Part 4

5 1 0
                                    

Tapi dia sadar untuk tidak melakukannya sekarang. Setidaknya tidak dihadapan ayahnya atau dihadapan Dirga yang dianggapnya bersikap sangat berlebihan pada Megan.

"Kau senang, hah?" Nathan nampak sangat marah. Setelah acara makan pagi mereka, diruang tamu rumah ini ia menemui Megan dan langsung melontarkan perkataan caciannya. "Apa yang sudah kau lakukan pada ayahku? Kau mencoba untuk bisa memiliki kasih sayangnya?" Mata hazzle-nya itu terus menatap lekat-lekat sirat akan kemarahan pada Megan.

Ia tau Nathan tidak bisa mengertinya. Tapi Megan tetap menggunakan gerakan tangannya untuk menanggapi. Ia berkata singkat, "maafkan aku." Berharap Nathan mengerti sedikit artinya.

"Kau tidak berguna." Makinya. Ia malah menatap makin jijik pada Megan. Mungkin itu juga perasaan yang cocok menggambarkan dirinya. Ia memang tidak membencinya, seperti yg sudah-sudah. 

"Dengar,kau bisu dan adikku Megan Wols tidak. Tidak ada yang bisa menggantikannya. Dansampai kapanpun kau tidak akan pernah menjadi Megan Wols." Ia pergi tepatsetelah air mata Megan menetes yang kedua kalinya. Ia lalu membanting tubuhnyaterduduk diatas sofa. Matanya terus mengeluarkan cairan bening. Nafasnyaterisak sampai mengeluarkan suara. Ia harus menutupi wajahnya dengan kedua telapaktangannya untuk menutupi cairan bening itu berikut untuk meredam suaraisakannya. Tapi yang ia rasakan justru perasaan terjungkir balik yang makin terasasakit.

Tidak. Megan tidak bisa membalas cacian Nathan yang selama ini ia terima. Ia juga tidak bisa membalas dengan tatapan yang sama seperti yang Nathan berikan. Atau perlakuannya yang tidak mengenakan. Megan tidak bisa melakukan itu semua. Ia tau alasannya. Satu karna ia sadar bahwa ia mencintai laki-laki itu. Iya, Megan mencintai Nathan. Namun berbeda dari harapannya. Ya setidaknya ia berharap, Nathan mau menerimanya cukup sebagai Megan Wols saja. Yaitu adiknya. Dan berikan perhatian yg pantas seorang kakak berikan pada adiknya.

Silent HillWhere stories live. Discover now