Gadis pendiam itu bernama Nala Maria Lamoa. Panggil saja Nala. Anak kedua dari pasangan Hendra Soni Lamoa dan Maria Lamoa. Bersaudarakan Soni Mathew Lamoa.
Mereka tinggal di komplek perumahan mewah di salah satu kota ternama Indonesia.Nala kecil tumbuh dengan penuh kasih sayang dari kedua orang tuanya. Sosoknya yang ceria menambah hangat suasana dalam keluarga kecil itu. Tingkahnya yang lucu membuatnya digemari oleh keluarga besar ayah dan ibunya di Jawa. Sampai-sampai nyaris lima kali dalam setahun keluarga ayah dan ibunya meminta agar mereka sering berkunjung ke Jawa, hanya untuk melihat Nala kecil. Atau sebaliknya, mereka yang lebih sering berkunjung ke rumahnya. Mereka sangat antusias terhadap Nala. Namun, siapa sangka hal ini justru membuat Soni kakaknya merasa cemburu. Bagaimana tidak, Nala lebih diidolakan dalam keluarga besarnya. Namun, hal itu tak mengurangi berimbangnya kasih sayang kedua orang tuanya terhadap Nala dan Soni. Meski demikian, hal itu tak senada dengan apa yang ada dalam pikiran Soni. Dia selalu menganggap kasih sayang orang taunya selalu lebih besar tercurah pada Nala. Setiap orang lebih banyak menyayangi Nala daripada dirinya. Semua orang nyaris memberikan perhatian lebih terhadap Nala. Soni beranggapan dia tak ubahnya pelengkap saja dalam keluarga kecil itu. Sungguh dangkal pikirmu, Soni.
Meski Soni selalu menaruh rasa cemburu padanya, Nala kecil tetap dipuja karena keceriaannya, keluguan serta kelucuan tingkahnya. Ini sudah tersurat. Hingga suatu saat Soni kan ingat. Kasih pasti dikasih, sayang pasti terbalas sayang, meski tak diberi.
Nala kecil tumbuh berkembang dengan dipenuhi keceriaan kebahagiaan. Sementara Soni kakaknya semakin tumbuh dengan berbalutkan rasa cemburu berbuahkan benci yang semakin hari semakin mengakar di dalam hatinya, terhadap Nala adiknya.
Kini Nala tak lagi sekecil dulu, ia sudah besar termakan zaman. Usianya 16 tahun sekarang. Nala remaja tumbuh menjadi gadis berparas cantik elok menawan, berkepribadian baik, serta tutur katanya lembut. Tampak sekali ia mendapat didikan yang baik dari kedua orang tuanya. Karena kebaikan perangai serta tutur katanya, itu membuatnya mudah bergaul dengan siapapun. Membuatnya diganderungin banyak kawan di manapun. Bukan hanya itu, Nala muda tumbuh menjadi gadis remaja yang cerdas. Dia menjadi salah satu siswi yang berprestasi, serta menjadi yang terpopular baik di kalangan guru maupun para siswa-siswi di sekolahnya. Nala remaja banyak dikagumi oleh kawan-kawan seangkatannya, diidolakan oleh banyak adik kelasnya, dielukan oleh para guru, pula diganderungin oleh para lawan jenisnya. Tak sedikit dari para siswa yang menaruh perhatian lebih terhadapnya. Jelas saja, Nala remaja kini cantik, santun, lagi berprestasi. Laki-laki mana yang tidak mendambanya. Laki-laki mana yang tidak menaruh hati padanya.
***
Hawa dingin malam mulai mengikis perlahan, awan gelap sudah tak nampak pekat. Cahaya gemintang kian memudar, juga binar rembulan mengumpat entah menyelinap kemana. Sementara angin sejuk mengendus dari celah-celah kecil jendela persegi empat, bermotif garis kotak bercatkan putih bersih. Bertirai biru langit memanjang ke bawah. Dan hangatnya mentari pagi menyelinap mengoyak petang ke dalam kamar luas persegi empat.
Aku terbangun lebih pagi hari ini, lebih dulu dari mentari, yang menyilau kala pagi. Juga suara ayam yang berkokok bersahutan di desa sana.
Separuh waktu tidurku tersita semalam, setengah begadang aku dibuatnya. Malamku terganggu pikiran juga batin yang tak kunjung tenang. Apa yang kupikirkan? Tak jelas. Nampaknya aku hanya didera insomnia, gangguan tidur yang teramat menyiksa.
Sementara mamah Maria tengah bersiap menuju dapur, menemani mbo inah menyiapkan sarapan pagi.
Terlihat bang Soni keluar dari kamarnya menenteng botol kecil pembersih muka (facial wash) serta handuk kuning dibiarkan menempel di pundaknya. Biar ku terka, bisa jadi saluran di kamar mandinya tengah rusak atau krannya macet. Tak biasanya bang Soni mandi di kamar mandi selain di kamarnya, kecuali jika benar kamar mandinya tengah bermasalah saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nala
Teen FictionKetika takdir menuntutku untuk hidup di dunia berbeda. Aku nyaris kalah. Aku mengeluh sepanjang awal mula perjalananku. Aku hanya tak yakin dengan hidup baruku. Yang setiap hari membuat tidur malamku tak pernah nyenyak. Aku menggerutu sebanyak aku b...