Musim panas tiba tepat pada tanggal dimana Boy Group terkenal asuhan YG Entertaiment –BIGBANG menjalankan konsernya. Penggemar dari berbagai penjuru dunia berbondong-bondong datang untuk melihat langsung pesona para lelaki itu, rela berdesak-desakan disuasana musim panas demi melihat idolanya. Lalisa mendecak kagum, bahkan bibirnya terbuka sedikit melihat kerumunan didepan venue, bukan hanya kearena jumlah, namun sikap mereka yang sabar juga patut diacungi empat jempol. Lisa mungkin akan pingsan jika berada diantara kumpulan penggemar itu karena tak tahan dengan matahari yang menyengat kulit. Pekerjaan barunya tidak buruk. Lisa sedikit menikmati bagaimana bekerja menjadi seseorang dibelakang layar, ya, walaupun orang-orang ditempat ini masih terlalu kasar kepadanya dan Lisa berusaha menahan diri. Iya, agar tidak mengumpat.
Matanya kembali memantau kumpulan kertas ditangannya, membaca ulang agar berusaha tidak membuat kekacauan dipenampilan perdananya turun ke lapangan. Lisa hanya menjadi staff biasa, namun orang-orang jahat disini memanfaatkan Lisa untuk meringankan pekerjaannya. Lisa yang seharusnya hanya memantau malah justru sangat sibuk mengangkat barang property kesana-kemari. Dia tidak mempermasalahkannya, lagipula, uang yang dia dapat dari pekerjaan ini sangat banyak, dia tak masalah jika harus bekerja keras. Setidaknya, disini lebih baik dari pada ditempat kerja lamanya.
"Lisa-ssii, tolong bawa stand microphone itu keatas panggung. Kalau bisa, taruh itu tepat berada ditengah untuk penampilan pembuka dari G-Dragon nanti. Dan jangan membuat kesalahan" sahut Ketua Jung – Jung Jaehyun yang bahkan meminta tolong tanpa melihat Lisa. Lisa mengangguk "Nee chojangnim" entah membalas pada siapa yang jelas dia hanya bersikap sopan kepada manusia disana. Lisa meninggalkan dokumen tebalnya di meja kecil yang berdekatan dengan dispenser air disudut ruangan. Langkah kakinya mendekat pada stand microphone dan membawanya dengan dua tangan.
"Apa ada lagi yang bisa ku bawa?" tanya Lisa yang malah tidak mendapat respon. Lisa menghela nafas, karma yang diterimanya buruk sekali.
Tongkat panjang yang dia bawa memang tidak berat, namun cukup membuatnya kewalahan. Lisa tidak bisa memandang jalan dengan baik sehingga dia hanya bisa menunduk, berjalan perlahan dengan mengandalkan tumit dan insting kuat miliknya. Karena hanya insting yang dapat dia andalkan, tubuhnya malah membentur sesuatu membuat badannya terpental kebelakang. Lisa pasrah jika dia harus jatuh sehingga menanggung sakit sekaligus malu. Namun dia bersyukur karena kaos yang dipakainya menyangkut dengan sesuatu.
Dan dia langsung menarik kembali rasa syukurnya begitu melihat Jiyong yang memegang kaos bertulisan staff yang dipakainya sekarang.
"Hati-hati. Kau bisa menyakiti kepalamu" gerutu Jiyong sambil melihat meja yang akan membentur kepala Lisa tadi. Matanya kembali bergulir pada gadis angkuh didepannya, mengangkat sebelah alisnya karena Lisa membawa stand microphone yang diatur sangat panjang "Siapa yang membawa stand mic seperti itu? Kau bodoh atau sedang berpura-pura bodoh kali ini? Kau belum pernah melihat stand mic sebelumnya? Asal kau tau, kau bisa mengatur benda ini menjadi pendek sebelum membawanya. Augh, kenapa kau gemar berada didalam masalah sih dan kenapa aku harus selalu membantumu" ujar Jiyong kesal sambil mengambil alih tongkat panjang dipelukan Lisa. Lelaki itu melonggarkan baut disana dan membuat tongkat panjang itu berubah menjadi lebih pendek dari sebelumnya.
"Aku tau. Aku pernah menjadi seorang reporter kalau kau lupa" balas Lisa dengan dengusan kecilnya "Aku memang sengaja tidak membuatnya menjadi pendek karena aku tidak mau mengubah ketinggiannya. Aku tidak tau kira-kira kau biasa mengatur ketinggiannya dan – aish, Lihat! Kau malah mengubahnya sekarang" protes Lisa mengambil dengan kasar tongkat yang dipegang Jiyong sambil mengerucutkan bibirnya. Lisa bisa dimaki selama berjam-jam oleh Ketua Jung kalau pada akhirnya diakhiri seperti ini.
Jiyong justru terdiam karena melihat ekspresi menggemaskan gadis didepannya. Tanpa sadar tangannya menjulur kemudian mencubit sekaligus menarik pipi Lisa yang sedang mengembang dengan gemas "Kau seharusnya tidak perlu mengomel. Jangan bersikap terlalu perfeksionis, atur saja ketinggannya sesuai dengan tinggimu. Aku bisa mengaturnya lagi diatas panggung, untuk itu, kau tak usah khawatir dan bertingkah menggemaskan seperti ini. Itu tidak baik untuk kesehatan jantung dan mataku" ujar Jiyong membuat Lisa menyingkirkan tangan lelaki itu dengan kasar. Lisa tidak bertingkah menggemaskan untuk siapapun, dan dia tidak pernah berniat melakukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Born Hater (JiyongXLisa)
Short Story(Five Chap) Beberapa dari kalian dilahirkan sebagai pembenci. Pria, wanita, tua, muda, didistribusikan di semua lapisan masyarakat. Apa pun yang aku lakukan, mereka merespons dengan kedangkalan bawaannya. Aku tidak tahu apakah ini kejam untuk dikata...