"Jangan" salahkan Waktu (2)

266 9 3
                                    

Seperti biasa, semua janjinya hilang saat dia disibukkan dengan segudang kegiatannya dan yang membuatku sakit saat aku mengucapkan kata maaf untuknya. Mengapa juga aku masih sanggup memberi kata maaf itu, padahal aku hanyalah orang yang di abaikan,dan orang yang tak di pedulikan. Aku hanya mampu membenamkan wajahku di bantal dan tak sengaja aku memutar sebuah lagu yang membuatku semakin perih.

Dahulu,kamu yang selalu menjaga
kau selalu ada, tanpa aku harus meminta
dan sampai kini aku tak bisa berada jauh darimu
Dan ku selalu, mengerti akan dirimu

Ku kini berusaha untuk
Menjaga hatimu tapi kau tak mengerti aku
Tak ada lagi, kenangan indah sewaktu dulu
Dan semuanya kini tlah berubah.

Kurang lebih seperti itulah lirik lagu yang ku dengar dari salah satu penyanyi yang tengah naik dauh sekarang.

"Arrrrggghhhh...!!" Aku berteriak sekencang mungkin,ku harap bisa membuang rasa sakit yang rasanya seperti meremas hatiku.

***

Suasana hatiku serasa tak nyaman. Semua pikiranku berpusat pada satu hal, bagaimana cara ku menyikapi kelakuan Ali yang tiap hari semakin tak peduli. Apa yang harus aku lakukan?

"Hehh pril,ngapain lo nglamun?" Suara Raina mengagetkan ku dan membuat apa yang ku pikirkan seketika buyar.

"Ehh engga rain.. ga ada apa apa kok. Cuma males aja." Jawabku singkat.

"Gausah boong deh lo pril. Kita temenan udh lama. Gw kenal sama lo melebihi lo kenal sama gw. Gw tau lo boong tuh kayak gmn.. ada masalah? Crita aja siapa tau bisa legaan gitu pril?" Bujuk raina supaya aku mau berbagi crita dengannya.

"Iya rain,banyak bgt masalah gw.. lo tau Ali kan,orang yg dulu perhatian sma gw,org yang selalu ada buat gw. Sekarang dia jadi sibuk dan mentingin urusannya. Dan yang buat gw makin kesel,dia tiba tiba batalin jalan sama gw cuma karna dia ada urusan mendadak rain.. dan dia ga pernah ngerasa gmn jadi gw,dan gmn perasaan gw. Gw mesti gimanaaa..?!"

"Emmm.. gw juga bingung deh pril denger crita lo. Ga bisa ngasih saran. Tapi nih ya,gimana kalo lo agak ngejauhin dia,kan dia jadi ngerasa ada yang ilang gtu dari dia.. secara selama ini kan lo slalu ada tuh buat dia,skli kali gitu lo ngasih pelajaran buat dia." Raina mencoba memberi saran.

"Hemm.. kayaknya bener juga lo. Selama ini gw emang selalu ada sih buat dia,jadi dia ga ngrasa kehilangan gw. mungkin dia jg harus bljr menghargai orang yang slalu ada buat dia. Thanks ya rain lo udh ngasih saran buat gw" aku memeluk raina sebagai ucapan trimakasih. Tapi tiba tiba ada penggaris yang mendarat mulus tepat di mejaku.

"Pletakkkk.." sepotong penggaris melayang tepat kearahku dan raina.

"Maaf.!! Jika kalian ingin mengobrol,lebih baik di luar dan saya tidak mau ada orang yang mengganggu mata kuliah saya..!!" Pak Mandarko. Guru filsafat yang baru mengajar membentakku dan raina karna kami mengobrol disaat mata kuliahnya.

Pak Mandarko adalah dosen yang terkenal paling killer antara dosen dosen lainnya. Umurna sekitar 50-an namun penampilannya yang masih prima *numpang membuatnya masih tampak muda,karna memang masih sedikit uban yang tumbuh di rambutnya. Dengan perawakan tinggi gempal dan kumis yang tebal membuat penampilan pak Mandarko semakin tampak garang dan tak enak di pandang. Jadi tak heran jika banyak yang tidak mempedulikan mata kuliahnya.

"Maaf pak.." ucapku serentak dengan Raina sambil menunduk malu karna semua mata mengarah kepada kami.

Lengkaplah sudah kisahku hari ini. Kepala pusing memikirkan orang yang belum tentu memikirkan aku,eh malah kena semprot dosen gara gara bahas masalah itu. Akupun pulang dengan kepala yang terasa berat. Mungkin masalah dan tugas tugas lebih baik ku pikirkan besok dengan otak yang fresh.

***

Hari ini bukan hari terbaikku. Namun paling tidak lebih baik dari hari kemarin. Aku masih terus memikirkan perkataan Raina. Aku tidak mungkin bisa menjauhi Ali?
Ehhh tidak,kenapa tidak bisa. Dia yang membuatku harus menjauhinya.. akhirnya aku memutuskan untuk membentang jarak antara aku dengan Ali.semoga apa yang aku lakukan adalah pilihan terbaik.

Aku mengambil buku mungil berwarna biru dan mulai memainkan penaku.

Dear Diary.
12 April 14

Hari ini ku ingin memulai hidup baru.
Semoga ini hal yang terbaik untukku. Ku tak ingin menjauhi dirinya, namun dia yang selalu menjauh dariku.

Aku tak ingin dia meninggalkan ku untuk masa depan yang belum tentu ku rasakan dengannya. Aku hanya ingin hari ini,dimana aku masih bernafas, bersama orang yang ku sayang. Membangun setiap detik waktu dengan cinta dan saling pengertian. Aku ingin mewujudkan mimpi tentang masa depan itu dengannya. Bukan SENDIRIAN.

***

Hoeyy hoeyyy.. next lg nih ceritanya..
Yaa walaupun yg baca masih dikit,tp gapapalah namanya juga baru 😁
Buat yang udh baca dan ngasih vote mksh.. 😊
yaa beginilah cerita ane.. hihi harap maklum.

Tanda kaki

Minniemao_

Bukan Waktu yang SalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang