Part 21

7K 304 14
                                    

"Eomma Jiaee~ Appa Yoongi~"

Seojun berlari ke arah Jiae dan Yoongi.

"Seojun-ah~" mereka memeluk Seojun bersama.

"Annyeong Jiae-ssi, Yoongi-ssi,"

Mereka membungkukan tubuh, "Annyeong bibi Lee,"

Kebetulan sekali Yoongi dan Jiae bertemu Seojun dan Bibi Lee atau ibunya Seojun.

Setelah 3 minggu Seojun tinggal di rumah Jiae, mereka mendapat telefon dari penjaga taman saat Yoongi menemukan Seojun.

Bibi Lee awalnya hendak ke minimarket yang tidak terlalu jauh, malangnya ia tertabrak sebuah mobil.
Jiae dan Yoongi tidak terlalu tahu rincian nya, tetapi secara garis besar Bibi Lee tertabrak dan sempat tidak sadarkan diri selama 4 hari, karena keadaannya yang cukup buruk jadi ia memutuskan untuk menjemput Seojun setelah benar-benar pulih, ia tidak ingin membuat Seojun khawatir.

Walaupun hanya anak umur 3 tahun, tapi Seojun memiliki rasa khawatir yang cukup tinggi. Buktinya ketika jari telunjuk Jiae tersayat pisau saat memasak, Seojun langsung memanggil Yoongi yang sedang tidur saat itu.

"Kalian sedang kencan, huh?" tanya Bibi Lee pada Yoongi dengan nada menggoda.

Yoongi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dengan cengiran, "Aniyo.. kami hanya berjalan-jalan sekitar sini saja,"

Bibi Lee tertawa kecil,"Kkk~ Aku bersyukur yang menemukan Seojun saat itu kalian. Kalau orang jahat yang menemukan, aku tidak tahu harus bagaimana," Bibi Lee menghela nafas, "Aku sangat berterima kasih pada kalian,"

"Justru seharusnya aku yang bersyukur dan berterima kasih, karena Seojun aku dan Jiae bisa seperti sekarang," ujar Yoongi dengan senyum seraya memasukan kedua tangannya kedalam kantong celananya.

Jiae masih asyik bermain dengan Seojun, wajar saja karena sudah hampir 8 bulan mereka tidak bertemu sejak Seojun dijemput Bibi Lee.

Bibi Lee melirik jam tangannya, "Ah! Seojun-ah, waktunya pulang,"

"Apa kalian ada acara? Mengapa pulangnya sangat cepat?" tanya Yoongi.

"Akan ada makan malam keluarga besar nanti. Atau kalian mau ikut dengan kami?" Yoongi agak terkejut.

"Ah, tidak usah, Bi. Aku dan Jiae bisa makan malam bersama nanti," tolak Yoongi dengan sopan.

Jiae dan Seojun pun menghampiri mereka,"Kenapa pulang lebih awal, huh?" Jiae mengerucutkan bibirnya.

"Mereka ada acara, Jiae-ah," ucap Yoongi lembut.

Jiae menarik bibirnya, "Baiklah, sampai jumpa Seojun-ah, Bibi Lee,"

"Sampai jumpa, eomma Jiae," Seojun melambaikan tangannya.

"Annyeong," Bibi Lee dan Seojun pun berlalu.

"Sekarang mau kemana?" tanya Yoongi tanpa melihat kearah Jiae.

Jiae menoleh, "Makan malam dirumahku?"

Yoongi tersenyum dan menggandeng tangan Jiae, "Ayo,"
____________

Jiae menutup pintu rumahnya.

"Kalian sudah pulang?"

Seorang wanita paruh baya muncul dari arah dapur masih mengenakan celemeknya.

"Ne, kami sudah pulang, eommonim," ujar Yoongi sopan.

"Ah, pas sekali. Aku baru saja selesai memasak, ayo kalian duduk di meja makan," dengan anggukan, Yoongi dan Jiae segera duduk berdampingan di meja makan.

Di depan mereka sudah tersedia berbagai masakan rumah buatan ibu Jiae. Ia sedang mendapat cuti selama seminggu karena ini adalah waktu libur panjang.

Jiae menaruh beberapa sendok nasi keatas piring ibunya, Yoongi dan untuk dirinya sendiri.

"Tumben sekali kau mengambilkan ku nasi, biasanya kau hanya mengambil untuk dirimu saja," Yoongi menopang pipinya seraya menatap Jiae dengan senyum mengejek.

"Ya sudah kalau tidak mau, aku taruh kembali nasinya," ujar Jiae hendak mengambil piring Yoongi.

Dengan segera Yoongi melindungi piringnya, "Eh, jangan!"

"Makanya makan saja, jangan banyak protes," ujar Jiae menjulurkan lidahnya.

Ibu Jiae yang menyaksikan mereka berdua hanya tertawa. Semenjak ada Yoongi, Bangtan dan Lovelyz, ibu Jiae merasa lebih lega. Karena ketika ia sedang ada tugas ada yang menjaga Jiae dan menemaninya.

Sekarang mereka sudah selesai makan, Jiae dan Yoongi membereskan meja makan dan membawa piring kotor ke dapur untuk dibersihkan.

"Kamu mau apa?" tanya Jiae mengerutkan dahinya melihat Yoongi mengambil spons cuci piring.

"Menurutmu apa?" Yoongi membalas bertanya tanpa melihat Jiae dan mulai mencuci piring-piring kotor.

"Hei, sudah biar aku saja. Lagi pula ini sudah malam, kau tidak pulang?"

"Jadi, kau mengusirku, begitu?"

"Ih bukan.. maksudku ini sudah malam, berbahaya pulang malam-malam Min Yoongi~~"

"Kkk, sudah tidak apa-apa. Lagipula aku seorang namja yang kuat, jadi tenang saja,"

"Huu.. kuat apanya, aku cubit juga kamu akan meringis,"

"Dicubit olehmu terasa dicapit seekor kepiting,"

"YAAK!!!"

Mereka mencuci piring seraya bercanda, bahkan saling memeperkan busa dari spons masing-masing. Ibu Jiae hanya menggeleng-geleng kepalanya melihat betapa kekanak-kanakan mereka berdua.
______________

"Jisoo noona!!" seorang namja melambaikan tangannya seraya menarik koper disebelahnya.

"Jinyoung-ah!!" Jisoo menghampiri namja tersebut.

"Bagaimana kabarmu?" Jisoo membuka percakapan.

"Baik, noona?" namja itu bertanya kembali.

"Sangat baik," Jisoo tersenyum, "Ohya, kau disini hanya untuk berlibur?"

Namja itu menggeleng, "Tidak. Aku akan tinggal disini, lagipula aku ingin bertemu dengan noona itu lagi,"

Jisoo mengerutkan keningnya, "Noona itu? Siapa?"

================================

Annyeong my beloved readers!!!
Ada yang tau Jinyoung siapa? Kita ungkap di chapter berikutnya(?)
Jangan lupa ya buat vote dan comment kalian! Jangan jadi pembaca gelap👻👻
Saranghae~♡♡♡

My Sugar 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang