Part 1

10.3K 558 29
                                    

Yoona berlari kecil, sesekali melirik si bodoh yang berada di belakangnya yang terus saja berjalan dengan mata setengah- ah tidak, mata laki-laki itu hampir sepenuhnya tertutup. Tidak menyadari seberapa rumit masalah yang sedang mereka hadapi kali ini.

Jangan salahkan dia! Oh Sehun memang tidak pernah menganggap segalanya serius. Kecuali mengganggu Im Yoona, itu adalah salah satu kegiatan Oh Sehun yang benar-benar membutuhkan konsentrasi dan keseriusan tingkat tinggi. Hal serius lainnya tidak terlalu penting, tapi yang jelas ada Im Yoona di dalamnya.

"Hey, Oh Sehun! Kau cari mati? Cepatlah sedikit! Aku tidak ingin berakhir seperti hari-hari sebelumnya hanya karena kau!"

Yoona menghentak-hentakkan kakinya kesal. Terlalu gemas menatap tingah manusia bodoh di hadapannya.

"yeobo~ bisakah kau menarikku jika begitu? Aku benar-benar mengantuk. Serius." Gumamnya, berjalan seperti seorang yang mabuk.

"Sudah ku bilang berhentilah memanggilku dengan panggilan konyol itu! Ya Tuhan, Sehun. Kita sudah hampir delapan belas. Seseorang akan benar-benar berpikir aku adalah istrimu!"

Yoona memutar kedua matanya, meskipun terlihat tidak peduli, sebenarnya gadis berperawakan kecil dengan rambut coklat tua yang sewarna dengan matanya itu tetap memperlambat langkahnya. Menunggu Oh Sehun (si bodoh) yang entah bagaimana hasilnya jika sehari saja Yoona tak bersamanya.

Mungkin Yoona akan menemukan Oh Sehun, lelaki tinggi dengan dagu runcing (yang mungkin bisa ia gunakan memotong beberapa bahan makanan di rumahnya) itu berakhir menggunakan kaos kakinya untuk mengganti tisu toilet, dan puluhan-ah tidak, ratusan cup bekas ramyeon berserakan di sekitar rumah pria idiot itu.


"Siapa yang peduli, kau memang istriku. Kau adalah Oh Yoona. Eomma bahkan sudah menganggapku seorang menantu. Terima saja kenyataan itu!"

Sehun sudah berada di sampingnya. Mulai merangkul bahu gadis yang bahkan tidak mencapai dadanya itu.

Yoona sudah seperti separuh hidupnya. Katakan dia berlebihan, tapi dia benar-benar serius. Semua yang menyangkut Im Yoona adalah  suatu yang serius baginya. Mungkin jika saja Yoona meninggalkannya sendirian. Dia akan berakhir dengan menggunakan kaos kakinya sebagai pengganti tisu toilet, atau mati kelaparan, atau terjebak pada narkoba, atau dia akan menjadi gigolo.

"Itu karna kau dan eomma sama-sama berkebutuhan khusus. Bagaimana bisa eomma menyerahkan anak gadisnya pada pria yang bahkan selalu terlambat setiap hari."

Yoona tidak mempedulikan lengan Sehun dan terus berjalan sampai dia mulai menyadari, mereka sudah jauh terlambat. Di hari senin. Untuk yang ke- entahlah, Sehun tidak pernah bisa bangun lebih pagi, bahkan jika itu hanya 5 menit lamanya.

Dia akan selalu bangun pukul 7 tepat. Dan Yoona akan selalu menunggu di ruang makannya selama 20 menit. Memainkan ponselnya sambil sesekali mendengar berbagai macam barang dan apapun itu jatuh saat Sehun akan berlari mengitari rumah mereka buru-buru. Bermaksud tidak ingin membuat Yoona menunggu yang justru akan menimbulkan efek yang berkebalikan.

Yoona menghembuskan nafasnya lalu meregangkan kedua tangannya.

"Sudahlah. Aku tidak peduli tentang terlambat lagi. Kita memang tidak akan pernah tepat waktu. Benar, kan?"

Yoona tersenyum, nyengir dengan begitu cantik. Terus berjalan beriringan dengan Sehun yang merangkul bahunya. Sebenarnya Yoona bisa saja berlari sendirian ke sekolah tanpa Sehun disisinya. Itu akan membuatnya tidak terlambat lagi, tapi bagaimanapun, bahkan Yoona tidak pernah menyukai ide itu sama sekali. Dia tidak akan meninggalkan si bodoh Sehun itu sendirian. Seperti Sehun yang bahkan tak pernah bergeser sedikitpun dari tempatnya selama 1 bulan penuh untuk menunggu Yoona membuka matanya dan menangis serta menjambak rambut Sehun sesaat setelah kekuatannya kembali.

Dan bukannya menghindar, Sehun justru menikmatinya. Sehun bahkan tidak bisa berhenti tersenyum saat Yoona benar-benar menuruti permintaannya untuk bangun dan menjambak rambutnya.

Itu adalah kisah lama. Yoona pernah terlibat kecelakaan dan hampir sebulan tak benar-benar mendapatkan kesadaran.

"Kau benar-benar seorang istri yang perhatian. Bagaimana dengan sedikit belaian pada rambutku pagi ini?"

Sehun tersenyum atau lebih tepatnya menyeringai, menggoda Yoona. Bukankah Sehun sudah menegaskan? Bahwa mengganggu Im Yoona adalah salah satu kegiatan yang benar-benar dilakukannya dengan serius dan sepenuh hati. Dan Oh Sehun tidak pernah main-main akan hal itu.

Yoona mengangkat tangannya sambil tersenyum dan mulai menjambak rambut coklat (yang di cat karena mengikuti warna rambut Yoona) Sehun dengan sepenuh hati.

"H-hey! Hey! Ini benar-benar sakit! Ya~ yeoboo~"

Yoona menghela napasnya. Lagi. Entah dia harus menjambak dan menampar Oh Sehun agar lelaki ini sadar dan berhenti menggunakan panggilan konyol itu untuknya.

"Oh Tuhan, apa aku seorang pendosa di kehidupan sebelumnya? Kenapa aku terjebak dengan laki-laki idiot sepertimu? Dan ya! Oh Sehun! Berhenti memanggilku yeobo! Dasar laki-laki mesum!"

Yoona melepaskan tangannya dan mendengus kesal. Oh Sehun tidak pernah membuat harinya menjadi hari yang tenang. Dan bodohnya, Yoona menyukainya. Semua yang di lakukan Sehun untuknya, Yoona menyukainya.

.

.

.

.


.

- j e j e -

JUST YOU [EXO SEHUN FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang