Pt 7

1K 136 21
                                    


....

Jungkook berlari terburu-buru menaiki tangga. Terlihat peluh yang membasahi pelipisnya dan nafasnya yang terdengar tidak beraturan. Hanya satuhal yang ada dipikirannya saat ini. Menemui gadis itu.

Ditelusurinya lorong-lorong apartment ini dan berhenti tepat didepan pintu bernomor 102. Jungkook memperpendek jarak antara telinga kiri dan pintu dihadapannya berusaha mendengar sesuatu, tapi nihil. Dan itu membuat Jungkook makin khawatir. Jungkook mengetuk pintu berharap gadis itu akan membuka pintu dengan wajah yang tersenyum, namun tidak ada jawaban.

Kali ini dia mengetuk lebih keras, lebih seperti menggedor, namun masih tidak ada jawaban. Jungkook memutuskan untuk mendobrak pintu kayu itu. Dan berhasil!. Pintu kayu itu terbuka dan tampaklah ruangan yang sangat berantakan.

Jungkook mengelilingi ruangan kecil itu, tapi tidak menemukan gadis yang dicarinya. Saat Jungkook menelusuri kamar mandi, tiba-tiba matanya menangkap sebuah siluet dibalik tirai mandi. Jungkook membukai tirai tersebut dan terkejut melihat gadis yang dicarinya ternyata terduduk sambil memeluk lututnya dan membenamkan wajahnya.

Jungkook menekuk lutut kanannya dan menggunakannya sebagai penopang badannya, "Tiff..." Tiffany mengangkat kepalanya perlahan dan mendapati Jungkook yang sedang memandangnya dengan hangat. Tiffany langsung memeluk Jungkook dan menangis hingga terisak. Jungkook membalas pelukan Tiffany sambil mengelus rambut Tiffany dengan lembut.

Jungkook memilih diam dan membiarkan Tiffany menangis.
Ia terlihat sangat rapuh dan lemah sehingga Jungkook memutuskan untuk membawanya ke ruang tengah. Di gendongnya Tiffany dan mendudukkannya diatas sofa. Matanya terlihat sembab dan dia masih sesengukkan, suaranya juga serak. Jungkook menunggu hingga Tiffany tenang dan mengajaknya berbicara.

"Tenanglah, kau harus bisa melepaskan dia Tiff. Dia tidak mencintaimu, dia hanya menganggapmu sebagai sahabat dan adik. Dia hanya mencintai Seohyun" Tiffany menggigit bibirnya yang bergetar, berusaha menahan air matanya agar tidak tumpah lagi, setelah mendengar perkataan Jungkook.

"Aku tau.. tapi..dia.."
"Aku tau! Dia bersikap seperti mencintaimu! Dia bersikap seperti kau adalah miliknya! Aku sendiri tidak mengerti seperti apa jalan pikirannya!" ujar Jungkook sambil berusaha menekan emosinya agar ia tidak berapi-api.

Jungkook melihat kearah Tiffany yang hanya menundukkan kepala. Bahunya berguncang, dia menangis lagi. "Tiff, masih banyak laki-laki yang akan tulus mencintaimu dan tidak akan bertingkah palsu dihadapanmu"
Tiffany mengangkat kepalanya kemudian menghela nafas berat dan mengangguk.
"Aku tau, dan aku akan berbuat sesuatu untuk mengakhiri semua ini."

....

Didalam kamarnya yang hangat, Sehun hanya berbaring santai diatas tempat tidurnya sambil membaca komik yang sebenarnya sudah dibacanya berulang-ulang. Ya karena komik ini adalah pemberian dari orang yang sangat spesial baginya. Dan orang itu akan mengunjunginya malam ini.

Tok Tok Tok ..

"Masuk" pintu kamarnya terbuka perlahan, menampakkan seorang gadis dengan dress putih. Gadis itu menyunggingkan senyumnya yang cantik.

"Hai, kau sedang apa?" Tanyanya.
"Membaca komik" jawab Sehun sambil menunjukkan komik bacaanya dihadapan gadis itu dan gadis itu langsung tersenyum bahagia.

Untuk kali ini, mungkin hanya senyuman yang bisa dia berikan.

"Oh iya! Aku kesini untuk memberikanmu ini" ujarnya sambil menyodorkan sebuah amplop kecil. Sehun menaikkan sebelah alisnya sambil menerima amplop berwarna merah berisi surat itu.

"Ini surat apa?" lagi-lagi gadis itu hanya tersenyum. Sehun terheran hingga mengerutkan dahinya.

"Kau bisa membacanya nanti" ucapnya sambil beranjak dari duduknya dan berjalan keluar dari kamar Sehun. Saat dia sudah berada di luar kamar Sehun, dia menahan pegangannya pada pintu dan berbalik memandang Sehun yang masih terdiam menatapnya dari kasur.

What Is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang