BUT [j.b oneshot]

1.9K 64 10
                                    

it's dedicated for my bestie Insimadani, she's belieber guys.... so this story is about justin bieber. tapi kalo ada yang baca selain Insi juga gak apa kok :) xx

*** 

(Edited)

I know him but I bet he doesn't know me

He's the popular one in the school, but i'm just a girl with the purple glasses

He's always in my heart, but i never in his heart

He's always on my mind, but me? absolutely never on his mind

And I bet he doesn't know if I love him

So much

 

*

"liatin aja terus sampe tuh bola mata keluar." Tiba-tiba suara Nina mengagetkanku dari lamunan imajinasi terkonyolku tadi. Lol. Lupakan.

"apaan sih nin?"

"apaan-apaan apanya yang apaan, ya kamunya itu mau sampai kapan mendem tuh perasaan? Sampai kita lulus? Kita tuh lulus bentar lagi ness, ujian udah mulai di depan mata. Kamu malah mikirin the boy who doesn't know if you and your love are exist, and just for him." Kata Nina

Yeah

Itu memang benar sekali

Dia tidak tahu itu

Tapi, karena dia tidak mengenaliku.

Haha itu jelas saja."sudahlah nin jangan bikin aku tambah pikiran." Jawabku dengan membuang muka dari Nina.

"aku punya ide!" katanya dengan nada yang sedikit kegirangan, dan tentu saja membuatku menoleh kepadanya dan reflek berkata,"apa?" dia malah senyam senyum. Um, I think she's getting a stupid idea, pikirku dalam hati karena jujur saja perasaanku mulai tidak enak.

"sepulang sekolah ikut aku ke ruangan basket, bagaimana?" Apa?! Apa dia gila? Untuk apa aku kesana? biasanya sepulang sekolah di hari jum'at dia kan biasa bermain basket bersama teman-temannya. Yah kalian pasti berpikir ujian kelulusan satu minggu lagi dan dia malah santai bermain basket. Typical a boy. Dan omong-omong sekarang adalah hari jum'at!

Ugh. Aku harus menolak ajakan Nina atau aku akan terlihat seperti orang bodoh disana, tidak tidak itu tidak boleh terjadi. Dan akhirnya aku menggeleng kepalaku dan langsung pergi ke kelas.

Sebenarnya aku tidak marah dengan Nina hanya saja bila aku menuruti perkataannya aku akan malu sekali, karena aku tau pasti dia akan memaksaku untuk mengatakan perasaan bodoh ini pada lelaki itu.

*

"Nessi, apakah kau marah padaku?" tanya Nina yang sedang duduk dibangku depanku dengan bibirnya yang sedikit dimonyongkan dan membuatku ingin tertawa.

"untuk apa aku marah?" kataku

"jadi kau setuju dengan ideku itu?" tanyanya antusias

"tidak." Jawabku singkat tanpa melihat kearahnya, karena sebenarnya aku sedang memasukkan buku-buku kedalam tas, sekarang memang jam pulang sekolah, tapi untuk anak kelas dua belas ini adalah jam istirahat kedua sebelum dimulainya remidi (pelajaran tambahan). Setelah aku mengucapkan satu kata tersebut tiba-tiba Nina pergi entah kemana. Sigh. Mungkin dia kesal padaku karena aku tidak menuruti perkataanya. Ya, lucu memang. But who cares? Palingan besok balik lagi kaya Nina sebelumnya.

"hai ness look at what i've got" tiba-tiba Nina menyodorkanku permen karet yang, sepertinya sudah dikunyah...

"don't you dare to make it closer to me!" kataku sambil menunjuknya dengan telunjukku pas didepan wajahnya sambil mundur kebelakang kelas. Aku benci permen karet, permen karet sudah mebuat rambutku yang dulu tebal menjadi tipis seperti ini, ugh aku benci permen karet!

BUT [j.b oneshot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang