6 tahun berlalu, fathur tumbuh besar dan kini dia berumur 12 tahun, hidup sendiri tanpa mempunyai siapa pun, bisa makan dan bisa bersekolah hanya mengandalkan uang dari jeri payah dirinya sendiri sebagai kuli membantu para petani di sawah, perkebunan dan peternakan, walau terkadang dia mendapat sedekah dari warga dan saudagar-saudagar kaya, dia kumpulkan uang sedekah itu hanya untuk bisa bersekolah, dengan egoisnya dia memilih untuk di kasihani agar mendapatkan uang, tak perduli mereka menganggap apa yang penting dia bisa lebih pintar .
Di umurnya yang masih muda dia harus menanggung beban seberat itu, dia tidak pernah merasakan kasih sayang dari siapapun, dan tidak bisa menikmati masa kecil yang begitu indah, dan kini semenjak kejadian 6 tahun lalu, dia menjadi pribadi yang pendiam, cuek , tak perduli apa yang terjadi di sekitarnya, penuh ambisi, seperti terjebak di dalam kegelapan, senyuman yang dulu sering terpancar kini sirna, tetapi dibalik semua itu dia adalah pribadi yang kuat, pekerja keras, dan pintar.
Hidup di sebuah gudang peralatan, sisa reruntuhan rumahnya yang tak terbakar, tidur hanya beralaskan jerami yang dia ambil dari peternakan, hanya dia sendiri di sana tanpa siapapun, jauh dari rumah-rumah warga, karna dulu rumahnya yang di bangun dekat hutan dan perkebunan. Selama 6 tahun kebelakang hingga kini adalah masa-masa sulitnya selama hidup dengan ingatannya yang sebagian hilang akibat benturan di kepalanya, sering sekali dia merasa putus asa ingin sekali membunuh dirinya sendiri agar dia bisa tenang bersama orang tuanya di alam sana, namun yang menguatkan dirinya adalah sebuah janji yang harus di tepati yang bertujuan untuk membunuh sang kaka dan grombolan pria berdarah dingin yang telah merenggut nyawa sang ibu.
Hari demi hari berlalu , fathur pun semakin mengerti dan terbisa dengan hidupnya yang seperti itu, dia jalani dan nikmati saja.
Di malam hari jam 8 malam, fathur yang sepulang bekerja dia duduk di atas jerami untuk beristirahat sejenak sambil menikmati nasi bungkus pemberian petani tadi sore, selepas dia beristirahat lalu dia ,mengambil buku dari box penimpanan, dia pun belajar dengan bercahayakan sebuah lilin, ketika dia sudah beres dengan belajarnya dan akan menyimpan kembali bukunya ke dalam box, dia terjatuh dan kakinya terterobos kedalam lantai yang ia injak rupanya lantai yang terbuat dari kayu itu telah rapuh, fathur pun memeriksa lubang tersebut, tadinya dia akan membenarkannya, namun dia penasaran lubang yang dia injak tadi kedalamannya kisaran dua meter.
Fathur pun membongkar bagian kayu yang rapuh, dan ternyata lebar dari lubang tersebut kisaran 100 cm x 100cm, dia pun menerawang lubang tersebut dan menemukan sebuah kotak, .fathur pun betanya-tanya dan penasaran dengan isi dari kotak tersebut, kotak itu di gembok dan fathur pun kesusahan untuk membukanya, ia coba mencongkelnya namun susah sekali terbuka, kotak itu terbuat dari baja yang tebal, salah satu cara dia harus menggergaji gemboknya, dia putuskan membuka kotak itu besok sepulang sekolah dan dia akan meminjam gergaji ke petani di tempat dia bekerja, fathur pun menutup kembali lubang tersebut dengan beberapa papan, lalu dia pergi untuk tidur.
Di pagi harinya , fathur pun terbangun dari tdiurnnya dan lekas mandi siap-siap untuk berangkat kesekolah. Sepulang fathur bersekolah, ia pun langsung pergi ke rumah sang petani untuk meminjam gergaji. Sesampainya ke rumah petani, fathur mengetuk pintu, dan yang membukakan adalah sang petani, petani tersebut menyambut fathur.
"Hey nak, mau ada apa ko tumben kamu mendatangi rumah saya? Dan kenapa kamu tergesa-gesa begitu?"
"Tidak pa saya kesini hanya ingin meminjam gergaji besi." Dengan diginnya dia menjawab.
"untuk apa nak?"
"Emmmhh , hanya untuk membenarkan sedikit kerusakan di gudang saya pak."
"yasudah masuk dulu sebentar, dan tunggu, saya ambilkan."
YOU ARE READING
DESTENY OF REVENGE !
Mystery / ThrillerFathur adalah seorang anak yang terlahir dari kasih sayang di besarkan dan di bentuk oleh rasa dendam, hidup dengan penuh tanda tanya. berambisi untuk membunuh sang kaka dan sekelompok mafia kejam yang telah merenggut nyawa sang ibu. menyamar sebaga...