ia tinggal dirumah super besar bersama tiga orang lainnya.

Tuan Benedith atau Megan menganggapnya ayah. Seorang pria satu tahun diatas dirinya bernama Dirga dan satu lagi pria dua tahun diatasnya bernama Nathan. Semua yang tinggal disana menyayanginya. Oh, terkecuali satu, Nathan. Dia tidak juga membencinya. Tapi ia tidak menyukai kehadiran Megan. Yang seharusnya, kecelakaan yang menimpa Megan tidak mengharuskannya tinggal disana. Karna baginya, posisi Megan sekarang tidak harus diisi oleh siapapun. Tuan Benedith, yang tak lain adalah ayah biologis Dirga dan Nathan tanpa sengaja menyebabkan kecelakaan pada Megan dibulan sebelumnya. Yang pada akhirnya, beliau beranggapan kebisuan Megan adalah hasil dari kesalahannya.


Silent HillWhere stories live. Discover now