Bad Signal 6

231 39 52
                                    

"Hall-"

"Lu ngapain deh nelpon malem-malem gini? kek gak ada waktu lain aja." omel Fella setelah menerima panggilan tersebut. Ia gak berniat sama sekali buat bales sapaan basa-basi Chandra dan kalo ternyata Chandra mau minta fotoin PR, kenapa gak lewat chat aja.

Dasar nyusahin orang mulu.

"..."

"Kok ditanya malah diem."

"Gue didepan rumah lo." ucap Chandra, lalu terdengar helaan nafas disebarang sana.

Fella keheranan. "Malem-malem gini? Ngapain, Chan?"

Malam sudah mulai larut sekitar jam 9, begitu waktu menunjukan. Tiba-tiba Chandra menelpon dan memberitahu Fella bahwa ia berada didepan rumahnya. Heran? Pasti.

"Pokoknya temuin gue sekarang." Itu sebuah perintah dan Fella tahu itu.

"Gajelas lu." umpat Fella, lalu mematikan panggilan yang bedurasi sekitar 3 menit itu.

Keluar dari kamar, Fella langsung menuju ke pintu depan. Ia hanya perlu menemui Chandra, lalu kembali ke kamar untuk tidur. Itu saja, tidak lebih.

"Mau kemana?"tanya Diana, mama Fella, yang masih bersantai di ruang keluarga bersama adik-adiknya.

Melihat Fella yang tergesa-gesa keluar dari kamarnya menimbulkan pertanyaan dibenak Diana, pasalnya saat tadi diajak makan malam Fella tidak mau.

"Keluar bentar, Ma."






*



Chandra menatap Fella dan buku pelajaran secara bergantian. Mereka belajar di teras rumah Fella dengan Fella sebagai gurunya, karena besok ulangan harian matematika dan Risa, Mama Chandra, ingin Chandra mendapat nilai tinggi.

"Ngerti kan?"tanya Fella setelah sibuk menjelaskan rumus-rumus tentang bangun datar dan bangun ruang.

Chandra mengangguk paham.

"Coba lo kerjain soal no.1 kalo emang beneran paham." sindir Fella halus. Bukan apa-apa, ia kadang kurang percaya kepada Chandra dengan apa yang Chandra bisa atau lakukan.

"Ini mah mudah."ucap Chandra enteng setelah membaca sekilas soal no.1, sedangkan menurut Fella soal itu mudah asal tahu rumus dan maksud pertanyaannya.

"Kalo mudah ya kerjain,"jeda."Terus lanjutin ke soal perbandingan di bab 3."

Sambil menunggu Chandra mengerjakan soal yang lumayan banyak, Fella masuk kedalam rumah untuk membuat teh hangat. Otaknya seakan mau pecah dengan angka-angka yang selalu butuh pemikiran, mungkin dengan segelas teh hangat bisa mendinginkan otaknya.

"Ada Chandra ya?"tanya Diana yang baru selesai mencuci piring makan malam tadi.

"Iya, Ma. Mau minta diajarin matematika buat ulangan besok."

"Kamu udah belajar?"

Fella mengangguk. "Tuh sekalian sama Chandra."

"Yaudah nanti kalo udah selesai belajar, jangan lupa kunci pintu depan."pesan Diana sebelum menuju kamarnya yang dibalas anggukan patuh oleh Fella.

Akhirnya teh hangat buatan Fella jadi yang membutuhkan waktu kurang lebih 5 menit. Ia kembali ke teras dengan membawa dua gelas berisi teh hangat, satu untuknya dan satu lagi untuk Chandra.

"Perbandingan gue gak ngerti sama sekali." Chandra berucap tersirat nada putus asa.

"Perbandingan tuh paling mudah,"jeda."Asal lu tahu itu perbandingan senilai atau berbalik sesuai tipe soal."

Tipe Chandra yang mudah putus asa harus diimbangi dengan kata-kata membangun, menurut Fella begitu.

"Minum dulu gih, gue tahu lu capek mikir."saran Fella yang langsung disambut suka cita oleh Chandra. Dalam beberapa detik teh hangat itu mengalir perlahan ke dalam tubuh Chandra.

Chandra sibuk mengerjakan soal-soal kembali, sedangkan Fella memerhatikan Chandra seksama sambil meminum tehnya.

"Chan!"

"Kenapa?"

"..."

"..."

Hening. Terjadi hening yang cukup lama.

"Lo itu pintar cuma males aja, sama kek gue."

Mendengar itu Chandra menatap horor Fella. "Gue dan lo itu beda kali."

Fella memasang wajah seriusnya. "Gue serius."

"Lu gak cocok jadi orang serius elah."

"Cocoknya jadi apa?"

"Jadi pacar gue." Chandra berucap sembarangan lalu tertawa.

"Mau lu itu mah."

"Canda kok."

"Serius juga gapapa."

"Fella!!!"

"Chandra!!!"

Menyadari kekonyolan masing-masing. Chandra tertawa cukup keras sedangkan Fella tersenyum geli menahan tawanya.

"Udah malem, pulang sana."

Chandra mengangguk. "Tapi kok kesannya ngusir gue ya."

"Emang ngusir."ucap Fella jahil.

Namun, sebelum Chandra pulang ia berkata, "Thanks and good night, Fell."

Entah kenapa, malam ini Fella cukup senang bersama Chandra.












•Tbc•

Bad SignalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang