3.Problem

46 2 0
                                    

Author Pov.

"Permisi" Rafeyla mengetuk pintu ruang Guru lalu segera membuka dan melangkah masuk.

Matanya mencari cari sosok Bu Fera yang telah membuatnya datang kemari membawa 2 buku yang sedari tadi ia genggam.

Setelah menemukan sosok Bu Fera yang telah duduk di bangkunya sambil berbincang dengan seorang murid, Rafeyla melangkah mendekati BuFera.

"Maaf bu ini Buku saya sama Buku Absen kelas X-1" Rafeyla mulai membuka suara sambil menyodorkan dua bukunya.

"Oh. Iya terimakasih" Bu Fera tersentak dari perbincangan seriusnya dan segera mengambil dua buku tersebut dari tangan Rafeyla.

"Iya bu. Saya permisi" Rafeyla membalikkan tubuhnya membelakangi meja Bu Fera

"Tunggu." Ujar Bu Fera sebelum Rafeyla mengangkat kakinya dari mejanya."Kamu bisa antar anak ini ke kelas X-2? Dia murid baru disekolah ini. Kebetulan Kepala sekolah kita,Pak Herman tidak hadir dan kebetulan pula saya ada urusan. Jadi saya tidak bisa mengantar murid ini ke kelasnya" Jelas Bu Fera sambil tersenyum.

"I-Iya bu" Rafeyla mengangguk pasrah. Mau tidak mau ia harus mengantar murid baru ini ke kelas barunya. Untung saja kelas X-2 tidak jauh dari kelasnya. Kalau tidak? Mungkin Rafeyla sudah menolak mentah mentah atau Mungkin saja tidak karena kalau Bu Fera selaku Guru Matematikanya sekaligus Wakil Kepala Sekolahnya marah mungkin hidupnya akan hancur seketika.

"Terima kasih." Bu Fera tersenyum lagi Lalu kembali duduk.

Rafeyla pun berdiri melangkah menuju kelas X-2 sekaligus kelasnya X-1 begitupun dengan murid baru merepotkan itu.

Rafeyla bertanya tanya dalam hati.

Bagaimana bisa murid ini baru datang pukul 13.00?

Dimana mana biasanya murid baru akan datang lebih awal dan bahkan sangat awal sebelum murid lama datang. Saking bersemangatnya,mungkin.

Dan ini? Ia datang pukul 13.00 dimana 2 jam lagi bel pulang akan segera dibunyikan.

Sungguh aneh.

"Heh! Jangan melamun! Nanti kesambet" Ujar Murid baru tersebut menghempaskan semua lamunan pertanyaan Rafeyla.

Rafeyla hanya berdehem pelan. Pandangannya tetap terfokus kedepan tanpa memperdulikan ucapan atau ocehan murid baru tersebut.

"Tuh kelas lo. Tinggal masuk aja"Tukas Rafeyla sambil menunjuk sebuah ruangan kelas bercat Putih dominan Abu abu dengan papan 'X-2'

"Iya lah masuk. Yakali keluar" Ucap Anak baru tersebut sambil tertawa kecil

"Terserah lo" Rafeyla langsung melangkah cepat menuju kelasnya .

------------------

gadis itu terdiam menulis binder dengan tenangnya. Entah bagaimana ia bisa menulis setenang itu sampai membuat semua yang ada disekelilingnya terasa kosong padahal saat ini suasana terdengar ramai yang pastinya dengan obrolan para murid wanita yang selalu berulang ulang pada topik 'hot news cogan of the day' .

Apalagi dengan kedatangan murid baru yang terbilang cukup tampan dan dapat menyaingi Rafael jika ia sedikit tersorot dalam suatu kegiatan.

Dan itu akan semakin membuat para kaum hawa yang tadinya menggemari Rafael dengan mudahnya berpindah kepada Murid baru tersebut.

Tapi apa daya dengan seorang Rafeyla yang tak peduli akan itu?

Jika semua penggemar Rafael berpindah ketertarikan itu bukan sesuatu yang membuat tekad Rafeyla goyah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 25, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OverlookedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang