Prologue

10 0 1
                                    

Jam di night-stand Kalula menunjukkan baru pukul 02.25, namun getaran dari iPhone 6 di atas meja itu sudah membangunkannya. Nama Haikal, sahabatnya, tertera jelas disana.

"Ya Kal?" Sapanya. Ya sebenarnya Kalula ngantuk setengah mati tapi ya Haikal adalah Haikal, teman dari kecilnya.

"La, gue berantem lagi sama Nina" Lula yang mendengar kata berantem dan Nina langsung terjaga.

"Ya ampun Kal! Ini udah yang ketiga kali kalian berantem bulan ini loh. Gak bosen apa gitu" keluh Kalula yang memang sudah beberapa minggu belakangan ini kedapatan telefon dari Haikal dengan kalimat yang memuat kata Nina dan berantem. Huuuuah.

"Ya salah siapa dong dia begitu. Gue kan udah baik-baikin dia, ngelunjak malah anaknya sekarang"

"Nih ya Kal, gue udah sampe berbusa ingetin kalian dan nasehatin kalian"

"Tauah, gue capek banget sama dia" Kalau sudah seperti ini Kalula akan mengeluarkan jurusnya dalam hitungan mundur..

5

4

3

2

1

"Ya udah lah, kalian putus aja!"

BOOM! Jurusnya keluar. Tapi nampaknya Haikal sudah kebal telinganya, mengingat ini sudah yang ke berjuta kali Kalula mengatakannya. Lalu Haikal akan menjawab dengan...

"Maaf ya La, gue ganggu elo terus. Pasti elo lagi capek banget, malah gue ngerepotin telfon pagi buta kayak gini. Balik lagi istirahat aja La. Makasih udah selalu ada buat gue Kalula, sleep-"

Dan sebelum Haikal bisa menyelsaikan kalimatnya, yang akan terdengar adalah dengkuran halus Kalula di sebrang dan gumaman Haikal...

"muchas gracias, querida" dengan accent Spanish yang kental.

Terus begitu. Sebuah permainan hati yang dimainkan secara profesional oleh Kalula, dengan Haikal sebagai targetnya. Target hatinya. Harus berhati-hati memainkannya, agar tidak terjadi kesalahan yang berakibat mengorbankan perjuangan memainkannya selama 9 tahun.

The Heartbreak SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang