Prolouge

57 6 7
                                    

Cerita berawal dari kelahiran 2 orang anak Laki-laki dan Perempuan pada tanggal 10 April 1980 di Rumah Sakit Bina Bangsa pada Jam 00:01 AM, dimana cuaca saat itu sangatlah buruk. Akan tetapi, kedua Orang tua dari masing-masing anak pun sangat berbahagia, walaupun cuaca sedang tidak bersahabat, senyuman dari malaikat kecil mereka membuat suasana sangatlah cerah.

Mereka tumbuh dengan bahagia, berkat kasih sayang dari orang tua mereka masing-masing, membuat mereka tumbuh menjadi anak yang hebat. Setiap hari mereka selalu bermain, belajar , dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama, walau pada akhirnya sang Perempuan mulai berubah sikap saat Ibunda-nya meninggal pada ulang tahun-nya yang ke-5 tahun.

Semenjak kejadian itu, Gabriella Marrisa (anak perempuan) sebagaimana seorang anak yang ceria, cerdas, dan terampil, berubah menjadi remaja yang anti-sosial, penyendiri, dan sedikit arogan. Hal itu disebabkan karena Ibunda nya meninggal di tangan Ayah nya (?) pada hari ulang tahun-nya yang ke-5, yang menyebabkan dia sangat membenci orang dewasa, dia berfikir sama tentang orang dewasa seperti Ayah-nya, yang nanti-nya akan dipenuhi oleh kebencian ketika dia dewasa. Dia lebih sering menyendiri, menghabiskan waktu di kamar rumah-nya, bermain game yang berbau horror, mempelajari teka-teki, membaca buku sejarah, serta mempelajari secara otodidak mengebai Hukum. Dia ingin menjadi ahli hukum, agar dapat membuat Ayah-nya berada di penjara untuk selama-lamanya, sehingga Ayah-nya harus menebus segala kesalahan-kesalahan yang telah membuat kehidupan Gabriella hancur.

Gabriella menjalani hidup-nya sendiri, karena dia tidak mau tinggal bersama orang dewasa, biaya kehidupan dan sekolahnya berasal dari Paman-paman dan Bibi-bibinya yang menyayangi Gabriella, tetapi dia tetap tidak mau tinggal bersama mereka, dia lebih memilih tinggal di rumah orang tuanya sendirian, karena tempat itu lah yang membuat nya mendapatkan cinta dan kasih sayang yang tak ternilai dari Ibunda-nya. Ayahnya dipenjara selama 12 Tahun, tepat pada umur nya yang ke-17, Ayah-nya akan bebas dari penjara, dan itu adalah mimpi buruk bagi seorang Gabriella, dia akan membuat Ayah-nya kembali ke penjara dengan segala kekuatan yang ia dapatkan selama 12 Tahun tersebut.

Gama Satina, seorang anak laki-laki yang selalu bersemangat dalam hidup-nya, selalu berfikir positif, dan tidak pernah mau ambil pusing tentang kehidupan, asalkan itu membuatnya senang, dia akan menjalaninya. Dia lah laki-laki yang lahir bersamaan dengan Gabriella, dia laki-laki yang agak sedikit kemayu (bertingkah seperti perempuan), ceroboh, menyusahkan, dia juga anak yang penakut (terutama hal horror), pelupa, cerewet. Akan tetapi, dia anak yang rendah hati, cerdas, energik, setia kawan, mudah bergaul, dermawan, rajin menabung, dan penyayang, meski banyak kekurangan pada diri-nya, dia justru disukai banyak orang, karena setiap orang yang ada di dekat-nya, selalu merasa senang. Dia anak yang simple, ketika ada orang yang baik dengan-nya, dia akan membalasnya lebih, tetapi bila ada yang jahat pada-nya, dia akan membalas dengan bijak, karena pada dasarnya Gama adalah orang yang penyayang, dia tidak mau orang membenci dirinya, dan baginya, keluarga dan kerabat lah harta paling berharga dalam hidup nya.

Hampir setiap saat Gama dan Gabriella selalu bersama, karena mungkin sudah ada ikatan diantara mereka berdua, jadi dimanapun mereka berada, mereka selalu berdua. Gabriella selalu dibuat kesal dengan kelakuan Gama, karena Gama selalu mengikuti Gabriella, hal itu dilakukan Gama karena dia sangat menyukai Gabriella sejak kecil, dan juga karena tidak ada orang yang mau terlalu dekat dengan seorang Gabriella, yang memiliki sifat yang dingin, keras, dan misterius. Gabriella sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh orang tua Gama, walau tetap saja Gabriella belum bisa terlalu dekat dengan orang dewasa, tetapi dia sudah menganggap orang tua Gama sebagai 'orang dewasa yang baik'.

Gama lah orang yang menghubungkan Gabriella dengan dunia luar, walau tadinya orang-orang disekitar memandang sebelah mata Gabriella, tetapi pandangan mereka perlahan berubah karena Gama, meskipun sifat Gabriella belum banyak berubah. Setiap ulang tahun mereka berdua, teman-teman sekolah hanya merayakan ulang tahun Gama, tetapi Gama tidak pernah lepas dengan Gabriella, dia selalu menyuruh teman-temannya untuk merayakan ulang tahun Gabriella juga, karena Gama tidak bisa melihat orang yang menyendiri. Dan Gama selalu berharap, Gabriella lah wanita yang nanti nya akan menemani-nya sepanjang perjalanan hidup-nya.

Son On The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang