2

26 3 0
                                    

.
.
.
.
.

🐯🐯🐯🐯🐯
ATA POV

"Pagi Mi, pagi Pi" ucap gue sambil turun dari tangga dan mendekat ke arah mami, papi yang lagi sarapan berdua,ceileh 😂 .

"Pagi sayang, mau sarapan apa?"tanya mami sok baik, eh gak deng emang baik kok cius deh.

"Ata maunya susu sama sandwich mam" ucap gue sok imut, sambil narik kursi dan duduk(padahal biasanya lesehan, eh gak deng).

"Bentar mami bikinin dulu ya"ucap mami dengan suara lembutnya lalu pergi ke dapur untuk membuat sandwich yang entah kenapa kalo mami yang bikin rasanya enak bingitsz.

"Pi bang Uta mana?"ucap gue sambil tengok kanan kiri, berasa maling deh ah haha.

"Masih di kamarnya, mungkin lagi siap-siap, kan ini hari pertamanya kerja di kantor pusat" ucap papi sambil membaca koran dan sesekali menyesap teh buatan mami.

"Oh iya lupa hehe, berarti Ata udah gak perlu ngantor lagi kan pi" ucap gue sambil cengar-cengir gak jelas, hidup bisa dikatakan berwarna bila tak perlu bangun pagi setiap hari  dan berangkat ke kantor untuk mengerjakan tugas seabrek yang gak ada abisnya.

"Tetap sayang, karena selama ini gak ada orang yang bisa mendesign tata ruang sebagus kamu"ucap papi sambil mengelus kepala gue, hancur sudah harapanku untuk bermalas-malasan.

"Tapi kamu hanya perlu ke kantor jika ada yang mempercayakan design tata ruang pestanya kepada kita saja, tidak perlu setiap hari sayang"ucap papi menambahkan, dan itu bikin gue sedikit agak lega, sedikit loh ya tapi setidaknya gue gak perlu dateng ke kantor everyday.

"Pagi Ata, Pagi Papi, Pagi Mami, Mam Uta juga mau sandwich"ucap bang Uta yang baru datang dan langsung mencium pipi papi dan gue lalu duduk.

"Abang suka banget nyosor ih"ucap gue jengkel sambil mengelus pipi bekas ciuman bang Uta.

"Nyosornya ke kamu ini dek bukan ke cewe asing" ucap bang Uta dengan santainya.

"Tapi bener juga sih, gue gabisa bayangin kalo bang Uta nyosor ke cewe yang gak dia kenal, pasti lucu deh haha" batinku sambil membayangkan apa yang akan  dilakukan wanita itu jika bang Uta main sosor seenaknya.

"Kenapa kamu Ta, cengengesan gak jelas" ucap bang Uta mulai curiga sambil nuding-nuding muka gue.

"Gak ko bang hehe" gue masih aja cengengesan.

"Sandwich special ala mami Vanesa sudah siap anak-anak" ucap mami yang berjalan dari arah dapur, dan ditangannya sudah ada dua piring berisi sandwich.

"Makasih mamiku yang cantik" ucapku sambil mengerlingkan mata dengan genit.

"Makasih ya mam, adek abang genit ih" ucap bang Uta dengan seulas senyum yang diberikan ke mami dan satu jitakan yang diberikan padaku, hiks.

"Pi abang nih, masih aja suka jitakin kepala Ata, kalo otak Ata jadi gak bisa buat mikir dan menghasilkan ide brilliant untuk membuat design gimana pi"ucap gue sambil pasang muka memelas.

"Ada-Ada aja anak papi"ucap papi sambil tersenyum dan sedikit menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Dasar drama queen" ucap kak Ata cuek dan memutar bola matanya.

"Udah-udah itu sandwichnya cepatan di makan" ucap mami menengahi.

"Yes mom" ucap gue lalu melahapnya.

🐯🐯🐯🐯🐯
RAMA POV
Di Ruang CEO Diningrat company

"Kenapa dari tadi malem muka tuh penari lari-lari mulu di otak gue" Ucapku Pada diri sendiri sambil memainkan pajangan yang ada di meja kerjaku.

"Udah mom sama dad bilang mau jodohin gue, arghh nambah-nambahin beban pikiran aja" ucapku pada diri sendiri sambil meremas rambut frustasi.

Tok tok tok. Suara ketukan pintu menyadarkanku dari perdebatan batin.

"Masuk" ucapku dingin dan menusuk, gue emang cenderung dingin kalo sama orang luar, apalagi sama sekretaris gue, ya abis dia ganjen banget.

"Selamat siang pak, bapak belum makan siang kan, mau saya belikan apa? Atau mau makan sama saya?" Cercanya dengan pertanyaan yang menurut gue sama sekali gak penting.

"TIDAK PERLU REPOT-REPOT, SAYA BISA SENDIRI" ucapku singkat, padat, jelas, males gue bicara lama-lama sama dia.

"Gak repot kok pak, bapak mau apa nanti saya belikan"ucapnya sambil mendekat ke kursiku dan memijit tanganku.

"Apa jawaban saya tadi KURANG JELAS? Dan bisakan anda sedikit SOPAN pada ATASAN  anda?"ucapku menekan beberapa kata yang ku ucapkan dan segera menepis tangannya dengan kasar.

"Santai aja dong, aku ngerti kok" ucapnya lagi sambil mengerling genit, membuatku muak.

"Saya tegaskan sekali lagi, bisakah anda sopan kepada atasan anda? Dan tolong gunakan bahasa formal, jika tidak ada kepentingan sebaiknya anda keluar dari ruangan saya" ucapku penuh penekanan dan segera membalik kursi menghadap ke jendela, dia kerjaannya cuma bisa nambah masalah aja, arghhh.

"Oke bapak Rama yang Terhormat, saya keluar" ucapnya lalu terdengar suara ketukan heels yang mulai menjauh tanda dia sudah pergi dari ruanganku.

"Pulang aja kali ya, mending makan siang dirumah, mom kan selalu masak"ucapku pada diri sendiri dan langsung mengambil berkas-berkas penting untuk dibawa ke rumah dan menasukannya ke dalam tas kantorku, setelah berkemas segera kusambar kunci mobilku dan berjalan menuju parkiran.

🐯🐯🐯🐯🐯
JANGAN LUPA
VOTE & COMMENT
PARA VIEWERS TERCINTAH

SALAM HANGAT MEY
22 April 2016

Traditional Dance In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang