1.Hopeless

76 22 6
                                    

Matanya berkaca kaca.

Terpaku melihat suasana yang berada tepat di depan kedua matanya.

Hatinya kosong.

Tubuhnya kelu

Sangat lemas seolah separuh tenaganya telah dikuras sekuat tenaga.

Tak lama sang lawan bicara dari seorang yang menjadi pusat perhatian mengangguk malu.

Pipinya merah berseri-seri menampakkan kebahagiaan dan rasa malu.

Sorakan dan tepuk tangan pun ikut mendominasi memeriahkan atmosfer lapangan sekolah saat ini.

"Fe? Are you okay?"Tanya perempuan berambut hitam pekat kepada teman sebangkunya yang tiba-tiba terdiam

"Ofcourse haha. So sweet banget ya gue jadi envy"Jawab Rafeyla menutupi perasaannya dengan tertawa palsu.

"Iyaa weh gimana engga. They were match made in heaven. Cocok banget"Ujar Adera antusias.

Air matanya tak bisa terbendung kembali. Tanpa memperdulikan ucapan teman sekelasnya. Rafeyla Kanisa pergi lebih dulu meninggalkan tempat tersebut.

Ia berlari tak tahu harus kemana. Berharap semua ini hanyalah mimpi belaka yang tak nyata dan masih dapat memberinya sedikit harapan.

Harapan kecil yang ia nanti sejak dulu.

Langkahnya terhenti di taman belakang sekolah.

Ia menjatuhkan tubuhnya direrumputan taman itu. Memeluk lututnya dan menyembunyikan wajahnya dilutut kakinya.

Melepaskan semua air mata dan kesedihan yang ia pendam sedari tadi.

Harapannya pupus.

Hatinya mati.

Ia benar-benar ingin mati. Pergi meninggalkan semua ini. Membuang semua topeng yang sudah lelah ia pakai berulang kali.

Pikirannya tertuju pada seseorang.

Rafael Devino namanya.

Seorang laki-laki dengan paras tampan dan tinggi yang sudah berhasil mencuri hatinya sejak pertama kali menginjak sekolah ini.

Namun apa daya, ia hanya pemeran figuran ditengah romantisisme Protagonis dan Lawan Mainnya.

Dimatanya ia bukan siapa-siapa.

Hanya seorang pengagum rahasia yang sampai kapanpun tak bisa ia ungkapkan perasaannya.

--------------

Leave vomment and comment yap.

Love

The writers.

OverlookedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang