TIGA

151 15 1
                                    



"Oppa, kenapa diam saja?" Wanita berpipi Chubby itu memperhatikan pria di sampingnya yang sedang terdiam memandangi dashboard mobil. "Sesuatu terjadi, ya? Oppa, cerita saja kepadaku."

Gadis itu, Eunha, menangkup wajah tirus milik Oh Sehun. Mencari penyebab keanehan kakak kesayangannya itu. Mulut kecil milik Eunha menggerucut lucu saat ia tak kunjung menemukan peyebabnya.

"Eunha, apa Oppa-mu ini tidak tampan lagi, ya?" Sehun memasang wajah melasnya untuk menutupi kesedihannya.

Sekarang Eunha dan Sehun sedang berada di dalam mobil sedan milik Sehun. Gadis itu baru saja masuk dan menemukan keadaan kakaknya yang tidak ceria seperti biasanya. Mereka memang biasanya bertemu di café yang berada 200 meter dari sekolah, baru saat itu kedua kakak-beradik itu pulang bersama.

"Ya Tuhan, mana mungkin? Oppaku ini bahkan lebih tampan dari Brad Pitt, dan aku ini kan Angelina Jolie nya." Gadis polos itu berusaha menghibur kakak kesayangannya.

"Tapi kenapa ia begitu membenciku, Eunha?" Tanya Sehun dengan nada rendahnya. "Jongin bilang aku tidak akan bisa mendapatkannya. Bahkan jika aku ini seorang pangeran sekalipun."

"Jongin Oppa menyebalkan sekali, ya. Oppaku ini, siapa sih wanita yang bisa menolaknya? Ia sangat periang, baik hati, dan juga tampan. Orang yang memiliki hatimu pasti orang paling beruntung di dunia." Tangan Eunha membuat lingkaran besar menandakan dunia yang sangat besar. Tak lupa sebuah senyuman masih terpampang di wajahnya.

"Jongin bilang ia membenciku. Aku tahu untuk menghapus perasaanku ini sangat sulit. Apa aku menjauh darinya saja, ya? Aku tidak ingin ia terganggu karenaku." Ucap Sehun dengan begitu tulus.

"Hei, bagaimana bisa Oppa bicara seperti itu? Kalau kau menyerah, bukan kah perjuanganmu selama 2 tahun ini sia-sia saja?"

"Aku tidak ingin ia merasa terga..."

"Oppa, apa hanya sampai di sini saja kemampuanmu? Kau itu Oh Sehun, seorang pria yang ambisius. Batu yang sangat keras saja lama-lama terkikis oleh dinginnya air hujan dan perubahan cuaca. Kenapa hati yang hanya gumpalan darah saja tidak bisa terkikis sedikitpun oleh perilakumu yang teduh?" Tutur Eunha panjang, membujuk kakak kesayangannya itu untuk tidak menyerah.

"Benar juga, aku ini kan Oh Sehun! Siapa yang tidak tertarik padanya? Bahkan seorang Kang Seulgi yang seperti batu pun bisa tertarik padaku!" Semangat kembali berkoar koar di dalam diri Sehun.

"Assa! Itu baru Oppaku!" Eunha mengacungkan ibu jarinya dengan gembira.

Hal ini bukan pertama kali terjadi pada Sehun. Mungkin ini sudah ketiga kalinya Sehun ingin menyerah mendekati Seulgi. Sehun itu juga pria biasa yang mempunyai perasaan. Terkadang ia merasa lelah jika Seulgi selalu mengabaikannya. Tapi setiap kali Sehun lelah, selalu ada Eunha di sampingnya. Gadis lucu itu terus menyemangati kakaknya tanpa bosan.

DRRTT..

Getaran muncul dari ponsel sebesar 5 inch milik Eunha. Sebuah pesan baru saja masuk. Jari-jari lentiknya bergerak untuk membuka pesan tersebut.

From: Unknown Number

Oh Eunha? Ini aku Lee Taeyong. Apa seragam putihku terbawa olehmu? Terimakasih.

Alis Eunha tersambung, berpikir beberapa saat. Tubuhnya berbalik ke belakang mengambil tas ungunya. Tangan Eunha merogoh tas tersebut kemudian keluar dengan sebuah seragam putih di genggamannya. Ah, ternyata memang benar-benar terbawa olehnya. Eunha bodoh, kenapa bisa terbawa?

Airplane ModeWhere stories live. Discover now