part 2 : kencan yang gagal

72 5 0
                                    

Kenzo meraba perutnya yang sudah mulai keroncongan. Pasalnya dari tadi pagi dia sama sekali belum sarapan. Semalam sehabis berkencan, dia langsung mengerjakan laporannya yang sudah deadline. Sehingga dia baru tidur jam 5 subuh. Dan baru terbangun jam 12.30.. pantas saja jika cacing di perutnya sudah mulai berisik minta makan.

Dia beranjak dari tempat tidurnya langsung menuju dapur mencari kalau ada sisa makanan kemarin yang masih bisa untuk di gunakan mengganjal perutnya sementara. Tapi tak ada apa apa di meja makan. Kemudian dia membuka lemari es, siapa tahu ada buah atau apapun yang bisa dia makan. Dan lagi lagi isi lemari es kosong. Dia lupa kalau dia belum belanja.
kenzo menyesali kecerobohannya ini, kalau begini bisa mati kelaparan, batinnya.

-----

"Hmm...yummy" ayla bersiap siap menyantap makanan yang ada di depannya. Dia baru saja mempraktekkan resep baru yang dia searching dari google.

"cumi saus padang. Akhirnya aku bisa menikmati makanan indonesia ini dengan tenang" batin ayla.

Namun belum sempat dia menikmatinya, ada yang memencet bel apartemennya.
Ayla menggerutu sendiri, siapa yang berani mengganggunya di hari libur ini. Padahal dia sedang tidak ada janji dengan siapapun saat ini.

"Hummm.. bau apa ini? Enak sekali" kenzo langsung menerobos masuk menuju meja makan.

"Kebetulan sekali, aku lapar" kenzo langsung menyantapnya dengan lahap.. "ini ennyaakk" ujarnya tidak jelas karena mulutnya penuh dengan makanan.

"Keeennnnzzzooo... aku bahkan belum mencobanya. beraninya kau.. sisakan untukku!!" teriak ayla

"Kau ini galak sekali.. meskinya kau bersikap manis dengan calon suamimu ini" ujar kenzo sambil terbahak.

"Calon suami? Huft" ayla mengerutkan kening mendengarnya.

"Harusnya kau ingat kalau mamaku dan mamamu sudah menjodohkan kita" kenzo senang sekali menggoda ayla seperti ini.

---

"Ayla... kau sangat cantik dan mandiri. Tante sangat senang kalau nanti kau menjadi menantu tante"

Ayla tersenyum mendengarnya, ia masih belum terlalu mengerti akan hal itu.

"Mbak rima, aku ingin menjodohkan ken dan ayla. Aku sangat berharap nantinya ayla jadi menantuku" ujar mama ken. Sepertinya mama ken sudah terlalu jatuh hati dengan ayla.

Ayla hanya tersenyum tak mengerti setiap kali mengingat hal itu.

"Bahkan mamaku belum menyetujuinya" ayla tak terima kalau ken selalu menggodanya seperti ini.

Ken tak menghiraukan ayla lagi. Dia fokus menyantap cumi saus padang yang super enak menurutnya.

"Aku tak menyangka kau bisa masak seenak ini" puji ken.

Ayla terbelalak melihat isi piringnya sudah bersih. Ken cepat sekali melahap semuanya.

"Dasar rakus..! Mestinya kau sisakan sedikit untukku" rutuk ayla.

"Ku lihat itu masih ada, makanya ku habiskan semua yang ada di piring" ken sambil menunjuk kotak makan yang penuh.

"Itu untuk leo"

"Kau tinggal beli makanan di luar untuknya"

"Kau tak mengerti, ken. Aku ingin dia mencoba masakan ku. Aku ingin menunjukkan padanya kalau aku ini calon istri yang bisa diandalkan dalam urusan dapur"

"Maafkan aku" kenzo berpura-pura memasang wajah menyesal. Padahal dia tak terima kalau ayla terlalu memperhatikan pacarnya itu.

--------

Ayla masih setia menunggu leo datang. Sudah 2 jam dia menunggu sendirian di cafe yang telah mereka sepakati untuk bertemu.

"Leo, aku masih menunggumu di cafe. Aku membawakanmu makanan yang ku masak sendiri tadi siang"

Ayla sudah beberapa kali menelpon leo, tapi selalu saja sibuk. Akhirnya ayla memutuskan mengirimkan pesan.

Sementara itu kenzo merasa gelisah sendiri memikirkan sahabatnya itu. Apakah benar jika ayla marah padanya karena kejadian tadi siang? Ah.. rasanya tidak mungkin. Sudah 9 tahun mereka bersahabat belum pernah ayla sesensitive ini. Sebenarnya bukan itu yang di fikirkan kenzo. Dia khawatir jika leo tak menepati janjinya lagi untuk menemui ayla. Bagaimana jika ayla sudah menunggu berjam-jam tapi leo tidak datang?

"Ken.. bisa kau jemput aku sekarang?"

Kenzo langsung keluar menuju cafe saat dia membaca pesan dari ayla. Pasti leo mengingkari janjinya lagi.

----

Sakura mekar dengan indahnya ditambah dengan sinar lampu jalan yang temaram, menambah suasana jadi romantis. Tapi semuanya tak sejalan dengan isi hati ayla saat ini. Ayla menahan air matanya agar tidak jatuh. Ini sudah tiga kali leo tidak datang.

"Ken, apa nanti saat kau sudah bekerja. Kau akan seperti leo?" Suara ayla terdengar getir. Kenzo tahu jika saat ini ayla sedang menahan airmatanya.

"Mungkin, tapi tenang saja. Aku akan selalu meluangkan waktuku untukmu"

Ayla tersenyum hampa mendengarnya. "Semoga saja" ujar ayla.

"Aku pinjam bahumu sebentar. Dan kau dilarang bertanya apapun sebelum aku yang bicara duluan" ayla langsung membalikkan tubuhnya menghadap kenzo dan memeluknya. Membenamkan wajahnya di bahu kenzo.

Kenzo menarik napas panjang, membelai rambut ayla. Dia tahu jika saat ini sahabatnya itu sedang sangat kacau. Ken merasakan bahunya basah "ayla menangis". Ken tetap diam, tapi tangannnya terkepal. Dia marah, kenapa leo selalu melakukan ini pada ayla. Jika lelaki itu memang sudah tak menyukai ayla, lebih baik tinggalkan saja. Daripada seperti ini.

Ayla mengeratkan pelukannya, tempat ternyaman untuknya saat ini adalah berada di pelukkan kenzo.
"Terimakasih, ken" lirih ayla.

"Hmmm..." kenzo hanya berdehem mendengarnya.

"Voiilllaaa... akhirnya kalian berkencan juga" laura mengagetkan ken dan ayla.
Ayla reflek melepaskan pelukkannya dan menoleh pada laura.

"Selamat, ken. Akhirnya kau bisa meluluhkan hati ayla" goda laura

"Hmmm..." ken tersenyum

Ayla mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu hah?!" Ayla tampak tak setuju dengan perkataan laura.

"Sudahlah mengaku saja. Aku sudah melihat kalian berpelukkan, mesra sekali" laura memeluk lelaki yang ada di sebelahnya. Seolah mempraktekkan apa yang tadi dia lihat.

"Hmmm" lagi-lagi ken hanya berdehem.
"Ini tidak seperti yang kau fikirkan. Benarkan, ken?" Ayla meminta persetujuan ken.

"Hmmm" dan lagi ken hanya berdehem

"Ken, kenapa kau hanya berdehem saja dari tadi. Jelaskan pada laura"

"Kau bilang tadi aku tak boleh bicara"

Ayla tak habis fikir kenapa dia bisa tahan bersahabat dengan lelaki seperti ken. Menyebalkan!

"Bukan begitu maksudku"

Mulailah ayla dan ken saling adu argumen. Laura tak tahan melihatnya.

"Hentikan!!! Dasar dua orang yang aneh. Tak usah berantem hanya gara gara aku memergoki kalian berkencan. Mau kalian berkencan sungguhan ataupun tidak. Itu urusan kalian"
Laura memutuskan untuk meninggalkan dua temannya itu. Selalu saja mereka tak pernah akur. Tapi anehnya selalu saja bersama.

"Sudahlah, hentikan" ken menarik ayla ke dalam pelukannya lagi. Dia tahu saat ini bukan saatnya berdebat.

"Aku lelah, ken" ayla kembali menangis.

"Mestinya kau tak harus begini. Kau ini cantik, banyak lelaki yang saat ini mengharapkan menjadi kelasihmu. Untuk apa kau bertahan sama orang yang bahkan tak menganggap kehadiranmu" kenzo menasehati ayla, agar ayla sadar jika dirinya terlalu berharga untuk di sia-siakan.

Ayla tetap diam, yang bisa dia lakukan saat ini hanya menangis.
Menyesali kenapa dia bisa sebodoh ini, meskipun leo sudah sering menyakitinya, ia masih kuat bertahan.

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang