Amanda Saviera. Gadis cantik, berambut lurus itu berjalan tergesa - gesa menaiki anak tangga untuk menuju ke kelasnya di lantai dua. Jam tangan yang melingkar di tangan kirinya menunjukkan jam '06.15' itu tandanya lima belas menit lagi kelas akan dimulai.
"Hhhh.... Hhhhh" Nafas Amanda terengah - engah. Ia memasuki kelas yang tampak riuh dikarenakan guru belum masuk ke kelas.
Amanda menghampiri tempat duduknya yang terletak di paling depan. Dilihatnya gadis cantik duduk disebelah bangkunya, ia adalah Vina. Sedangkan disamping kirinya terdapat Lelaki tampan, Daffa.
Amanda meletakkan tas ranselnya diatas meja. Ia melihat Daffa yang sedang berbincang dengan teman dekatnya, Rafa.
Daffa adalah salah satu most Wanted di SMA ini. Banyak gadis yang menggilainya, tetapi Daffa tak memperdulikan itu sama sekali. Karna Daffa adalah tipe cowok yang dingin kepada gadis. Selain itu, Daffa adalah kapten tim basket SMA ini.
Sedangkan di barisan paling belakang pojok, ada segerombolan cowok yang suka ngamen di kelas. Ralat! Bukan ngamen! Tapi konser. Iya, mereka selalu konser jika ada freeclass. Mereka menamakan genk nya 'Coband' yang menurut mereka artinya adalah 'Cogan Band'.
Vina sering protes dengan arti nama itu, "Mending pada ganteng - ganteng. Muka kayak pantat panci aja belagu amat!"
Sudah 30 menit tidak ada guru yang masuk. Alhasil mereka menyimpulkan guru tidak masuk dan freeclass. Akhirnya para Coband pun mulai maju ke depan kelas dan mengambil sapu.
"Cek.. Cek.. Satu dua tiga empat.." Ucap salah satu anggota Coband, Budi.
"Eh goblok! Lo ngapain belajar ngitung?" Ujar teman disebelahnya, Rizky.
"Em - Oke. Kali ini kita akan membawakan lagu dari Abang Rhoma Irama." Ucap sang ketua genk, Fikri.
"Hei manusia... Jeng jeng jeng.. Hormatilah ibu muu.. Yang melahirkan.. Dan membesarkanmu.." Lagu diawali oleh Fikri dengan suara nya yang pas - pasan.
"Darah dagingmu dari air susunyaa.... Jiwa ragamu dari kasih.. Sayangnya..." Lirik kedua dinyanyikan oleh Budi yang suaranya sangat tak jelas.
"Dia lah perempuan satu satunya.. Yang menyayangimu setulus.. Hatinya..." kali ini, dinyanyikan oleh Rizky dengan nada yang tak sesuai.
"Hei manusia.. Hor.."
"Hei kalian! Sedang apa!?" Pekik wanita paruh baya yang berdiri di depan pintu kelas. Itu adalah guru matematika, guru Killer sepanjang masa, Bu Erna.
'Aduh mampus gue mampus!'
"Mampus lu pada. Mampus!" teriak salah satu murid, Ridho.
"Diam kamu Ridho!" Bentak bu Erna.
"Eh - anu bu. K.. Kita lagi konser menghibur yang lain.." Ucap Rizky.
"Keluar kalian!" Bentak bu Erna dengan mata yang menyala - nyala.
"T.. Tapi bu.."
"Keluar sekarang atau saya tambah hukuman kamu!"
"I..iya bu"
Akhirnya band papan tripleks itu pun menaruh sapu ditempatnya semula lalu berjalan keluar kelas.
"Ada yang mau keluar menemani mereka?" tanya Bu Erna sembari berjalan menuju meja guru dan duduk di kursinya. Semua menggeleng.
"Oke. Kita akan melanjutkan materi kemarin."
***
"Gak bisa gerak gue pelajaran bu Erna!" Keluh Vina pada Amanda saat berada di kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Too Hard
Teen Fiction❌SLOW UPDATE❌ "Jangan tinggalkan aku jika aku sudah mencintaimu. Dan jangan temui aku jika aku sudah melupakanmu." - Amanda Saviera.